Enam Puluh Delapan : War 1

982 111 8
                                    

"Perasaan gue kenapa nggak enak gini ya?" Gelisah Trian mondar-mandir. Mereka masih berada disekitar sekret Dexter.

"Gue juga, telfon Lucas deh. Gue khawatir sama itu anak" Ucap Aran

"Cewek-cewek mana? Mereka baik-baik aja kan?" Tanyanya

"Mereka udah balik ke kelas" Jawab Trian sebelum ia rasa ponselnya berdering

"Veros nelfon" Selanjutnya Trian langsung mengangkat telfon dari Veros

"Kena-"

"ANJING!! KEMANA AJA LO BARU ANGKAT TELFON GUE?" Trian berkerut bingung. Pasalnya Freon baru menelfonnya sekali.

"LUCAS DALAM BAHAYA. DIA DICEGAT SAMA ANAK RASCALS DIJALAN MAU NYUSUL GUE. SEKARANG LO SEMUA SUSUL DIA, GUE JUGA LAGI DIJALAN" Trian langsung bergetar mendengar itu. Berhubung ponselnya tadi sempat ia speakerin, Aran dan Erdyn dapat mendengar dengan jelas ucapan Freon.

Aran dengan cepat melacak ponselnya. setelah ia dapat lokasi Lucas, ia langsung mengirimkan itu pada Freon. Setelahnya ia bangkit dari duduknya.

"Gue udah nemu dimana keberadaan Lucas. Kalau lo mau ikut gue, ayo. Enggak, silahkan!" Ucapnya mengambil kunci motor didalam saku jaket lalu berlari keluar sekret. Melihat itu tanpa pikir panjang Erdyn menyusul Aran dengan cepat.

Trian mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Darah dibalas dengan darah. Kalian sakiti kawan kami, siap-siap kalian rata sama kami" Setelahnya Trian menyusul Aran dan Erdyn.

°°°°°°°

Zee dengan nafas memburu datang ke kelasnya dan langsung mendobrak pintu yang tertutup. Syok akan kedatangan Zee, sang guru pun hanya diam.

"ANGEL GAWAT, ANAK RASCALS NYERANG DEXTER"

Angel bangkit dari duduknya dengan kasar hingga bangku tergeser nyaring. Setelahnya ia berlari keluar kelas mengabaikan tatapan temannya dan anak kelas bahkan guru.

°°°°°°

Freon melajukan motornya dengan kecepatan yang begitu tinggi. Begitupun dengan Trian dan Aran tak kalah menggila membawa laju motor mereka membuat kericuhan dijalanan.

Sekarang mereka tidak akan mengampuni anak Rascals. Jika semalam mereka ribut masih menggunakan hati nurani, kali ini tidak akan lagi. Mati sekalipun anak Rascals ditangan mereka, mereka tidak akan peduli lagi.

Freon sampai lebih dulu diantara teman-temannya. Disana ia langsung melihat anak Rascals sudah mengepung Lucas yang tergeletak tak berdaya diaspal. Turun dari motornya Freon membawa helm full face ditangannya mendekati kerumunan anak Rascals. Lalu tanpa pikir panjang ia lempar helm itu tepat pada kepala sang ketua Rascals. Matthew.

Matthew meringis kesakitan memegang kepalanya. Kemudian ia menoleh kebelakang dan mendapati Freon dengan wajah yang memerah. Seketika kegiatan menggebuki Lucas terhenti. Mereka kompak menatap Freon.

"Bajingan!" Umpat Matthew

"BAGUS! SEKARANG GUE PUNYA ALASAN BUAT NENDANG LO MASUK NERAKA SANA!" Teriak Freon murka melihat Lucas yang sudah tidak sadarkan diri. Bekas darah kental masih ada dimulutnya. Badan cowo itu sudah biru-biru akibat ulah anak Rascals.

Matthew tertawa. "Masih aja banyak bacod. Lu nggak usah belagu deh Freon. Sok iye pake acara nolongin temen lu segala. Sok solid lu. Geng sampah aja bangga."

"Anjing. Iri bilang!" Bantah Freon tak terima anak Dexter direndahkan

"Kita emang nggak suka tawuran cari ribut nggak jelas kayak lo pada. Tapi kalau kalian ganggu kami jangan harap kami bakal tetap diam?" Katanya tak main-main. "Lu lukai satu diantara kami, kami buat rata lo pada, ngerti?"

Angel's Rebelians [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang