⚠️Truth or dare

193 5 0
                                    

Setelah seharian beraktivitas di kampus, Eriska pulang ke rumah dengan perasaan yang lebih ringan. Ia menemukan Rendra sedang duduk di sofa, terlihat santai sambil membaca dokumen pekerjaan. Melihat sosok suaminya, Eriska merasa hatinya bergetar

Dia menghampiri Rendra dan duduk di sampingnya

"Mas, aku mau tanya, apa maksud kamu datang ke kampusku sebagai dosen tamu?" tanyanya dengan nada lembut, mencoba mengungkapkan rasa ingin tahunya

Rendra menatap Eriska dengan senyuman. "Aku diundang untuk memberikan kuliah umum tentang arsitektur. Selain itu, aku juga ingin melihat lingkungan tempat kamu belajar. Aku tahu seberapa penting kampus ini bagimu," jawabnya, suaranya lembut dan penuh perhatian

Mendengar penjelasan itu, Eriska merasa lega. Dia kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Rendra, merasakan kedekatan yang hangat di antara mereka

"Maafkan aku tadi siang. Aku tidak seharusnya marah. Aku hanya merasa canggung dan khawatir orang-orang tahu tentang kita," ucap Eriska tulus

Rendra menatapnya penuh kasih. "Nggak perlu minta maaf. Aku mengerti perasaanmu. Kita memang harus berhati-hati," jawabnya, merangkul Eriska dengan lembut

Mereka terdiam sejenak, menikmati kehangatan satu sama lain. Rendra kemudian mengusap rambut Eriska, membuatnya merasa tenang

"Kamu tahu, aku sangat bangga padamu. Melihatmu berinteraksi dengan teman-teman di kampus, itu membuatku yakin kamu bisa menghadapi apapun," katanya dengan penuh kasih

Eriska tersenyum, hatinya berbunga-bunga mendengar pujian suaminya. "Terima kasih, Mas. Dukunganmu selalu membuatku merasa lebih baik," balasnya, sambil menghangatkan hatinya dengan memeluk Rendra lebih erat

Ketika mereka bermesraan di sofa, suasana hangat di antara Eriska dan Rendra membuat momen itu semakin spesial. Eriska, yang merasa nyaman dan aman dalam pelukan Rendra, mulai bercerita

"Tadi di kampus, aku bertemu Bayu. Dia jadi seniorku sekarang." ucapnya, mencoba menangkap reaksi suaminya

Rendra tersenyum, mencoba terlihat santai. "Oh, jadi dia di jurusan yang sama denganmu?" tanyanya, meskipun di dalam hatinya ada rasa cemburu yang menggelitik

Ia tahu betul betapa dekatnya hubungan Eriska dan Bayu sebelumnya, dan meskipun mereka kini hanya berteman, bayang-bayang masa lalu itu tetap menghantui pikiran Rendra

"Iya, dia terlihat baik-baik saja. Kami berbincang sedikit," lanjut Eriska, tidak menyadari betapa Rendra merasakan campuran emosi antara bahagia dan cemburu

"Baguslah. Senang mendengar itu," jawab Rendra, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang, meskipun perasaannya sedikit berkecamuk

Untuk mengalihkan perhatian dari kecemburuannya, Rendra kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Eriska dan mencium bibirnya dengan lembut, sebelum memperdalam ciumannya dengan intens

Malam itu berlalu dengan penuh intensitas. Rendra menggendong Eriska dengan lembut, membawanya ke kamar mereka. Saat pintu kamar tertutup, suasana hangat dan intim mengelilingi mereka

Rendra dengan penuh kasih mencumbunya, menghabiskan waktu dengan saling berpelukan dan menikmati momen-momen kecil yang membuat hati mereka semakin dekat

Setelah mereka selesai, Rendra memandang Eriska dalam-dalam, seolah ingin menyampaikan perasaannya tanpa kata-kata

"Eriska," katanya lembut, "aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini."

Eriska tersenyum, merasakan hangatnya cinta yang tulus dari suaminya. "Aku juga mencintaimu, Mas. Kamu adalah segalanya bagiku," jawabnya, tak menyadari ada sesuatu yang lebih dalam di balik tatapan Rendra

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang