Dua Puluh Empat : Peduli

2.1K 250 40
                                    

"Udah tau gue naksir, ya lo harus naksir gue balik!"

"Dih apaan? Ngga usah mimpi. Gue ga akan pernah mau!"

"Bawel ya lo!" Omel Freon lagi

Angel dengan sekuat tenaga melepaskan pegangan tangan Freon darinya. Menghempas kasar tangan Freon akhirnya terlepas juga.

Angel mengelus pergelangan tangannya yang memerah, hingga tak sadar Freon sudah menatapnya berang.

"Dasar bandel!" Freon menarik pinggang Angel dan merangkulnya erat.

Angel tentu syok atas apa yang dilakukan Freon. Terdiam sesaat, hingga dimenit kedua ia memukul tangan Freon yang memeluk pinggangnya.

"Ngapain lo meluk pinggang gue?! Jauh-jauh lo!" Sinis Angel

"Jangan sampai gue kasar, njel!" Ucap Freon menatap ke depan. Raut wajahnya datar dan sorot matanya berganti tajam seketika.

Angel menghela nafas kasar melihat Freon. Dia dan Freon sama-sama keras kepala. Belum lagi dengan Freon yang tak suka keingiannnya dibantah.

"Oke gue bakal pulang bareng lo. Tapi please lepasin gue"

"Oke" Freon melepas rangkulannya dari Angel

Beralih menggenggam tangan Angel, membuat gadis itu berusaha sabar dengan sikap Freon.

"Pen gue tonjok sumpah!" Gumam Angel memegang pelipisnya yang semakin pusing.

°°°°°°

Freon telah tiba di depan rumah Angel. Dia membuka helmnya menatap Angel yang baru saja turun.

"Dah, pulang sana!" Usir Angel langsung

Bukannya makasih, gadis itu malah dengan santainya menyuruh Freon segera pulang.

Freon tak menurut, ia mengangkat tangannya mengarahkan punggung tangannya ke kening Angel.

"Ko lo bisa demam, perasaan tadi masih baik-baik aja" Ucap Freon

Angel menepis tangan Freon yang menempel di keningnya.

"Ngga usah gegayaan peduli, gue ngga butuh!" Ucap Angel ketus, lalu berbalik badan membuka pagar rumah dan masuk meninggalkan Freon sendirian

Freon menggelengkan kepalanya melihat Angel yang masuk ke dalam rumah. Ia masih betah berdiam disana, gadis itu benar-benar mengacuhkannya. Melihat sekitaran rumah Angel yang nampak sepi dan tak ada siapapun selain gadis itu.

"Dia beneran sendirian?" Monolognya

Bagi Freon bukan masalah jika seorang gadis tinggal sendirian. Tapi tidak untuk dirumah yang semewah ini. Dirinya saja lebih memilih tinggal di apartemen, menetap disana dan meninggalkan mansion keluarganya.

Bukan karna Freon takut, tapi ada satu hal yang membuatnya selalu sedih jika mengingat kejadian itu, kejadian buruk yang menimpa sang adik.

Mengeluarkan ponselnya, ia menghubungi Lucas untuk meminta nomor Greesel, bertanya sesuatu pada gadis itu.

Baru saja akan tidur, jendela yang menghubungkan ke balkon kamarnya diketuk. Angel menoleh, bangkit untuk duduk saat melihat Freon yang masih lengkap dengan seragamnya sedang berdiri disana sambil tersenyum.

"Buka!" Suruh Freon dengan mengetuk kacanya lagi

Dengan perasaan dongkol Angel menghampirinya meninggalkan tempat ternyamannya. Membukakan jendela tersebut. Saat jendela terbuka, Angel langsung mengomel yang sontak membuat Freon menyumbat telinga dengan jarinya.

"Lo ngapain?! Ko bisa masuk ke rumah gua? Ga sopan banget sih!!"

Freon yang baru saja meletakkan sebuah plastik berisi bubur ke atas meja belajar berbalik badan menatap Angel yang wajahnya memerah. Selain karna memerah karna tubuhnya yang panas, wajahnya juga memerah karna kesal.

Angel's Rebelians [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang