Saat itu, para mahasiswa mulai berkumpul di auditorium dengan suasana yang ramai dan penuh dengan obrolan. Devan duduk bersama Bayu, Wira, dan Febby di salah satu baris tengah, sambil melontarkan keluhan
"Kenapa sih mahasiswa senior harus ikut acara ginian? Harusnya yang datang cuma mahasiswa baru aja," Devan bergumam pelan sambil bersandar di kursinya
Bayu mengangguk setuju, "Iya, apalagi kalau cuma ngomong soal industri. Kita juga udah sering dengar dari dosen lain."
Febby tertawa kecil, "Betul tuh. Kita kan bukan maba lagi, ya, udah nggak perlu denger ceramah motivasi lagi."
Namun Wira, yang lebih serius, menanggapi, "Eh, siapa tahu ini beda. Yang ngisi katanya top banget di bidang industri. Mungkin bakal seru."
Saat mereka asyik berdebat, Galih, dosen muda yang berdiri tak jauh dari mereka, mendengar celotehan itu dan mendekati mereka dengan tatapan tajam
"Devan, Bayu, Febby. Kuliah umum ini diadakan bukan tanpa alasan," kata Galih sambil menyilangkan tangan. "Seharusnya kalian menghargai orang yang sudah jauh-jauh datang untuk membagikan pengalamannya. Kalian bisa belajar banyak, apalagi mengingat posisi beliau di dunia industri."
Devan menghela napas, setengah menggerutu, "Iya, Pak Galih, kami ngerti kok."
Ketika pintu ruang kuliah terbuka dan Rendra melangkah masuk, hampir semua mata di dalam ruangan tertuju padanya. Sosoknya yang karismatik dan penampilannya yang berkelas memancarkan aura tersendiri, membuat banyak mahasiswi tersenyum kagum dan berbisik satu sama lain
"Hah, ini dosen tamu-nya? Ganteng banget!" terdengar salah satu mahasiswi berbisik ke temannya
Di antara kekaguman dan bisik-bisik itu, hanya ada dua orang yang tampak tegang, yaitu Eriska dan Bayu. Keduanya duduk di tempat masing-masing, hanya bisa terdiam membeku melihat Rendra, yang merupakan suami Eriska sekaligus direktur perusahaan industri terbesar di negeri ini, berdiri di depan mereka sebagai dosen tamu
Eriska yang duduk di barisan mahasiswa baru mencoba menenangkan diri, berusaha menyembunyikan keterkejutannya. Matanya menatap lurus ke depan, tetapi pikirannya tak bisa berhenti memikirkan bagaimana hal ini terjadi. Di sisi lain, Rendra, yang mengetahui posisi Eriska, memilih berpura-pura tidak mengenalnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me
RomansaSetelah terbangun dari koma, Eriska belajar mengingat semua yang telah terjadi padanya. Termasuk cinta pertamanya