Narendra

148 15 14
                                    

Rendra menatap gadis cantik di depannya, Eriska. Dia adalah gadis kecil yang pernah menjadi penyelamat hidupnya, dan kini, setelah bertahun-tahun, dia sudah tumbuh dewasa dengan pesona yang menawan. Namun, di balik senyumnya yang menawan, Rendra dapat merasakan ketegangan yang menggelayuti suasana di antara mereka

Eriska terlihat canggung dan sedikit tertutup, seolah-olah menghindari kontak mata terlalu lama. Dalam hatinya, Rendra merasa ada banyak hal yang perlu dibicarakan, tetapi saat ini, suasana tampak tidak tepat. Dia ingat saat-saat mereka masih kecil, bermain dan tertawa bersama, sebelum semua menjadi rumit. Perjodohan ini terasa berat baginya dan mungkin juga bagi Eriska

Di sisi lain, Keenan, kakak Eriska, mengamati situasi tersebut dengan senyuman menggoda. Dia tahu betul betapa sulitnya posisi Rendra dan seberapa dalam perasaannya terhadap Eriska

"Lo harus maklumi sifat Eris yang dingin, Rendra," katanya dengan nada bercanda, namun ada kejujuran di balik ucapannya. "Setelah pengumuman perjodohan kalian, wajar kalau dia merasa sedikit tertekan."

Rendra hanya mengangguk, merasa sedikit tersudut oleh kata-kata Keenan. Dia ingin mendekati Eriska dan menjelaskan segalanya, tetapi dia tahu bahwa dia harus bergerak perlahan

"Iya, gue paham," jawabnya, berusaha menyembunyikan keraguannya

Keenan terus menatapnya dengan senyuman nakal. "Nanti juga kalau dia inget dia bakalan cinta berat sama lo. Eris itu keras kepala, tetapi dia punya hati yang baik. Lo hanya perlu menunjukkan bahwa lo ada di sini untuknya."

Rendra mengangguk lagi, berusaha mencerna kata-kata Keenan. Di dalam hatinya, dia tahu ini bukan hanya tentang bisnis keluarga, tetapi tentang dua hati yang terikat dalam situasi yang rumit. Dia ingin menunjukkan pada Eriska bahwa dia bukan hanya pilihan yang diambil oleh keluarganya, tetapi seseorang yang benar-benar peduli padanya

Saat Rendra berbalik untuk melihat Eriska lagi, dia merasakan kehangatan dalam hatinya. Dia berharap dapat mendekatinya dan menunjukkan bahwa meskipun perjodohan ini bukanlah hal yang diinginkannya, dia ingin menjadi sosok yang bisa diandalkan dan melindungi Eriska, seperti yang pernah dia lakukan di masa kecil mereka

***

Di sebuah kelas yang dipenuhi tawa dan kegembiraan, suara berisik menghentikan keheningan yang nyaman. Eriska, yang sedang tertidur di meja, merasa terganggu oleh keributan tersebut. Dia mengerutkan kening, berusaha mengusir rasa kantuknya. Dengan gaya khasnya yang unik dan tanpa basa-basi, dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah keributan

Di sudut kelas, seorang siswa lebih besar sedang merundung teman sekelasnya, tertawa dengan angkuh sambil menyoraki korban yang terlihat cemas. Melihat ini, Eriska merasa tak tahan lagi. Dia mengambil buku cetak tebal dan melemparnya ke meja di dekat mereka

"Anya, Eva, Lo pada lagi ngapain sih? Berisik banget." ucapnya, suaranya mengejutkan kedua orang perundung tersebut

Semua mata tertuju pada Eriska, dan suasana yang tadinya ceria berubah tegang. Para siswa lain, penasaran, menantikan reaksi si perundung. Namun, perundung tersebut justru menatap Eriska dengan tatapan sinis

"Ngapain lo ikut campur? Cewek kayak lo ini gak ada urusannya sama gue!" katanya dengan nada menantang

Eriska tidak mundur. "Gue nggak peduli sama lo! Yang penting, lo berhenti ganggu orang lain!" jawabnya, ia bangkit dari kursi dan berjalan menghampiri mereka

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang