BAB 41

346 33 3
                                        

Tatjana memakan kue jahe dan juga meminum teh yang disiapkan oleh Wahyuni, meskipun ia cukup terkejut ketika bukan Wahyuni yang mengantarkan makanan ini, namun, ia merasa sangat gembira karena dirinya bisa merasakan kue jahe lagi.

Tentu saja, sekarang dirinya masih memandangi wajah Derish yang ada di layar iPad nya. Kini, perasaannya tidak begitu sedih lagi. Ia mulai terhibur dengan pembicaraan antara Derish dan pembawa acara. Ia bahkan tertawa ketika Derish mengatakan kata-kata yang lucu.

Pria itu memang sangat lucu.

"Kamu memakan apa?" tanya Emmett sambil mengambil satu kue jahe dari piring. "Apa ini?"

Tatjana menatap kakaknya dan kembali tertawa ketika melihat raut bingung ketika melihat kue jahe itu. Tentu saja Emmett tidak tahu tentang kue jahe, karena kue ini tidak diperjualbelikan dan hanya diperuntukkan bagi keluarga kedhaton Balwanadanawa.

Lagipula, Emmett menghabiskan separuh umurnya di Amerika. Pria itu tidak akan mengetahui makanan tradisional.

"Itu kue jahe," jawab Tatjana yang diselingi tawa.

Emmett mengalihkan perhatiannya pada wajah Tatjana yang bahagia. Kemudian, ia menatap layar iPad Tatjana untuk mendapatkan jawaban. "Akua akan keluar jika kamu ingin memiliki waktu sendiri."

"Kamu bisa duduk dengan aku," jawab Tatjana. "makan kuenya."

Dengan patuh, Emmett memakan kue itu dan pada detik pertama, pria itu membulatkan mata dan Tatjana bisa melihat binar kebahagiaan di wajahnya. "kenapa aku baru tahu ada kue seenak ini?"

"Benar kan! Kue ini sangat enak!" jawab Tatjana yang merasa puluhan kali lebih bahagia. "Sayangnya, enggak ada yang menjual kue ini."

Emmett diam karena ia memgambil kue lainnya dari piring Tatjana. "Kamu bisa menikmati makanan enak ini di istana?"

"Ya."

Emmett tersenyum senang dan Tatjana bisa melihat raut bahagia Emmett. Lalu, pria itu kembali menatap layar iPad. "Merindukan Derish?"

"Ya."

Dua jawaban yang sama dari Tatjana namun memiliki nada yang berbeda. 'Ya' yang pertama begitu antusiasnya, sementara 'Ya' yang kedua jauh lebih lesu.

"Malam ini, aku mengundang Derish untuk makan malam di sini. Saudara-saudara lain pasti akan marah-terutama Emmett-tapi aku tidak peduli. Tidak ada juga yang akan pulang karena Mama memiliki operasi di tengah malam dan Papa belum pulang dari Shanghai. Hanya ada aku, kamu dan para asisten rumah tangga. Mereka tidak akan membocorkan rahasia ini," jelas Emmett sambil memakan kue jahe.

Untuk beberapa waktu, ia tidak memperhatikan Tatjana karena terlalu sibuk dengan makanannya. Namun, ketika ia mendongak untuk melihat Tatjana, ia melihat adiknya yang sudah berlinang air mata.

"Kamu marah?" tanya Emmett khawatir sambil membenarkan posisi duduknya.

Tatjana menggelengkan kepalanya.

"Tidak ingin bertemu Derish?"

Lebih cepat, Tatjana kembali menggelengkan kepalanya. "Aku enggak menyangka kalau kamu.. kamu mengundang Derish untuk datang ke sini.."

Emmett tersenyum. "Aku tahu apa yang kamu inginkan."

"Apa pria bodoh itu mau ke sini?"

"Dia menyetujuinya dengan cepat, bahkan sebelum aku menyelesaikan kata-kataku," jawab Emmett. "Dengar, Ruby. Aku tahu kalau kamu adalah wanita keras kepala, seperti baru Ruby. Tapi kamu harus mendengarkan appaun penjelasannya dan ketika saatnya, kamu juga harus menjelaskan pada sisimu. Kalian harus bicara dengan baik, dengan tujuan ingin bersama lagi. Mengerti?"

The Perfect Stars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang