Empat Puluh Satu : Butuh Solusi

1K 120 4
                                    

"Apa janji itu maksudnya?" Angel meremas rambutnya sesaat

"Maafin gue Chik! Gue ingkar janji, hiks.." Angel menangis ketika kenangannya bersama Chiko berputar pada otaknya bagaikan kaset rusak.

Janji itu menggema ditelinganya.

"Untuk apa aku menerima orang baru jika aku sudah menemukan seseorang yang pas. Seseorang yang suda membuat aku merasakan segalanya"

"Ya, Chiko! Bagi aku, kamu itu udah lebih dari cukup. Lagi pula setiap orang ngga ada yang sempurna. So, jika nanti aku jumpa seseorang yang memberi lebih, pasti itu hanya kamu"

"Gue... Gue sayang sama lo! Gue juga masih cinta"

"NGGAK!" Angel menggeleng kuat, dia berusaha menepis rasa itu. "Gue sekarang cuma punya rasa benci sama lo!"

"Lo ninggalin gue, hiks.. Lo juga ingkar janji!"

"Lo bilang lo ga akan ninggalin gue, tapi buktinya lo pergi dan nggak pernah kembali"

Menghapus air matanya kasar. Angel bangkit dari posisinya. Kemudian ia membereskan barang-barang yang berhubungan dengan Chiko masuk kembali ke dalam peti.

Menutup peti kasar, Angel meletakkan kembali benda itu dalam lemarinya.

BRAK!

Angel menutup kuat pintu lemarinya hingga berbunyi nyaring.

"Sorry, lo duluan yang mengkhianati janji itu. Maka, jangan salahin gue juga ikut mengkhianati janji itu!"

Setelah mengatakan itu, Angel bergegas mengganti pakaiannya pergi menuju suatu tempat. Ia butuh ketenangan. Dan ia rindu seseorang.

°°°°

Disebuah apartemen ada dua orang cowok sedang membicarakan hal yang serius. Salah satu dari mereka memakai seragam SMA. Singkatnya, seragam Cakrabuana.

"Gue rasa dia sudah mulai bertindak"

"Maybe, melihat dia sudah menemukan keberadaannya" Cowo berseragam Cakrabuana itu menanggapi ucapan sahabatnya sebelum ia menyesap rokok ditangannya.

Fyuuhh

Cowok itu menghembuskan asap rokoknya membentuk sebuah lingkaran. Terlalu santai, hingga tak sadar ketika sahabatnya berbalik badan dan berjalan mendekat padanya.

"Gue gasuka asap rokok. Lo tau itu!" Ucapnya tegas

"Yaelah lelaki sejati itu merokok! Lo kapan-kapan harus nyoba deh"

"Merokok bukan ciri-ciri lelaki sejati! Lelaki sejati adalah lelaki yang rela berkorban demi gadisnya"

"Chiko.... Lelaki sejati itu yang mengikhlaskan cintanya demi kebahagiaan gadisnya"

Tatapan cowok dengan nama Chiko itu menajam. "Maksud lo?"

Menghisap kembali rokoknya, cowok itu masih bungkam belum menanggapi pertanyaan sahabatnya.

"Arkan!" Chiko merampas rokok yang dihisap Arkan kelantai. Sendalnya ia gunakan untuk mematikan api rokok itu.

"Dih, rugi gue! Masih panjang itu!"

"Apa maksud perkataan lo barusan?"

"Yang mana? Yang masih panjang?"

Chiko memejamkan matanya untuk menahan emosi. Berbicara dengan Arkan yang terlalu banyak bercanda memang harus butuh ekstra kesabaran.

"Gue serius" Pelan tapi mengandung makna mengintimidasi yang tegas

Arkan bungkam. Seketika ia langsung mengganti ekspresi konyolnya menjadi serius.

Angel's Rebelians [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang