"Siang bu bos" Ucap Zee merangkul bahu Angel. Cowo itu terlihat posesif, membuat Greesel yang berada disamping Angel memutar bola matanya malas
Angel menatap tajam Zee "Don't call me that!" Peringat Angel melarang cowo itu agar tidak memanggil nya bos jika berada di sekolah.
Mereka saat ini tengah berjalan menuju kantin.
"Iye deh iye"
Disisi lain ada seorang cowo yang menatap dari kejauhan pemandangan tersebut. Tiba-tiba saja rahangnya mengeras dan menatap tak suka kepada mereka.
Dia tidak tau perasaan macam apa ini. Dia tau Angel bukan siapa-siapanya. Tapi entah kenapa melihat Angel dekat dengan cowo lain membuat amarahnya memuncak.
"Jangan macam-macam atau lo akan nyesal" Peringat Trian. Trian tau, saat ini Freon sangat ingin menghabisi Zeelan
"Kenapa?" Sinis Freon yang tak mengerti maksud dari perkataan Trian
"Feeling gue sih bilang jangan atau lo bakal nyesel" Trian mengangkat bahunya acuh
"Angel ko akrab banget ya sama Zee" Ucap Lucas. "Itu Zee si ketua osis kan?" Tanyanya
"Iya" Sahut Aran
"Gue saranin mending lo dengerin kata Trian. Feeling gue juga bilang lo bakal dibenci sama Angel kalo berani mukulin Zee" Aran menepuk pelan bahu cowo itu. Namun Freon menepisnya kasar dan lebih memilih menyalurkan amarahnya.
Ia memasang tudung hoodie nya dan mendekati Angel.
Bugg!!
"Berani banget lo ngerangkul MILIK GUE!"
Freon memukul pipi Zee sangat kuat hingga menimbulkan sedikit darah dari sudut bibirnya.
Angel terkejut dan menatap tajam penuh amarah kepada Freon. Angel kecewa, Angel tidak terima Zee dipukul di depan matanya secara langsung.
Angel sangat tidak terima salah satu anak AR dipukul dihadapan leadernya.
Mencengkram tangan Freon kuat, Angel menarik kuat tangan Freon hingga cowo itu berdiri menghadapnya.
PLAAK
Satu tamparan menggema di koridor Cakrabuana. Begitu kuat hingga membuat Freon oleng dan hampir jatuh.
Nafas cowo itu naik turun sambil memegangi pipinya yang berdenyut, menatap Angel dengan amarah bercampur kebingungan dan kekecewaan
"Berani banget ya lo mukul Zee didepan gue!" Marah Angel dengan tajam
Freon tersenyum sinis, mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Merasakan tamparan Angel yang tak main-main hingga mampu merobek sudut bibirnya.
Freon mengangguk pelan "Boleh juga tamparan lo" Ucapnya tersenyum smirk
"Apa lagi yang lo bisa?" Tanya Freon, membuat sentakan di dalam dada Angel, hingga gemuruh disana.
"Kenapa? Lo nantangin gue?" Angel mengangkat dagunya, menantang Freon
Freon menatapnya datar, Angel dapat merasakan tatapan menusuk yang Freon berikan. Ia tidak takut, untuk apa? Tapi ada perasaan aneh kala Freon menatapnya seperti itu.
Mendekati gadis itu, Freon berbisik ditelinganya "Gue bisa ngerasain sisi iblis dalam diri lo" Bisik Freon
"Karna lo nyakitin sahabat gue, lo pikir gue terima ha? Enggak!!"
"Lo bukan siapa-siapa gue, lo ga bisa cap gue sebagai milik lo! Ngerti lo?!" Tekan Angel mendorong dada Freon dengan jari telunjuknya
Freon tak membalas ucapan Angel, sorot matanya yang tajam menusuk sebagai sebuah peringatan. Menarik tangan Angel membawanya pergi dari kerumunan yang ia ciptakan.