Tiga hari sudah Freon tidak ada berjumpa dengan Angel sejak meninggalnya ci Shani. Tiga hari pula Freon dibuat bolak-balik kerumah Angel hanya untuk mengecek apakah ia ada dirumah atau tidak.
Sudah tiga hari pula Angel bolos tidak masuk sekolah. Skarang, terhitung hari keempat Freon kembali menginjakkan kakinya dihalaman rumah Angel. Kali ini sama, sama seperti sebelumnya. Datang hanya untuk mengecek keberadaan Angel. Tiga hari sudah Angel menghilang bersama Zee yang juga ikut menghilang.
Sekarang Freon semakin yakin bahwa menghilang nya Angel ada campur tangan Zee
Sebab, baru saja Freon mengetuk pintu rumah Angel muncullah sosok pria berbadan kekar. Zee berdiri tegap dihadapan Freon
"Mana Angel?" to the point Freon menatap datar Zee
"Deket kolam" Jawab Zee santai. Tanpa menjawab Freon masuk kedalam setelah diberi jalan oleh Zee.
"Dia nggak mau ketemu sama siapapun. Kalau nantinya dia ngusir lo, please lo pergi dan biarkan dia sendiri terlebih dahulu" Ucapan Zee membuat Freon menghentikan langkahnya sejenak
Tak lama kemudian Freon mengangguk tanpa menoleh pertanda setuju akan ucapan Zee.
Melangkahkan kakinya, Freon terhenti tak jauh dari dimana ia melihat Angel duduk termenung dengan tatapan kosong kedepan. Kakinya menjulur kebawah masuk ke dalam kolam.
Bukan kolam ikan
Perlahan tapi pasti, Freon mulai melangkah mendekat kearah Angel. Lalu melakukan hal yang sama seperti yang Angel lakukan. Untung saja ia memakai celana pendek selutut jadi tak perlu susah payah menggulung
Dua menit sudah Freon duduk disebelah Angel. Sepertinya Angel tak menyadari kehadirannya. Sebab terlalu hanyut dalam pikirannya.
"Tiga hari ga ketemu, lo ga kangen gitu sama gue?" Tanya Freon lembut menatap Angel seraya tersenyum
Pede abiiezzz
Angel mulai sadar, lalu ia menoleh ke kanan dimana Freon duduk. Ingin sekali Angel membalas senyum itu. Tapi bibirnya seolah susah untuk digerakkan.
Jangankan bicara untuk tersenyum saja dia tidak mampu.
"Gue kangen sama lo" Ucap Freon membuat niat Angel terurung untuk tak menatapnya.
Kini ia kembali menatap lekat wajah Freon yang sedang tersenyum kearahnya.
"Gak tau kenapa, liat lo begini gue jadi ikut sedih dan merasa sakit" Tangannya terangkat mengusap pipi Angel
Hatinya berdenyut nyeri saat melihat bibir kering nan pucat Angel. Mata sembab yang tak lagi mengeluarkan air mata. Melihat itu saja sudah mampu membuat Freon merasa gagal. Gagal menepati janjinya pada Shani untuk menjaga Angel.
"Lo tau gak? Malam itu ka Shani bilang, gue harus jagain lo dan buat lo bahagia. Tapi kayanya gue gagal, soalnya orang yang gue janjikan untuk bahagia sedang larut dalam kesedihannya" Ucapan Freon membuat Angel kembali ingat pada kejadian di kamar Shani.
Disana Shani pernah berkata demikian. Sekarang Angel tau apa arti dari semua perkataan Shani, yaitu kepergian karna kematian.
Flashback on
Angel mengernyitkan dahinya sesaat, lalu sedetik kemudian ia tersenyum manis membalas senyuman Shani. "Yes, i love you so much!"
"Kalau gitu cici boleh minta satu permintaan?" Tanpa peduli apa yang Shani akan minta, Angel langsung menganggukan kepalanya.
"Apa?"
Shani menghembuskan nafas berat, lalu berkata "Apapun yang terjadi kedepannya sama cici, cici mau kamu tetap tersenyum bahagia menjalani hidup. Meskipun nantinya ga ada cici disisi kamu buat ngerangkul kamu, ngapus air mata kamu, dan ngasih semangat kamu" Shani menggenggam kedua tangan Angel