Just as usual

21 1 0
                                    

Eriska berdiri di antrean, jantungnya berdebar kencang saat dia melihat Bayu di meja pendaftaran. Raut wajahnya yang tenang dan senyumnya yang familiar mengingatkan Eriska pada masa-masa di mana mereka sering bersama, sebelum semuanya berubah. Dia berusaha fokus, tetapi detak jantungnya semakin cepat, dan rasanya seperti seluruh perhatian dunia tertuju padanya

Di sisi lain, Devan yang terkenal sebagai playboy melihat Eriska dan segera tertarik. "Eh, Bayu, lihat cewek itu," bisiknya sambil menunjuk ke arah Eriska yang tampak mencolok dengan gaya yang stylish meski sederhana

"Gila, cakep banget. Harus gue deketin nih."

Bayu menatap Devan dengan sedikit cemas. Dia tahu bagaimana Devan berperilaku dan tidak ingin Eriska terjebak dalam perhatian yang tidak diinginkannya

"Kalau yang ini nggak bisa, Dev. Dia bukan cewek sembarangan," Bayu mengingatkan, berusaha menjaga agar rahasia tentang Eriska tetap aman

Devan hanya terkekeh, tidak mempercayai perkataan Bayu. "Tumben, lo. Biasanya lo oke aja. Kenapa? Lo naksir sama yang ini?"

"Dia bukan mahasiswi biasa," jawab Bayu, menekankan kalimatnya. "Yang ini levelnya beda sama lo."

Eriska mendengar sebagian percakapan itu, dan merasa sedikit canggung. Dia berusaha untuk tidak memperhatikan Devan, meskipun dia bisa merasakan tatapan tertuju padanya. Saat gilirannya tiba untuk mengambil formulir biodata, dia melangkah maju dengan rasa ragu

Bayu menyapa Eriska dengan ramah, senyumnya hangat dan membuat suasana menjadi sedikit lebih nyaman

"Eriska, senang melihatmu lagi. Semoga semuanya baik-baik saja," katanya, menatap Eriska dengan tulus

Eriska, yang merasa canggung, hanya bisa tersenyum balik. Dalam hatinya, dia berharap bisa berbicara lebih banyak dengan Bayu, tetapi ketegangan di antara mereka membuatnya sulit untuk bersikap normal. Dia mengambil formulir pendaftaran dengan tangan yang sedikit bergetar, berusaha mengalihkan perhatiannya dari situasi yang agak canggung ini

Sementara itu, Devan yang mengamati dari samping terkejut melihat interaksi mereka

"Tunggu, tunggu. Kalian saling kenal?" tanyanya, menatap Bayu dan Eriska dengan ekspresi bingung. "Kalian sepertinya dekat banget."

Bayu, yang menyadari bahwa Devan penasaran, mencoba untuk bersikap santai. "Ya, kami teman lama," jawabnya sambil berusaha menjaga nada suaranya agar tidak terdengar terlalu bersemangat

Eriska menambahkannya dengan sedikit ragu, "Iya, kami dari sekolah yang sama."

Devan mendengus, masih merasa bingung. "Kalian satu sekolah? Wow, kok lo nggak bilang-bilang Bay, punya temen secakep ini?"

Eriska hanya tersenyum lagi, berusaha untuk tidak menarik perhatian lebih banyak. Bayu, yang ingin melindungi Eriska dari pertanyaan yang lebih dalam, segera menimpali, "Ya, dulu kita sempat lost contact. Tapi sekarang gue seneng bisa ketemu lagi."

Devan mengangguk, meskipun rasa ingin tahunya belum sepenuhnya terpuaskan. "Oke deh, selamat datang di fakultas teknik! Semoga kita bisa hangout bareng, ya."

Eriska mengangguk, merasa lega karena Bayu ada di sampingnya. Di saat yang sama, dia juga merasa beruntung karena ada kesempatan untuk memulai kembali hubungan mereka, meskipun banyak yang harus dihadapi di depan

***

Bayu diam-diam memerhatikan Eriska dari jauh saat dia menjalani orientasi. Setiap kali Eriska tertawa atau berbincang dengan teman-temannya, hatinya bergetar. Dia merasa ada campuran rasa senang dan cemas melihatnya beradaptasi kembali, apalagi setelah semua yang telah terjadi

Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang