Tujuh Puluh Tujuh : Kebencian

1.3K 166 21
                                    

"Sorry ya lama, gue mules" Ucapnya tak enak. Dan Erdyn dapat bernafas lega.

Greesel berjalan mendekat diantara teman-temannya. "Kalian nungguin gue ya? Emang ada apasih sampai tegang gitu muka lo pada?" Bingung Greesel dengan jantung yang semakin berdegub cepat. Berusaha mengatur ekspresi wajah yang mulai panik, Greesel mencoba tenang.

"Sel..?" Panggil Angel lirih menatap Greesel

"I-iya? Kenapa Ngel?" Tanyanya

"Gue harap tuduhan kami ini salah. Gue berharap banget bukan lo pelakunya. Dan untuk itu gue mau lo jujur sama kita-kita" Greesel berkerut bingung. "Maksudnya?"

"Kita curiga lo salah satu peneror" Sambung Angel menatap lurus Greesel.
Semuanya menatap Greesel menunggu reaksi gadis itu. Namun....

Greesel menunduk cukup lama. Lalu ia mendongak menatap teman-temannya satu persatu. Wajahnya datar, terlihat raut wajah kaget disana.

"Sel?" Panggil Ashel yang tak sabar mendengar jawaban gadis itu.

Greesel menghembuskan nafas pelan. "Kenapa kalian nuduh gue?" Tanyanya dingin. Wajah gadis itu benar-benar datar.

Melihat Greesel, sontak semuanya bingung. Inu aneh, kenapa Greesel tidak langsung menyangkal atau bereaksi seperti dipikiran mereka?

"Gara ini ya?" Greesel mengangkat tangannya yang diperban. Menatap Greesel, semuanya mengangguk.

"Indah memang pintar, dia cerdik" Ucap Greesel semakin membuat bingung.

Selanjutnya ia tertawa, tertawa begitu keras. Hanya seorang sebab semuanya merasa aneh akan tingkah Greesel. Hingga akhirnya gadis itu menangis.

"Lo kenapa Sel?" Angel maju memegang bahu Greesel

"Disaat nggak ada yang sadar sama gue, cuma Indah sendiri yang menyadari, haha" Greesel tertawa dengan air mata yang terus turun. Mereka semua kompak diam menunggu kelanjutan Greesel.

"Kalian nggak salah kok, emang gue nya salah satu dari peneror itu.. hiks" Isaknya membuat semua yang ada diruangan itu terperangah. Jadi benar?

Indah berdecih lalu ia menyeringai. "Tepat dugaan gue"

Angel terdiam cukup lama menatap Greesel dengan tangan terkepal. Ia tak menyangka ini semua. "Kenapa Sel? Kenapa lo tega ngelakuin itu?!"

Greesel dengan cepat menatap Angel. Tatapan gadis itu tajam penuh akan dendam.

"GUE BENCI SAMA LO!!! GUE BENCI LO ANGEL!!! LO ITU NGGAK ADA APA-APANYA TAPI KENAPA SEMUA ORANG TERGILA-GILA SAMA LO???!!" Pekik Greesel maju membuat Angel mundur selangkah. Semuanya syok mendengar teriakan gadis itu. Terlebih lagi Erdyn yang diam mematung.

"MULAI DARI CHIKO YANG DARI DULU NGGAK BISA NGELUPAIN LO. LALU FREON YANG NGEJAR-NGEJAR LO. TAPI SAYANGNYA MEREKA LO SIA-SIAIN!!! LO TAU LO ITU PEREMPUAN NGGAK TAU DIRI, NGGAK PUNYA MALU!!! DISAAT SEMUA ORANG BERUSAHA PEDULI SAMA LO, TAPI LO ABAIKAN MEREKA!!! LO CEWEK TERBEGO TAU NGGAK??!!" Teriaknya dengan nafas memburu. Mendengar itu berhasil membuat Angel menjatuhkan air matanya. Jadi dugaan mereka tadi tentang Greesel itu benar.

"GUE BENCI WAKTU CHIKO UDAH JADI MILIK GUE TAPI HATINYA MASIH DIPENUHI DENGAN DIRI LO!! NGGAK TAU BETAPA HANCUR DAN SAKIT HATINYA GUE, HM??"

"BELUM LAGI SIFAT SOMBONG LO BUAT GUE MERASA JADI PEREMPUAN RENDAHAN YANG SEOLAH GUE PINGIN TEMENAN SAMA LO!! PADAHAL NIAT GUE CUMA INGIN BALAS DENDAM!!!" Katanya teringat saat hari dimana awal ia masuk sekolah dan Angel yang mengabaikannya.

"Sumpah Sel, kita nggak nyangka sama lo" Ucap Ashel

"Kenapa? Kaget lan lo?" Greesel menatap tajam Ashel

Angel's Rebelians [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang