Eriska menguap lebar di kamarnya, merasa sangat bosan. Hari ini adalah hari ketiga masa skorsnya, dan semua orang di rumah tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Kakak-kakaknya pergi dengan kegiatan mereka, sementara orangtuanya pergi ke luar negeri. Ketiadaan mereka membuat Eriska merasa semakin terasing dan kesal
Dia berbaring di ranjang, menatap langit-langit kamarnya. Rasa frustrasi terus menggelayuti pikirannya. Keinginan untuk keluar dan bersenang-senang membuatnya resah
Akhirnya, untuk mengalihkan perhatian, Eriska mengambil ponselnya dan membuka aplikasi pesan. Matanya menyala ketika ia melihat pesan dari Bayu
"Eris, main basket yuk? Lo pasti mati bosan kalau di kamar terus"
Hatinya bergetar mendengar ajakan itu. Meskipun tahu bahwa ia sedang menjalani hukuman, keinginan untuk bermain basket bersama Bayu terasa begitu kuat
Setelah berpikir sejenak, dia membalas pesan Bayu
"Gue kan masih dihukum sama nyokap, Bay. Ntar ketauan dari CCTV bisa mampus gue."
Dengan cepat, ponselnya berbunyi kembali
"Come on, gue udah di depan. Kita main di lapangan deket rumah lo aja."
Eriska merasakan gelombang kegembiraan dan kegelisahan bersamaan. Ide untuk menyelinap keluar sangat menggoda
"Oke, tapi sebentar aja ya," balasnya, hatinya berdebar-debar
Dia pun cepat-cepat bersiap-siap, berusaha agar tidak menarik perhatian. Meski tahu resiko yang diambil, perasaan bebas dan bahagia saat bermain basket membuat semua itu terasa layak. Dengan senyum di wajahnya, Eriska melangkah keluar dari kamar, siap menghadapi dunia luar meski hanya untuk sesaat
***
Eriska membuka pagar belakang rumahnya dan tersenyum lebar saat melihat Bayu sudah menunggu dengan sepeda motornya
"Akhirnya! Gue hampir gila di dalam rumah!" serunya sambil melangkah cepat mendekatinya
"Maaf ya, baru bisa datang. Yuk, kita ke lapangan!" Bayu menjawab sambil tersenyum. Eriska cepat-cepat naik ke motor Bayu, merasakan angin sejuk menyapu wajahnya saat mereka melaju menuju lapangan dekat rumahnya
Setibanya di lapangan, mereka mendapati tempat itu sepi. Suasana tenang membuat Eriska merasa bebas, seolah semua beban dari hukumannya lenyap seketika. Bayu segera mengambil bola basket dan menggelindingkannya di tangannya
"Siap untuk pertandingan seru?"
"Siap!" jawab Eriska sambil mengeluarkan energinya
Mereka mulai bermain, berlari ke sana-sini, melakukan dribble dan tembakan. Bayu tampak gesit dan terampil, sementara Eriska menggunakan semua teknik yang sudah dia pelajari selama ini
Mereka tertawa dan saling menggoda, menciptakan momen-momen kecil yang penuh kebahagiaan. Ketika Bayu berhasil mencetak poin, dia melompat kegirangan
"Haha! Lebih jago gue, kan!"
"Hahaha, iya deh, Kapten" Eriska membalas sambil menyeringai, dan mereka melanjutkan permainan dengan semangat
Setiap kali bola bersentuhan dengan ring, suara pantulan bola menjadi musik yang menyenangkan. Meski mereka hanya berdua, kehadiran satu sama lain membuat lapangan seolah dipenuhi energi. Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi Eriska selain saat-saat seperti ini—tanpa tekanan, tanpa aturan, hanya dua teman yang menikmati kebersamaan mereka
Ketika permainan mulai menghangat, Eriska merasakan semua kesedihan dan kekhawatiran tentang hukumannya mulai pudar. Dia hanya ingin menikmati setiap detik di sini, bersama Bayu
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me
Roman d'amourSetelah terbangun dari koma, Eriska belajar mengingat semua yang telah terjadi padanya. Termasuk cinta pertamanya