Hari parade tiba dengan penuh antusiasme. Suasana di kampus begitu meriah, penuh dengan warna-warni bendera dan suara gemuruh dari sorakan mahasiswa. Setiap fakultas berlomba-lomba menampilkan yang terbaik, dan Fakultas Teknik tidak mau kalah.
Eriska, yang sejak awal sudah menarik perhatian banyak orang, diminta oleh panitia untuk menjadi wajah baru yang mewakili fakultas mereka. Awalnya, Eriska sempat ragu, tetapi akhirnya dia setuju karena merasa ini adalah kesempatan bagus untuk ikut berkontribusi.
Devan dan Dion tampak heboh membawa megaphone dan bendera besar, berteriak-teriak memompa semangat para peserta parade. Mereka tak henti-hentinya memberikan instruksi sambil memimpin barisan dengan penuh semangat.
"Let's go, Teknik! Kita harus jadi yang paling keren!" teriak Devan dengan megaphonenya, suaranya menggema di seluruh lapangan.
Sementara itu, Bayu, dengan kostum maskot Fakultas Teknik, membuat semua orang tertawa. Kostumnya begitu lucu dan unik, menyerupai karakter alat berat yang merupakan simbol fakultas mereka. Bayu melompat-lompat di sepanjang rute parade, berusaha membuat semua orang tertawa dan bersorak.
"Eh, Bayu, lo keliatan kocak banget di kostum itu!" seru Devan sambil tertawa lepas.
"Hahaha, lo nggak bakal percaya seberapa berat ini, bro!" balas Bayu dengan napas terengah-engah dari balik kostum maskot.
Eriska tersenyum melihat mereka semua bekerja keras untuk membuat parade ini sukses. Dia berjalan di depan bersama beberapa mahasiswi lain yang juga dipilih untuk mewakili Fakultas Teknik. Wira, yang menjadi ketua dewan mahasiswa dan juga bertanggung jawab atas parade ini, mengawasi dari kejauhan, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.
"Lo terlihat keren banget, Ris," kata Wira ketika mendekat ke arah Eriska di sela-sela persiapan. "Terima kasih sudah mau jadi perwakilan."
Eriska tersenyum kikuk. "Ah, nggak kok. Gue cuma ikut bagian aja."
Parade berlangsung dengan sangat lancar. Sorakan dan tawa bergema sepanjang jalan, dan fakultas-fakultas lain tampak terkesan dengan energi dan kreativitas dari Fakultas Teknik. Semua anggota tim terlihat kompak, dan Eriska menjadi pusat perhatian karena kecantikannya dan peran penting yang ia ambil dalam acara ini.
***
Ketika acara puncak parade tiba, langit malam dipenuhi oleh kembang api yang meledak dengan warna-warni cerah, menciptakan suasana meriah di kampus. Sorak sorai mahasiswa terdengar di seluruh penjuru, tapi di tengah kegembiraan itu, Wira mendekati Eriska yang berdiri sedikit di pinggir keramaian, menikmati kembang api sendirian.
"Bang Wira," sapa Eriska ketika dia mendekat, menoleh dan tersenyum kecil.
Wira menatapnya dalam diam sesaat sebelum berbicara, suaranya pelan namun jelas terdengar di antara gemuruh kembang api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me
RomanceSetelah terbangun dari koma, Eriska belajar mengingat semua yang telah terjadi padanya. Termasuk cinta pertamanya