Delapan Puluh Dua : Sekarang Siapa?

1K 114 2
                                    

"Gue boleh bantu kalian cari pelakunya?"

Mereka kompak mengangkat kepala menatap sosok yang berbicara. Syok, mereka menatap Erdyn dengan mulut bungkam.

"L-lo?"

"Gue tau, gue salah hari itu pergi
begitu saja. Sorry ya?"

"Lo nggak solid men!" Freon bangkit dari duduknya menepuk punggung Erdyn beberapa kali.

"Iya, gue tau"

Freon diam tak lagi menatap Erdyn. Ia kini menatap satu-satu temannya seolah bertanya 'gimana, Erdyn boleh gabung?'. Freon sebenarnya tak ingin mengajak andil Erdyn, tapi jika ditolak, rasanya tak enak.

Trian menghela nafas "Apa alasan lo berubah pikiran?"

Erdyn diam sesaat menatap lekat teman-temannya. "Mungkin setelah gue bilang alasannya, kalian bakal marah sama gue. Tapi gue bakal tetap bilang" Mereka kompak mengernyit bingung. "Alasan gue mau ikut andil, karna gue mau mencari siapa yang berani ngancam Greesel hingga berhasil buat Greesel takut dan bunuh diri"

Freon mendecih mendengarnya, lalu tangannya ditarik Angel hingga akhirnya Freon kembali duduk disebelahnya.

"Boleh kok, Dyn" Kata Angel. "Apa lo nemu hal mencurigakan dari yang Greesel alamin?" Tanya Angel.

Erdyn mengangguk. "Sebelum dia bunuh diri, dia sempat chat gue. Dia selalu bilang takut. Gue nggak paham apa maksud dia, hingga akhirnya dia bilang dia diancam"

Angel mengangguk. Isi dari surat Greesel juga bilang bahwa gadis itu takut.

"Hm, gue juga tadi sebelum kesini sempet kerumah Greesel buat minta handphone Greesel. Kalau kalian nggak percaya, bisa cek sendiri hp Greesel" Erdyn meletakkan ponsel Greesel diatas meja.

Melihat itu Aran lebih dulu mengambil ponsel Greesel. Angel yang paham maksud Aran hanya bisa memperhatikan Aran.

"Yang ngancam Greesel itu salah satu anak Angel's Rebelians. Karna Greesel ada nulis surat buat gue" Ucap Angel

"Gue tau, Greesel udah bilang kan dirumah sakit? Kalian aja yang nggak percaya"

"Erdyn!" Peringat Freon penuh penekanan

"Iya, gue minta maaf" Kata Angel pelan

"Ponsel Greesel diretas oleh seseorang. Disini juga dipasang alat pelacak dan penyadap suara" Aran angkat suara setelah berhasil mengecek ponsel Greesel.

"Serius lo?" Semuanya kaget mendengar apa yang Aran temui

Angel mengangkat sudut bibirnya melihat kerja Aran. "Mungkin dari itu Greesel diancam. Lewat alat penyadap suara, dia tau kalau Greesel lapor ke kita-kita bahwa peneror adalah anak Angel's Rebelians" Ucapnya

"Sekarang apa yang harus kita lakukan?"

Freon yang dari tadi sibuk berfikir memikirkan apa yang harus mereka lakukan sontak menghela nafas berat

"Kita nggak bisa melakukan apapun sampai akhirnya kita menemukan pelaku"

"Maksud lo, kita diam aja gitu sampai anak Angel's Rebelians dibuat celaka?" Protes Angel

"Satu caranya, cuma ini bahaya. Kita seperti sengaja memberi nyawa dengan mudah" Kata Freon misterius.

"Apa Fre?"

"Pertama Zee, kedua Ellan. Itu artinya anak Angel's Rebelians yang belum terluka ada 9 orang lagi. Dari 9 orang itu ada Angel dan Aran. Sekarang kita lewati Angel dan Aran. Berarti tinggal Gito, Daniel, Vion, Ollan, Aldo, dan Eli" Freon menjeda sesaat membuat teman-temannya semakin menyimak dirinya.

Angel's Rebelians [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang