Campus sweetheart

46 1 0
                                    

Eriska sedang duduk di meja belajarnya, sibuk mengerjakan tugas gambar arsitektur. Pensilnya terus bergerak di atas kertas, tapi raut wajahnya menunjukkan sedikit frustrasi. Gambar itu cukup rumit, dan ia merasa perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikannya

Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, dan Wira, senior yang selama ini tampak perhatian padanya, masuk dengan senyum hangat

"Hei, lo kelihatan sibuk banget," sapa Wira sambil melihat tumpukan peralatan gambar di sekitar Eriska

Eriska menoleh dan tersenyum tipis, "Ya, tugas ini cukup sulit. Gue merasa stuck di bagian ini."

Ia menunjuk ke bagian gambar yang sedang ia kerjakan, mencoba menunjukkan detail yang membuatnya kesulitan

Wira, yang menyukai Eriska, merasa hatinya tersentuh melihatnya kesulitan. Ia bergerak mendekat dan menatap gambarnya dengan seksama

"Wah, ini detailnya lumayan kompleks, ya. Tapi gue yakin lo bisa mengatasinya," katanya sambil duduk di samping Eriska

Melihat kesempatan untuk membantunya, Wira menawarkan diri

"Kalau kamu tidak keberatan, gue bisa bantu sedikit. Gue ingat dulu pernah ngerjain kayak gini di semester satu," ujarnya, senyumnya semakin lebar. "Lo cuma butuh menyesuaikan proporsinya di bagian ini," tambahnya, menunjuk area yang membuat Eriska bingung

Eriska, yang merasa terbantu dengan kehadiran Wira, mengangguk, "Boleh, gue juga belum biasa bikin ini."

Wira pun mulai membantu Eriska, dengan sabar menjelaskan beberapa teknik yang bisa ia gunakan untuk memperbaiki gambarnya. Mereka berdua duduk berdampingan, berkonsentrasi pada tugas itu, sementara Wira sesekali melirik Eriska dengan penuh kekaguman. Meski mereka hanya membicarakan tugas, perasaan Wira semakin jelas terlihat dari caranya mendekati Eriska dengan perhatian lebih

"Terima kasih ya, Bang Wira. Untung ada lo, jadi gue bisa beresin tepat waktu," ujar Eriska sambil tersenyum

"Ah, nggak usah sungkan. Gue seneng bisa bantu," jawab Wira, mencoba menjaga nada suaranya tetap santai, meskipun di dalam hatinya ada perasaan hangat yang sulit ia sembunyikan

***

Di sebuah kafe di area kampus, Eriska duduk sambil menyeruput kopi dinginnya, menunggu Regina datang. Suasananya cukup ramai dengan mahasiswa yang berkumpul di sana. Tak lama kemudian, Regina muncul dengan senyum lebar di wajahnya

"Hai, Ris! Udah lama nungguin, ya?" sapa Regina sambil menarik kursi dan duduk

"Nggak kok, baru aja," jawab Eriska sambil tersenyum

Regina mengamati sekitar dan melihat seseorang di balik counter yang membuatnya tertawa kecil. "Eh, itu Bayu kan yang kerja di sini? Gue nggak nyangka dia kerja sambilan di kafe kampus."

"Iya, gue juga baru tahu pas tadi masuk," jawab Eriska. "Dia sibuk banget dari tadi, baru kelar kerja nih kayaknya."

Tak lama, Bayu selesai dengan pekerjaannya dan menghampiri mereka. "Eh, lo berdua! Lagi ngapain nih di sini?" katanya sambil tersenyum, menarik kursi dan duduk bersama mereka

Regina langsung nyengir lebar, "Yaelah, Bay, lo kerja di sini ya? Kenapa nggak bilang dari dulu? Keren loh sambil kuliah masih sempet nyari duit."

Bayu ketawa, "Ah, biasa aja lah, Gin. Ya, buat nambah-nambah aja, daripada bengong, kan."

Eriska tersenyum melihat keakraban mereka. "Seru juga ya, kayak balik ke masa SMA gini, kita kumpul bertiga lagi."

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang