"Jelasin ke kita apa maksud perkataan lo tadi"
Sebelum menjawab, Chiko memperbaiki kerah bajunya yang berantakan akibat ulah Aran. Menatap anak inti Dexter dingin, ia mengangguk.
"Gue nggak tau pasti apa masalah opa gue sama keluarga Angel. Yang gue tau, opa punya dendam masalalu sehingga membuat ia melakukan ini semua" Freon dkk menatap kaget Chiko yang berbicara.
"Perginya gue meninggalkan Angel tanpa alasan, itu semua seolah-olah hanya untuk menjauhkan Angel dari bahaya. Tapi gue hanya bisa menahan opa selama tiga tahun. Dan sekarang gue kembali untuk melindungi Angel" Chiko menghela nafas kasar.
Dexter menyimak
"Tiga tahun yang lalu, gue nggak sengaja dengar opa ngomong sama seseorang di telfon. Dia merencanakan kematian ci Shani, kaka Angel. Target utamanya adalah ci Shani."
"Setelah gue sadar, tanpa pikir panjang gue langsung menjauh dari Angel. Gue nggak mau Angel juga ikut terlibat akan dendam opa gue. Karena gue tau, ci Shani adalah kakanya Angel."
"Tiga tahun gue berhasil ngejauhi Angel dari opa dengan pindah ke London. Semuanya baik-baik aja, gue pikir opa juga udah lupa akan dendamnya untuk melukai ci Shani. Ternyata dugaan gue salah. Opa sengaja mengundur waktu. Terlebih lagi ci Shani yang dibawa pergi ke Kanada"
"Semuanya semakin kacau saat mata-mata opa menginfokan ci Shani balik ke Indo buat ketemu seseorang. Setelah dicari tau, ternyata ci Shani menemui Angel. Bukan hanya keluarga Blair punya seorang putri remaja yang opa ketahui, gue yang punya hubungan dengan Angel juga opa ketahui"
"Lo tau gimana murkanya opa gue saat tau cucunya sendiri berusaha merahasiakan itu semua? Gue digebukin, gue dipukul, gue dihajar layaknya penjahat. Padahal gue cuma berusaha melindungi orang yang gue sayang. Orang yang gue cinta" Chiko tertawa kosong saat mengingat semuanya
"Dan dari sana, rencananya dimulai"
Tatapan yang tadi penuh dengan amarah berubah menjadi tatapan iba. Tak ada lagi ketegangan diruangan ini. Yang ada adalah rasa kasian kepada Chiko.
Trian menepuk bahu Chiko beberapa kali seolah memberi semangat. Menoleh menatap Trian, Chiko mengangguk lemah.
Freon membuang nafas pelan dan menatap Chiko tenang. "Apa lo nggak usaha nyari tau dendam apa yang opa lo maksud?" Tanyanya.
Chiko mengangguk. "Gue nyari tau dan gue cuma jumpa ini" Chiko merogoh saku celananya mengambil sebuah foto disana. Lalu ia berikan pada Freon
"Gue nggak tau benar apa nggak. Dugaan gue kenapa lo juga ikut kena teror, mungkin ada hubungannya sama foto ini" Ucapnya pada Freon
"Jadi selama ini lo diam-diam mata-matai kita?" Celetuk Lucas yang diangguki Chiko
"Tenang, imbas kok. Kita juga mata-matai lo" Kekeh Lucas dengan polosnya sehingga mendapat tatapan tajam dari Trian.
"Ini bokap gue" Kata Freon Setelah menatap foto itu cukup lama.
Aran mendekat pada Freon dan dia ambil foto itu. "Ini Om Arsen dan Tante Ve. Orang tua Angel" Aran mengenali yang difoto.
"Dan disana ada opa gue" Chiko menunjuk foto kakeknya.
Sekarang Trian mengangguk paham. "Bisa disimpulkan, opa Chiko punya dendam dengan bokap lo berdua. Tapi yang menjadi incaran balas dendamnya adalah anaknya"
°°°°°°
Disebuah ruangan bawah tanah
"Bos, Freon anaknya Frean ternyata seorang ketua geng dari geng Dexter" Seorang pria bertato melapor pada bosnya