Bau obat-obatan menyeruak masuk ke dalam organ pernafasan seorang gadis yang baru saja mendapatkan penanganan medis di bagian perutnya yang sedikit sobek.
Perlahan ia menggeliat dan menatap ke sekelilingnya yang tidak ada siapapun.
Ia juga menyipitkan matanya kala sinar matahari menyinari jendela ruangannya.
Gadis itu berusaha mengingat apa yang terjadi pada dirinya.
"Cici" Lirihnya
Tanpa babibu ia bangun dari posisi baringnya namun entah kenapa perutnya masih terasa sangat sakit
"Awwshh akhh" Tubuhnya pun kembali lurus diatas brankar
Tak lama kemudian ada yang masuk ke dalam ruangannya.
"Njel lo udah sadar. Bentar gua panggil dokter dulu"
Namun atensinya teralihkan kala Angel yang disebutkan tadi mengeluarkan suaranya
"Gausa Fre" Ucap Angel sambil memaksakan dirinya untuk duduk
"Eh eh lo ngapain, jangan banyak gerak dulu weh jaitan lo masih basah" Balas Freon panik dengan mendekati Angel
Angel menggeleng lemah "Ga, gua gapapa.. Lo bisa bantuin gua buat ke ci Shani?"
"Njel bukannya gua gamau tapi kondisi lo masih-"
"Oke lo gabisa, biar gua sendiri aja kesananya" Angel mulai menurunkan kakinya meskipun harus menahan sakit yang sangat perih di bagian kiri perutnya
"Ck, iya gua bantuin tapi lo pake kursi roda" Ia pun mengambil kursi roda yang memang ada di pojok ruangan itu dan membantu Angel duduk disana
Saat mereka memasuki ruangan Shani, kedua mata gadis yang ada di kursi roda tersebut langsung berkaca-kaca.
"Lebih deket lagi Fre" Pinta Angel agar Freon mendorong kursi rodanya lebih mendekat ke brankar Shani
Shani masih belum tersadar dan setia memejamkan matanya.
Di pelipis kanannya pun sudah menempel kapas putih serta plester yang menutupi lukanya.
Angel berdiri untuk duduk disamping Shani. Freon yang ingin membantunya ditolak secara halus.
Lalu Angel menggenggam salah satu tangan Shani dan menciumnya lembut.
"Cici bangun, Angel kangen cici" Ucapnya lirih sambil menempelkan punggung tangan Shani ke pipinya
Ia menunduk menumpahkan air matanya. Baru kali ini Angel menangis dihadapan orang yang bukan keluarganya.
Freon mengusap pelan bahu Angel seolah memberi ketenangan untuknya.
Lalu tangan yang berada di pipi Angel menggerakkan jari lentiknya untuk mengusap pelan pipi Angel.
Lantas Angel mengangkat wajahnya dan menatap wanita dihadapannya yang sudah membuka mata.
"Jangan nangis" Ucap Shani seraya tersenyum
"Cici.." Seakan lupa dengan luka di perutnya ia langsung merendahkan badannya untuk memeluk Shani
"AAKH awshh ssshh" Ringisnya tak tertahan
Shani pun panik dan menatapnya cemas "Astaga, sakit banget yaa. Cici panggilin dokter dulu yaa"
Tapi Angel langsung melarangnya "No, gausa ci aku gapapa ko sshh"
Akhirnya Shani mengurungkan niatnya dan mengusap air mata Angel
"Ko nangis sih, hm? Cici gapapa lho, jangan banyak gerak dulu ya dede biar ga sakit perutnya"