Angel keluar dari ruangan rawat Zee setelah diberi obat bius oleh dokter agar cowo itu tenang. Sedari tadi Zee terus menjerit meracaukan nama Sisy, adiknya yang telah meninggal. Melangkahkan kaki lunglai Angel berjalan mendekati anak Dexter dan Indah juga Ashel.
Freon bangkit lebih dulu dar duduknya mendekati Angel. Melihat itu semuanya juga ikut bangkit lalu menatap Angel yang tertunduk.
"Cantik, kepalanya diangkat" Pinta Freon lembut mengusap bahu Angel. Perlahan Angel mendongak menatap Freon, pandangan mereka bertemu dan saat itu Angel kembali menjatuhkan air matanya.
Angel lelah, ia terlalu banyak menangis akhir-akhir ini. Kemudian dipeluknya Freon dengan begitu erat dan terisak mengeluarkan rasa sesak di dadanya.
"Cape, Fre!"
"I know. But you are strong baby. Dan disini ada aku yang selalu siap menemani" Freon mengusap punggung Angel dengan kasih sayang..
"Sebenarnya Zee kenapa?" Tanya Indah
Angel perlahan melepas pelukannya, lalu ia tatap anak Dexter, Indah dan juga Ashel. Kemudian dia menghela nafas pelan.
"Zeelan punya trauma akan meninggalnya Sisy dua tahun yang lalu. Sisy itu adiknya Zee asal kalian tau. Dan tentang trauma, Zee merasa bersalah banget karna waktu itu nggak sengaja ngedorong Sisy dari lantai dua hingga akhirnya Sisy meninggal. Sejak itu orang tua Zee mengacuhkan Zee dan mengucilkan dia. Semua keluarganya menyalahkan Zee, tidak ada yang bisa mengerti dirinya. Oleh karena itu, rasa bersalah semakin menakuti dirinya sendiri." Angel mulai menceritakan tentang Zee.
"Setahun gue berjuang bantu Zee bangkit dari itu semua, melupakan segalanya dengan berbagai cara gue lakukan agar Zee sembuh. Memang sedikit sulit, mulai dari pengobatan alternatif dan psikoterapi juga gue lakukan, hingga akhirnya gue berhasil bawa Zee keluar dari masa kelam itu. Dan alasan Zee jadi ketua OSIS di sekolah kita, itu juga karna permintaan gue. Karena gue pikir dengan dia menjadi ketua OSIS, otomatis dia bakal sibuk dan nggak punya waktu lagi buat memikirkan hal-hal yang nggak penting selain OSIS."
"Usaha gue membuahkan hasil, Zee sembuh dari traumanya. Hingga sekarang trauma itu kembali kambuh. Dan itu artinya, perjuangan gue waktu itu sia-sia" Dan sekarang gue tau, apa maksud dari fisik atau mental. Lanjut Angel dalam hati.
.
."Lakukan sesuai yang gue minta"
"Nggak! Sialan ya lo, mau lo apasih? Nggak nyangka gue lo setega ini sama anak-anak"
"Hahhahaha, gue cuma mau balas dendam. Lo tinggal lakukan apa yang gue minta, dan dia akan selamat. Jika tidak, ucapkan good bye padanya"
"Anjing lo, psikopat!!!"
~○~
Tiga hari berlalu sejak kejadian dimana trauma Zee kembali diungkit. Sekarang Angel sudah berada dirumah sakit untuk menjenguk Zee. Kabar baiknya, Zee sudah tidak meracau lagi seperti dua hari yang lalu. Tapi kabar buruknya, cowo itu terlihat sangat lemas, wajahnya pucat, dan mulai kurus.
Angel berdiri diantara penghubung pintu dengan menatap prihatin pada Zee. Melangkah mendekat, Angel dapat lihat tatapan Zee yang kosong.
Angel memejamkan matanya kuat, sesak didadanya melihat keadaan Zee yang begini. Menghela nafas berat, Angel elus bahu Zee.
"Zee, lo belum makan ya? Gue suapin mau?" Tanya Angel yang melihat makanan diatas nakas belum disentuh sama sekali.
Zee hanya diam. Tidak menggeleng maupun mengangguk.
Angel kembali menghela nafas, lalu ia ambil mangkuk yang berisi bubur dan duduk didekat Zee.
"Ayo makan, nanti lo sakit " Angel mulai mengarahkan satu sendok bubur pada mulut Zee berharap cowo itu dapat membuka bibirnya
![](https://img.wattpad.com/cover/365934296-288-k639967.jpg)