For life

64 6 3
                                    

Namaku Eriska. Umurku sekarang 18 tahun. Seharusnya aku sudah masuk kuliah tahun ini, mengejar impianku untuk menjadi seorang arsitek. Tapi hidup tidak selalu sesuai rencana. Penyakit ini datang tiba-tiba, dan semua jadi berubah. Sekarang, sementara teman-temanku sudah memulai kuliah, aku malah harus menghabiskan waktuku di rumah sakit. Rasanya seperti tertinggal jauh di belakang, dan kadang-kadang aku merasa marah

Tapi aku tidak boleh menyerah. Aku harus sembuh, harus bisa melanjutkan hidupku. Arsitektur adalah impianku, dan aku sudah lama memimpikan saat di mana aku bisa menggambar gedung-gedung besar dan membuat sesuatu yang akan bertahan lama. Setiap kali aku merasa lemah, aku selalu ingat impian itu. Itu yang mendorongku untuk bangkit dari tempat tidur ini, meskipun sulit

Dulu, aku mungkin tidak terlalu memikirkan kesehatan atau hal-hal kecil lainnya. Tapi sekarang, semuanya terasa lebih berarti. Setiap langkah yang bisa kulakukan, setiap kali aku bisa bangun tanpa bantuan, itu semua seperti kemenangan kecil. Rasanya aneh, bagaimana hal-hal yang dulu aku anggap biasa, sekarang menjadi pencapaian yang begitu besar

Aku masih punya banyak waktu untuk mengejar mimpi itu. Tapi sebelum itu, aku harus menyelesaikan perjuangan ini dulu. Aku harus sembuh. Aku harus kuat. Dan aku akan kembali

Teman-temanku sering datang berkunjung, membawa buku-buku dan catatan untuk membantuku belajar. Meskipun aku masih harus berjuang melawan tubuhku yang lemah, semangatku untuk mengejar ketertinggalan tumbuh setiap kali mereka datang. Mereka membuatku merasa tidak sendirian dalam perjalanan ini. Regina, Lisa, dan Dika adalah pengingat bahwa meskipun aku ketinggalan, aku masih bisa kembali ke jalur yang sama dengan mereka

Tapi di tengah semua itu, ada satu hal yang terus menghantuiku—Bayu. Dia menghilang begitu saja, tanpa kabar, meninggalkan pertanyaan yang selalu ada di pikiranku. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa dia pergi? Aku tak tahu jawabannya, tapi aku berharap di mana pun dia sekarang, dia baik-baik saja. Kadang, aku ingin mencarinya sendiri, namun tubuhku belum sekuat itu

Kak Keenan, setelah semua yang terjadi, terlihat begitu bersalah. Dia terus mencoba mencari Bayu, pergi ke tempat-tempat yang dulu biasa dikunjungi Bayu, tapi hasilnya nihil. Aku bisa melihat penyesalan di matanya setiap kali dia pulang tanpa jawaban. Rasanya sulit untuk memaafkan, terutama setelah tahu semua yang terjadi. Tapi, melihat usaha Kak Keenan yang tak kenal lelah untuk menebus kesalahannya, perlahan hatiku luluh

Memaafkan itu memang tidak mudah, tapi aku belajar bahwa itu bagian dari penyembuhan—bukan hanya untukku, tapi untuk semua orang yang terlibat. Aku memilih untuk belajar memaafkan Kak Keenan, meskipun bekas luka itu belum sepenuhnya hilang. Kami masih keluarga, dan pada akhirnya, aku tahu kami semua hanya manusia yang kadang membuat kesalahan

Meskipun Bayu menghilang, ada satu pria yang selalu ada di sekitarku—Mas Rendra. Sejak aku mulai pulih, dia tidak pernah meninggalkanku. Dia selalu ada, dengan senyuman lembutnya dan tangan hangat yang siap membantuku berdiri setiap kali aku merasa goyah. Kadang, aku merasa malu karena perasaanku padanya begitu campur aduk—aku tahu dia penting bagiku, tapi sebagian dari diriku masih mencoba mengingat semua kenangan kami. Kenangan yang terasa seperti potongan puzzle yang hilang, namun lambat laun mulai menyatu kembali

Mas Rendra sangat sabar, seolah tidak peduli seberapa lambat prosesku untuk mengingat. Dia akan menceritakan ulang bagaimana kami bertemu, bagaimana kami akhirnya bertunangan, hingga momen-momen kecil seperti saat dia mengajakku makan es krim setelah aku mendapat masalah di sekolah dulu. Itu membuatku tersenyum, meskipun ingatan itu belum sepenuhnya jelas di kepalaku. Tapi yang jelas, aku bisa merasakan bahwa dia mencintaiku lebih dari yang aku ingat

Aku mungkin belum sepenuhnya mengingat segalanya, tapi kehadirannya yang konsisten—selalu ada di sisiku—membuatku ingin belajar mencintainya lagi. Aku tahu, dia adalah masa depanku, dan bersama Mas Rendra, aku merasa sedikit demi sedikit kenangan itu akan kembali

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang