EPILOG

531 36 5
                                        

"Dalem pikir, Paman Aghiya adalah yang paling hebat bermain pedang. Ternyata Bapak adalah yang lebih hebat," kata sang pangeran kepada ayahnya, ketika ia selesai menonton ayahnya berlatih pedang.

Derish yang sudah meletakkan pedang ke tempatnya pun berjongkok dan menatap wajah putranya yang sangat mirip dengan dirinya di masa kecil itu. "Maafkan Bapak karena tidak sering memperlihatkan keahlian Bapak karena sangat sibuk bekerja, Putraku."

Sang pangeran yang baru berusia lima tahun, namun sudah sangat pintar pun menjawab, "Kata Paman, Bapak melakukan pekerjaan yang sangat hebat. Tidak apa-apa, Bapak. Dalem tidak marah."

Derish tertawa dan memeluk putranya. "suatu hari, kamu akan menjadi sangat hebat seperti Bapak. Kamu akan meneruskan pekerjaan Bapak."

"Dalem juga akan sangat hebat? Seperti Bapak?"

"Bahkan, lebih hebat dari Bapak."

Wajah sang pangeran terlihat berbinar dan ia menatap ibunya. "Ibu dengar itu? Dalem akan menjadi lebih hebat dari Bapak!"

Tatjana yang sedang mengandung anak kedua mereka menganggukkan kepalanya. "Ibu juga yakin dengan apa yang dikatakan Bapakmu."

"Kalau begitu, Bapak harus melihat dalem menjadi seperti Bapak!" kata sang pangeran dengan sangat antusias.

Mendengar ucapan itu, Tatjana dan Derish saling pandang. Keinginan putra mereka sepertinya tidak akan bisa terwujud, karena ketika putra mereka menjadi raja, artinya saat itu Derish sudah menghembuskan napas terakhirnya.

"Tentu saja. Dimanapun Bapak berada ketika kamu menjadi seorang raja, Bapak akan melihatmu dengan sangat bangga," jawab Derish.

Kemudian, ayah dan anak itu kembali bercerita tentang banyak hal.

Sudah banyak hal yang terjadi di kedhaton selama lima tahun terakhir. Nariah sudah menikah dan memiliki bayinya sendiri, sementara Aghiya sudah menyelesaikan banyak titah dari Derish, namun tetap selalu ada untuk sang pangeran mahkota.

Dan kini, Tatjana sudah kembali mengandung seorang bayi yang menurut ucapan tabib adalah seorang bayi perempuan.

Tatjana merasa bahagia. Ia sangat beruntung karena memiliki Derish. Derish membuatnya tidak merasa terkekang di balik dinding istana ini.

Ditatapnya langit sore yang mulai berwarna jingga dan ia merasakan semilir angin menerpa wajahnya. Semilir angin yang menyambutnya sejak pertama kali dirinya menginjakkan kaki di Balwanadanawa.

Ia ingat waktu itu. Bertahun-tahun yang lalu, ketika dirinya masih menganggap Derish sebagai seorang pangeran cupu dan menganggap kedhaton ini sebagai kedhaton kecil.

Waktu itu, ia masih sangat muda dan semilir angin itu tetap ia ingat. Semilir angin itu menemaninya mengalami perubahan hingga dirinya bisa menjadi seperti sekarang.

"Kamu.. bisa kembali ke tempatmu," kata Tatjana pada hembusan angin itu.

Entah mengapa, sekarang ia tahu siapa yang berubah menjadi angin dan melindungi kedhaton ini. Ya, angin itu selalu melindungi kedhaton.

"Aku tahu itu kamu, Manika," kata Tatjana setelah ia merasakan hembusan itu lagi. "Terima kasih karena sudah menemaniku dan juga sudah menyelamatkanku."

"...."

"Aku sudah bisa mengurus semuanya di sini dan kamu bisa kembali. Kamu harus hidup di sana lagi. Ayah dan Wening sangat merindukan kamu," kata Tatjana lagi.

Perlahan, hembusan angin itu pergi dan Tatjana tahu kalau Manika juga telah kembali ke tempatnya. Ada perasaan lega ketika dirinya melepas kepergian Manika.

Mereka sudah kembali ke tempat masing-masing sekarang.

Tugas Tatjana sebagai permaisuri di kedhaton ini mungkin tidak akan pernah berakhir dan akan terus terjadi.

Akan tetapi, ia sama sekali tidak merasa lelah. Ia justru menjalaninya dengan sepenuh hati. Ia akan menjalankan tugas dan melayani rakyat Balwanadanawa, juga membesarkan pangeran dan anak-anak mereka kelak.

Ketika generasi baru akan mengambil alih dan mereka sudah tidak lagi sekuat sekarang untuk melakukan tugas kerajaan, pada saat itu, ia akan berdoa supaya dirinya dan Derish akan menutup mata bersama-sama, dengan kedamaian sambil berpegangan tangan.

Hingga saat itu tiba, ia akan terus menemani Derish mengarungi semua perjalanan ini.

-SELESAI-

Author's notes:

Akhirnyaaaaaaaaa kita benar-benar selesai dengan kisah Tatjana-Derish. Terima kasih teman-teman sudah membaca sampai akhir dan sudah sudi untuk menunggu update di setiap BAB nya.

Gimana perasaan kalian guys?

A) Yeay akhirnya habis juga!

B) Yaaah abis 💔

Hm.. kalau author.. Author merasa kalau ini adalah akhir terbaik untuk Tatjana dan Derish.

Tentu merasa sedikit sedih karena author (dan kita semua) sudah bersama dengan mereka selama bertahun-tahun. Tapi, kita harus mengakhiri kisah ini, supaya karakter Derish dan Tatjana bisa beristirahat dengan bahagia!

Akhir kata, semoga kita semua selalu sehat dan bisa mengukir kisah kita sendiri dengan indah!

Sampai jumpa di cerita lainnya ya!

나는 가야 해. 곧 또 만나요!
Author🌹

The Perfect Stars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang