L A M E R O

57. aresa bastardo

" dalam dua minggu, dalam dua minggu
lo pergi ninggalin gue dan gue ga tau
keberadaan lo bahkan sama siapa
lo pergi, setelah kita ketemu, ga ekspek
nya lo malah berdua sama aresa, dokter
yang bantu lo di rumah sakit malam itu "
rolan yang awalnya menatap lantai
kini mendongak kembali melihat
punggung sena yang langkahnya
telah terhenti saat mendengar rolan
yang berucap seperti itu

rolan memasukkan kedua tangannya
kedalam saku celana, menatap sena
sumbringah ditambah senyuman
mengolok pria itu " sejauh dua minggu
lebih ini lo baru ngenal dia, tapi lo udah
ambil keputusan yang impulsif senala,
ga heran betapa murahnya lo, ga hanya
tubuh, pikiran, sifat bahkan sikap lo, itu udah
nunjukin kalau lo cewek gampangan, lacur. "
kutuk rolan di ujung, sena mengepalkan
tangan kecilnya mendengar itu

" dan sialnya gue jatuh cinta sama cewek
pelacur kaya lo, seharusnya lo cuma boleh
ngelacur sama gue na, di titik ini gue masih
ga nyangka kalau lo bakal nikah lagi setelah
pisah dari gue, sialan, jadi gue nih yang
gamonin lo, nalaa? " sena berbalik, sena
menatap rolan dari kejauhan satu meter

" udah cukup kamu ngatain aku, mau
kamu ngatain aku apapun, keputusan
aku udah jelas, aku ga akan balik lagi
sama kamu kalau kamu terus terusan
remehin kehadiran aku, aku tau lan, jauh
di dalam hati kamu, kamu ga mau aku
pergi, dan lagi bukan cuma kamu yang
bisa ngomong panjang lebar kaya tadi,
aku juga bisa, entah kenapa anehnya
aku bisa suka sama orang kaya kamu. "
saling tatap kedua bola mata sena dan
rolan, mata itu, mata yang membuat
sena amat terlena pada masa itu, mata
tajam dan hati dingin itu lah yang membuat
sena tertarik dan tidak mau menyerah sama
sekali untuk mendapatkan rolan

" sekali murah tetap aja murah, pelacur
jalanan ga berkelas, itu cocok jadi julukan
buat lo.." olok rolan lagi dan lagi, sakit sekali.

" kamu bener, jangan lupa juga kenapa kita
ada di hubungan ini, itu karena aku bodoh
yang mau aja nyerahin tubuh aku sama
kamu, rolan, rolan lamero degore. " sena
eja penuh makna nama rolan

————

setelah hari itu rolan menjadi semakin
merasa akan gila, pasalnya anaknya tidak
boleh sama sekali rolan lihat, apa ga stress.

Jancok—

" halo rolan, sena pendarahan, jatuh katanya "
itu renna, wanita itu beritahu rolan dengan
sengaja, yang dekat dengan sena saat ini
hanyalah renna, kebetulan renna bilang
sendiri kalau rumah mereka tidak jauh
jaraknya antara masing masing, jadi rolan
minta tolong sekali, kalau ada hal apapun
tentang sena harus mengabari rolan
secepat mungkin entah itu hal kecil.

" kayanya dirumah lagi ga ada aresa, dia
telepon gue, cuma gue ga bisa dateng.."
tambah renna lagi, dengan situasi renna
yang hamil muda pun membuat renna
sangat menjaga janin tetap aman

" gue kesana, makasih. " rolan menaruh
kembali ponsel nya disaku celana, pria
itu bergegas menuju mobil di ujung jalan,
saat ini rolan ada di bengkel, berhubung
sudah lama tidak bertemu darso

dan taukan sekarang kalau rolan tahu
dari mana tentang kehamilan sena, saat
sena kabur waktu itu, ternyata ada di rumah
renna, mulai saat itu sena selalu mencerita
kan hal apapun dengan renna, dan entah
mengapa renna menuruti permintaan
tolong dari rolan, kalau di pikir pikir renna
mendukung hubungan keduanya setelah
apa yang keduanya lewati, terkadang
renna termenung dan menela'ah sena
dan rolan, kalau pada akhirnya akan
seperti ini, sia sia saja pengorbanan
sena yang rela melakukan apapun
untuk bisa ada bersama dengan rolan