pagi ini sena memilih untuk tidak sekolah
sedang rolan sudah pergi sedari pagi pagi
sekali, bagi sena hidup seperti ini sakitnya
cukup terasa, mempunyai suami yang toxic
itu sama sekali tidak enak, sena selalu berkata
kepada dirinya sendiri bahwa rolan sengaja
memperlakukan sena seperti ini namun jika
rolan baik kepada sena, sena merasa rolan
menaruh harapan dan sena yang cukup
berharap, pada dasarnya sena membenci
dirinya sendiri, pagi ini sena akan pulang.saat wanita itu tiba di rumah langsung saja
sena menuju kearah kamar, sena tidak melihat
satu pun keberadaan orang dirumah, sena juga
fokus dengan tujuannya, kamar.setiba sena dikamar sena merasakan mual
menghampiri sehingga sena berjalan cepat
menuju kamar mandi, darah kembali sena
rasakan mengalir dari selangkangan nyaLagi?!
ya tuhan sena harus apa?
sena abaikan, kaki sena melangkah naik
keatas kasur sebelum itu sena buka blazer
nya dahulu baru kemudian berbaring sena
dengan posisi menyamping membelakangi
pintu kamar mandi, sepanjang sena berjalan
darahnya berjatuhan dilantai wanita itu lelah
dan tidak menghiraukan sama sekali, sena
asik memikirkan perahara rumah tangganya
yang semakin hari semakin menjadi kacau,
hingga sena memejam mata meresapi semua
rasa yang hadir menyerbu" dek, kamu halangan? kenapa gini sayang,
jorok banget. " itu thea, thea hampiri sena
yang membelakanginya, wanita paruh baya
itu goyang pelan membangunkan sena
namun sena masih diam dalam posisi
hingga mata thea menatap kearah bagian
bawah sena yang banyak berlumur darah" na, sena " masih dalam keadaan tenang
thea memanggil sena namun sena tidak
kunjung menjawab hingga dengan paksa
thea balikkan tubuh sena kearahnya, dan
jelas terpampang nyata wajah pucat pasi
sena dengan pelupuk di bawah mata sena
yang kecoklatan menghitam tanda wanita
itu benar benar kelelahan, dan sekarang
perut sena yang menjadi pusat perhatian
thea, pikiran yang tidak thea sangka langsung
saja keluar dari otaknya, berkeliling bagai
hantu gentayanganthea terkejut melihat pemandangan
dihadapannya, berceceran darah sena
dimana mana, membasahi ranjang, kaki
dan tangan sena " SENAA?! " thea
guncang tubuh sena, menutup mulut
dengan tangannya sendiri sembari
memegang perut menonjol sena yang
sudah berisikan bayi selama lima bulan
terakhir, hancur hati thea benar benar
terpukul sang bunda itu, air mata
mengalir tanpa di pinta, dorongan hati
benar sangat berpengaruh, air mata
thea menetes terus menerus sedang
sena yang di tatap sama sekali tidak
berdaya, penggerakan kecil pun tidak
thea tangkap dari anak gadisnyasungguh kenyataan yang begitu berat
bahkan pait telah thea telan mentah
mentah di pagi hari ini " gala.." terduduk
lemas tubuh thea, merosot tidak
terkendali, thea harus bagaimana
jika gala tau dan suami thea tau bahwa
thea tidak becus menjaga sena, bagi
sosok ibu itu, thea sudah benar benar
betul mengawasi sena namun tetapi
thea salah, thea benar benar ibu
yang tidak becus" sena bangun nak, sena, bangun jelasin
ke bunda ini apaa! " thea kalut, sedang sena
masih memejam, pingsan dengan wajah
pucat pasi " GALAAA.." panggil thea berteriak
kuat dan tidak lama gala datang dengan muka
bantal dan ekspresi panik, namun apa
yang dilihat di depannya itu membuat gala
terdiam beku bahkan terkejut bingung" angkat cepat bawa kerumah sakit! " pinta
tegas dengan tekanan di setiap kata, rasa
yang thea miliki antara khawatir dan kecewa
juga sedih tentu saja, gala tanpa babibu pun
mengangkat sena dalam gendongannya,
kala yang hanya memakai celana pendek
rumahan tanpa baju atasan itu tidak hirau
tentang darah sena yang sudah mengenai
gala " PAK NASIR, PAK!! " panggil gala
berteriak dan tidak lama pak Nasir pun
datang menghadap " ambil mobil cepat "
dengan cepat pak nasir membelok mobil
lalu thea buka pintu belakang hingga gala
bisa menaruh sena, gala taruh adiknya
dengan posisi telentang yang dimana bagian
kepala gala tumpang dengan pahanya sendiri" rumah sakit den? " tanya pak nasir
" PAKEK NANYA ANJINGGG! " maki gala
lagian pak nasir tidak melihat situasi apa?mobil berjalan laju membelah jalan kota
yang terlihat cukup padat pagi ini, jam
menunjukkan pukul setengah sepuluh
pagi, gala meraup raup wajah nya sendiri
secara kasar, helaan nafas tidak henti henti
juga kekecewaan menggerogoti gala, mata
pria itu berair namun kembali gala seka, tangan
kanan gala mengepal kuat guna menetralkan
kemarahan nya, demi apapun itu, akan gala
pukul habis habisan ayah dari bayi yang sena
kandung, gala bersumpah.saat mobil tiba di lobi depan rumah sakit
gala langsung menggendong sena kembali
bahkan mobil belum terhenti mulus gala sudah
bergerak cepat membuka pintu dan kembali
mengambil sena untuk gala gendong, cukup
kacau pagi ini, pagi yang seharusnya gala
nikmati setelah pulang larut dari Surabaya
kembali kejakarta ini harus gala manfaatkan
untuk beristirahat sebab kuliah membuat
otak gala berputar frustasi, dimana harusnya
gala tidur nyenyak di kasur nya yang selama
tiga bulan gala tidak tiduri kini malah hal
yang sangat jauh dari perkiraan gala membuat
gala menjadi pria putus asa, sedih, marah, dan
emosi menjadi satu dalam satu waktubajingan.
" SUSTERR.." gentar rumah sakit pagi ini
akibat dari suara teriakan gala diikuti
rombongan para suster yang berlarian
dengan brangkar rumah sakit, gala taruh
sena, pria itu tiduri tubuh lemah tidak berdaya
sena yang memang benar benar tidak sadarkan
diri, setelah sena dibawa keruang darurat gala
masih tidak bisa melepas lega nafasnya
sungguh kejadian ini membuat jiwa gala
shok bukan main, air mata menetes tanpa
dipinta " kontol. " gala mengacak rambut
kuat, lusuh sang kakak itu saat ini———
" boss, murung banget, muka ditekuk gitu
udah kaya orang habis makan jeruk nipis "
rolan mendongak menatap dosa tajam" emang orang makan jeruk nipis mukanya
gitu Sa? " tanya tian, sedang adandi hanya
bagian geleng geleng melihat tingkah keduanya
yang selalu dan setiap hari mengecoh rolan" yee, elu! gue mah juga gatau.." sahut dosa
" garing anj " timpal rolan memutar mata
malas, kalau sudah rolan angkat bicara
berarti itu berisik" gue denger denger, toilet cewe setiap hari
dan selalu, ada yang nemu darah di lantai. "
adandi yang sedari tadi tidak menanggapi
pun kini mulai diam " palingan ada yang
kebocoran.." tanggap tian, dosa menatap
adandi sedang adandi menggidikkan bahu" rolan nih paling, merawanin anak orang "
ucap dosa asal, tidak tahu saja bercanda
nya membuat rolan naik darah" BISA DIEM GA SIH, LO SA, GA LUCU
BERCANDAAN LO!! " ketiganya terdiam
menatap rolan yang gelagatnya tidak terbaca
oleh mereka " kalau gue denger kalian bahas
hal yang ga penting gini, gue gantung satu satu
di pokok kelapa belakang " ketiganya selalu
saja berbicara hal melantur mana ini bener
lagi, kan rolan jadi agh gitu" tapi inikan rumah gue masa iya lo berani "
sahut tian memberanikan diri, hingga rolan
menatapnya datar dan tian seketika kembali
terbungkam merutuki dirinya—countinued—
yuhuuu, helo gayss 👋🏻
im back membawa rolan kalian
seperti biasa vote, komen!liat lo ya gue pantau yang ga
vote dan komen👊🏻👀

KAMU SEDANG MEMBACA
L A M E R O
Teen FictionWARNINGS AREA 21+ 🚫 KONFLIK BERAT !!! ----- Lelaki miskin, rolan lamero degore, anak haram dari dua sepasang manusia, rolan, lelaki bajingan berotak buntu, kehidupan nya yang miskin tidak dapat menghalangi nya dari kegiatan bejat sehari harinya...