Prolog

656 55 1
                                    

Balwanadanawa, 2019.

"Ta?" panggil Derish ketika ia memasuki kamar Tatjana yang ada di Payon Omah Dhami, yang selama ini menjadi tempat tinggal Tatjana selama berada di Kadhaton Balwanadanawa.

Ia tidak lagi mempedulikan tentang semua peraturan yang menyatakan kalau dirinya tidak bisa masuk ke dalam kamar wanita yang sudah resmi menjadi tunangannya.

"Ta? Kamu mau ke mana?" tanya Derish ketika melihat Tatjana yang sedaya upaya membereskan barang-barangnya, meskipun ia masih terlihat sangat lemah.

"Jangan bicara denganku, seolah kamu mengenali aku," kata Tatjana sambil memasukkan semua barangnya ke dalam koper.

Ini adalah hari ketiga dimana Tatjana sudah sadar. Ia masih dalam tahap berusaha untuk mengenali dirinya sendir, namun ia justru mendengar pembicaraan tentang pernikahannya dan Derish.

Ia tidak tahu siapa Derish, meskipun semua orang mengatakan kalau sebelumnya, mereka saling mencintai. Namun, ia tidak mengingat apapun. Semuanya terasa begitu asing.

"Ruby?" panggil Nataline yang baru saja riba di Balwanadanawa dua hari lalu.

"Ma?" panggil Tatjana. Wanita di hadapannya ini memperkenalkan diri sebagai ibunya, dan Tatjana mempercayai hal itu. Siapapun akan percaya karena ia memiliki wajah yang sangat mirip dengan wanita itu. "Ma, ayo kita pulang."

"Tapi, sayang.."

"Mama juga mengetahui tentang pernikahan konyol antara aku dan pria asing ini, Ma?" tanya Tatjana dan Nataline hanya diam. "Kalau Mama enggak tahu dan enggak mendukung pernikahan ini, Mama pasti mau pulang bersama dengan aku."

Nataline masih diam, dan menatap Derish untuk sesaat lalu ia membantu Tatjana untuk memasukkan barang-barang mereka ke dalam koper.

"Tidak ada yang bisa keluar dari Kadhaton ini. Terutama kamu Ta," kata Derish dengan sangat mendominasi dan mengeluarkan aura sebagai seorang raja.

"Aku sama sekali enggak akan tunduk dengan apapun ucapan kamu," jawab Tatjana. "Ma, ayo kita keluar dari tempat aneh ini."

"Ta.."

"Don't Ta me," kata Tatjana yang kini terlihat sangat marah. "Kita tidak saling mengenal dan akan benar-benar menjadi orang asing setelah aku keluar dari sini."

"...."

Tatjana menahan dirinya yang mulai merasa mual karena dirinya sudah terlalu lama berdiri. Dirinya belum pulih dan masih sangat sakit.

"Kita tidak akan pernah bertemu lagi," kata Tatjana sebelum dirinya benar-benar meninggalkan tempat itu.

The Perfect Stars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang