Kita pulang sekarang!

37 2 0
                                    

Hari itu, Eriska dan teman-temannya tampak bersemangat. Mereka semua naik bus menuju tempat camping yang diselenggarakan oleh fakultas teknik. Dion dan Juna duduk di belakang, bercanda tak henti-henti, sementara Tessa dan Hanni sibuk mendiskusikan peralatan camping yang mereka bawa.

Eriska, yang duduk di samping Hanni, juga merasa senang. Ini adalah momen untuk melepas penat setelah tugas-tugas yang menumpuk, dan dia tak sabar menikmati suasana alam bersama teman-temannya.

Sesampainya di tempat camping, mereka semua turun dari bus dengan penuh antusias. Namun, kegembiraan Eriska mendadak berubah saat dia melihat sosok yang tak asing di kejauhan.

Rendra.

Dia berdiri di antara rombongan dosen yang ikut dalam acara tersebut. Eriska terdiam sejenak, tidak menyangka suaminya akan hadir di acara ini.

Dion yang berdiri di sebelahnya, langsung menyenggol lengan Eriska sambil berbisik dengan nada bercanda, "Wah, ada Mas Rendra juga tuh. Bikin surprise lagi, ya?"

Tessa tersenyum sambil menggoda, "Kayaknya Mas Rendra gak bisa jauh-jauh dari lo deh, Ris."

Eriska tersipu malu, tapi ia berusaha tetap tenang. "Gue juga gak tahu dia bakal ada di sini," jawabnya dengan suara pelan.

Hanni, yang sudah tahu Eriska menikah dengan Rendra, hanya mengangguk sambil berkata, "Gak apa-apa, Ris. Mungkin dia cuma pengen pastiin kamu nyaman dan aman selama camping."

Mereka semua lalu melangkah ke area perkemahan, namun pandangan Eriska terus tertuju pada Rendra, yang juga menyadari kehadirannya. Dari jauh, Rendra hanya tersenyum tipis sambil mengangguk pelan, memberikan isyarat bahwa semuanya baik-baik saja.

Tiba-tiba, Juna yang sedari tadi asyik melihat-lihat sekitar, berkata dengan nada bingung, "Eh, tunggu, kenapa dosen-dosen ikut camping juga? Ini camping mahasiswa, kan?"

Dion tertawa, "Yah, mungkin dosen-dosen juga butuh liburan."

Eriska hanya tersenyum kecil, meski dalam hatinya masih sedikit terkejut. Dia tak menyangka Rendra ikut serta, tapi dia tahu bahwa suaminya pasti punya alasan tersendiri. Dan meski ini akan sedikit membuatnya merasa canggung, dia mencoba untuk tetap santai dan menikmati acara camping bersama teman-temannya.

"Ya sudah, mari kita nikmati aja campingnya," kata Eriska dengan semangat, mencoba mengalihkan perhatian mereka dari Rendra.

Di malam yang hangat, di tengah gemerlap api unggun dan suara riuh mahasiswa, Devan yang selalu penuh semangat tampil sebagai pembawa acara. Dengan megaphone di tangan, ia menyambut semua peserta, baik mahasiswa maupun dosen, sambil sesekali melontarkan lelucon yang membuat suasana semakin cair.

"Selamat datang di malam kebersamaan kita! Mahasiswa, dosen, semua jadi satu di sini! Jangan ada yang sungkan buat tunjukin bakatnya malam ini!" seru Devan dengan semangat yang tak pernah padam.

Acara pun dimulai dengan sesi karaoke. Dion, yang memang terkenal heboh, langsung maju dengan percaya diri. Ia menyumbangkan lagu yang langsung disambut dengan sorakan meriah dari para mahasiswa. Tessa, Hanni, dan Juna ikut menari di depan panggung kecil yang disiapkan di area camping, sementara Eriska menonton dari samping, tersenyum melihat tingkah laku mereka.

Namun, suasana malam yang ceria tak sepenuhnya bebas dari perhatian lain. Dari kejauhan, Bayu dan Febby duduk di dekat pohon, sedikit terpisah dari kerumunan, sambil memperhatikan keadaan di sekitar mereka. Keduanya tak bisa menghindari pemandangan yang jelas di depan mata mereka—Rendra yang tampak selalu memperhatikan Eriska, tak pernah jauh dari pandangannya.

Febby menyikut Bayu pelan, berbisik, "Lo liat gak? Dari tadi Mas Rendra tuh kayak gak pernah lepas pandangannya dari Eriska."

Bayu hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, sudah paham dengan situasi ini. "Ya, gitu deh. Mas Rendra sekarang jadi lebih posesif. Gak mau jauh-jauh dari Eriska, apalagi kalau ada acara kayak gini."

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang