11. hacer el amor brutal

13.5K 122 0
                                    

" sena mana? " mata delone menatap dera
sedang dera yang di tanya merasa bingung

" kenapa nanya gue, gue gatau sena dimana. "
mendengar sahutan itu delone pun geram
" ya lo kan temen nya dongo " sahut lelaki
itu jengkel, sudah jarang delone bertemu
dengan sena akhir akhir ini, bahkan hampir
tidak melihat wanita itu sama sekali

" ya lo kan cowok nya tolol, tolol di pelihara
lon. " semua murid sempat terkekeh pelan
tetapi hening kembali saat delone menatap
keseluruhan isi dari dalam kelas

" Anjing ya lo de.." maki delone " terus, nyari
sena kok bergerombol gitu sama temen, kaya
mau tawuran aja lo " sahut renna ikut bersuara
mata wanita itu menatap teman delone

" sok asik lo babi " mata delone memutar
malas lalu langkah nya berbalik di ikuti
yang lain " si anjing, songong pisan euy "
renna juga ikut memutar bola mata malas

-------

rolan menghisap rokoknya, lelaki tampan
itu berdiri menghadap keluar dari jendela
rumah, angin berhembus pelan menerpa
kepingan dari wajah sempurna nya, meniup
rambut kecoklatan rolan hingga rambut itu
sedikit bergoyang riang, mengapit cerutu
di bibir nya, sedang telinga nya mendengar
teman nya berujar dari balik telepon

" futsal lan, jam tiga latihan " dosa anggara,
lelaki yang berbicara dengan rolan melalui
handphone itu teman rolan sejak smp

" engga, duluan. " terdengar decakan dari
sang penelpon " sampai kapan lo berlarut
larut kaya gini, udah lah lupain dia " kini giliran
rolan yang berdecak, lelaki itu berjalan pelan
kearah nakas dekat dengan jendela, rolan buka
laci nakas, tidak lain tidak bukan, apalagi jika
bukan foto berukuran sedang di dalam
balutan bingkai

" sok, tunggu gue di hinocal depan sekolah
sd dua, mau gue beliin apa? " setelah rolan
berujar terdengar jelas seruan senang dari
ke tiga teman nya " kalau gitu gue bawa
rara ya lan.. " potong adandi cepat, namun
suara geplakan terdengar renyah sebelum
rolan hendak jawab " yaelah si anjing, syukur
kur di bayarin sama rolan, ini malah bawa
cewek, ga sekalian sekeluarga aja? " sahut
tian geram, ga malu ya, masa bawa pacar
pengeluaran jalan nya teman yang bayar
alih alih traktir

creet..

suara pintu kayu rumah sederhana rolan
terbuka perlahan, rolan menoleh pelan
melihat siapa yang membuka pintu rumah
nya tanpa seizin dari pemilik rumah, asap
rokok rolan menggembul di sekitar lelaki
itu dengan ponsel yang tetap berada di
telinga kanan nya, asap rokok terus keluar
dari bibir seksinya, telepon pun rolan
matikan saat yang di dapati nya di balik
pintu itu adalah sena, seketika foto yang
di liputi bingkai cantik berukuran kecil
di tangan kiri nya rolan lempar pelan
menjauh dengan alami dari jangkauan
nya, bukan apa, dia yang diucapkan
dosa, foto itu berisikan seorang perempuan
cantik dengan rambut panjang berwarna
coklat tua, perempuan di dalam foto itu
tampak tersenyum manis dengan berpose
gembira hingga senyum nya menampakkan
lesung pipit yang dalam di antara kedua sudut
bibir wajah yang terdapat senyuman tulus itu
pucat, selayaknya itu benar benar senyuman
terakhir yang perempuan itu tampilkan, baju
yang di kenakan nya adalah dress biru cerah
selutut, kulit perempuan itu cukup putih.

Rolan menarik nafas gusar, hidup nya selalu
saja di ganggu wanita itu, wanita yang kini
sedang mengandung darah dagingnya

" maksud kamu apa tadi? tinggalin aku dengan
seragam sekolah kamu " rolan tidak sama sekali
menggubris, lelaki jangkung itu berjalan
menjauhi sena, rokok yang tadi lelaki itu hisap
sudah dirinya matikan lalu membuang melalui
celah jendela rumah, sena yang melihat rolan
hanya diam saja pun memilih bertindak jauh
dimana kini wanita itu lepas dan lempar kearah
rolan baju seragam yang ia kenakan

" gue ga mau ribut Na, masih pagi. " lelaki
bertelanjang dada itu menatap sena muak
sembari menerka nerka, ada ya wanita gila
seperti sena

" kalau kamu ga nuntasin aku yang nuntasin
lan, gaada alasan ngehindar dari aku " sena
maju, wanita itu lepas pengait tali bra nya
dengan sekali tarik, ditubuh nya kini hanya
tersisa rok abu selutut yang di pakainya
kesekolah, wanita itu dengan berani nya
duduk di atas pangkuan rolan, menatap
lelaki itu menantang.

rolan tidak bereaksi, wajah pria itu datar, tanpa
ekspresi apapun yang ditunjukkan, tetapi tidak
lama tangan nya menuju kearah perut sena
yang datar, mata nya tidak lepas memandang
hingga sena tertegun, bukan apa, dia bisa
merasakan rasa sayang rolan terhadap anaknya

" minggu kita nikah.." sena sedikit terkejut, tapi
apa yang harus dirinya katakan kepada seluruh
anggota keluarga nya, sena harus apa?

rolan pegang kedua sisi wajah sena untuk diarah
kan kening wanita itu di depan bibir nya, pria itu
kecup pelan pelipis sena dengan sena yang
menerima sambil memejamkan mata

" kalau lo belum siap juga gapapa, gue niat
mau tanggung jawab dengan ngejaga lo sama
anak gue, ga lebih, setelah anak gue di lo udah
lahir, terserah lo mau gimana, intinya kita cerai "
rolan terus mengelus perut datar sena selagi
menunggu balasan jawaban dari wanita itu

" aku mau lan, tapi aku milih ga ngasi tau dulu
sama bunda ayah dan abang aku, aku takut
mereka kecewa lan.." rolan mendongak dengan
helaan nafas berat yang keluar dari hidung nya

" bisa ga usah gerak ga? pecicilan banget, lo
ganggu gue anjing! " sekarang sena tau, rolan
menahan untuk tidak menyentuhnya, sebab apa
karena lelaki tampan itu akan seperti kerasukan
jika hasrat nya di lepas tanpa kendali

sena menggenggam jari jemari tangan berurat
pria itu, wanita itu ajak naik dari perut datar
nya hingga tiba di gundukan kenyal dengan
puting pink wanita itu, rolan geram, sangat.

ingin rasanya rolan tarik hingga putus, aghh.
" kalau gue lepas kontrol tegur na.." rolan hisap
kencang puting wanita itu hingga menimbulkan
kemerahan di sekitar bulatan nya, lalu pria itu
beralih mencium bibir sena dengan kalut,
tergesa gesa, tangan nya menyibak rok yang
wanita itu pakai, rolan selipkan jari jemari
panjang nya masuk melalui celah samping
celana dalam sena, sena tergagap gagap
dengan jantung yang memompa cepat, mustahil
rolan tidak lepas kendali, buktinya rolan kocok
cepat vagina sena di bawah sana, cepat.

entah sejak kapan celana sekolah pria itu lepas
yang tanpa sadar kedua anak manusia itu telah
melakukan dosa untuk kedua kali—

bagi sena ini terasa seperti tidak ada pelumas,
tidak ada perlindungan, sepanjang malam,
sepanjang hari, dari lantai dapur kek kursi toilet,
dari meja makan ke kamar tidur, dari wastafel
kamar mandi kembali lagi ke kamar mandi, dari
ruang tamu ke kamar lagi, secara vertikal
horizontal, eksponen kuadrat, logaritmik,
sementara itu sena terengah-engah, berteriak,
melaju cepat dan pesat dengan berbagai gaya,
bahkan sempat menungging seperti anjing.

mundur kesamping, terbalik, dilantai, di tempat
tidur, di sofa, di kursi, di bawa dinding, disebuah
rumah melantun, membungkuk, menghadap
jendela, memiliki paling banyak keriting jari kaki,
Punggung melengkung, kaki gemetar, dan penis
rolan teramat berdenyut-denyut, kepalan tangan,
telinga berdengung bak kehilangan kesadaran
atas nafsu yang membumbung, mulut sena yang
meneteskan air liur, pantat nya yang mengepal,
hidung mencium, berair mata, seprai basah
bahkan gemetar, tubuh rasa nya sudah tidak
layak untuk di lanjuti, kaki yang mengkaku
akibat selangkangan yang sakit namun diganti
kan dengan nikmat nya orgasme hingga keringat
menggulung, penekan pinggul untuk terus maju mengejar kepuasan duniawi dan walau seribu
kali rasa letih bercinta menyerang, mereka
akan terus berkendara menunggang tiada
henti hingga titik puas.

—cobtinued—

Come vote, komen, Share.
GRACIAS MIAMOR 💋

L A M E R O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang