19. sobre la mujer en el cuadro

166 14 3
                                    

sena pagi pagi sudah berangkat kesekolah.
wanita itu memesan taksi sebelumnya dan
sekarang sena telah duduk di kursi penumpang,
tujuan nya pagi ini terlebih dahulu adalah rumah
rolan, saat sudah tiba sena langsung masuk
dengan kunci yang ada padanya, rolan yang
memberikan kunci rumah cadangan kepada
sena, pria itu berikan setelah dua hari mereka
menikah dan sekarang kini sudah lewat tiga
minggu setelah pernikahan menurut perhitungan
sena sendiri, kehamilan wanita itu juga sudah
memasuki satu bulan lebih

saat masuk sena mendapati pria itu merokok
di depan tv, duduk di sofa membelakangi pintu
masuk, bertelanjang dada dengan boxer.

tatapan pria itu menatap kosong kearah depan,
namun saat sena perhatikan lebih detail, menilik
dalam, ternyata rolan sedang memandangi sosok
wanita yang pernah sena sempat lihat setelah
sena resmi menjadi istri dari pria itu, foto yang
dibingkai kecil di dalam laci nakas itu, membuat
sena selalu bertanya itu siapa, namun saat sena
bertanya rolan sering mengalihkan pembicaraan
dan sekarang bingkai dengan foto wanita itu di
dalamnya sedang rolan pegangi, menatap
wanita di foto itu dalam, seakan akan sosok
itu ada di hadapannya yang perlu pria itu
kasihi dan sayangi

sena mendatangi rolan, menghadap wanita itu
di hadapan rolan tanpa mengatakan sepatah
kata pun, sena malah memilih duduk di atas
paha rolan dan memeluk pria itu erat tidak lupa
menghirup dalam wangi tubuh rolan

" awas, gue risih. " namun sena acuh walau sudah
rolan sentak tubuh sena agar menjauh dari tubuh
rolan, tetapi masih saja sena dekap dalam, rolan
buang asal putung rokok yang sebentar lagi sudah
memendek itu, mengingat ibu hamil tidak baik
menghirup asap dari rokok.

" sebenarnya aku ga pernah cape lan untuk
gencar dan excited biar kamu selalu musatin
perhatian kamu ke aku tapi kali ini aku bener
bener ngerasain kalau aku ga pernah kamu
anggap bahkan sekali aja kamu ga pernah ingin
mencoba untuk buka hati kamu buat aku, aku
cukup cape waktu tau kamu suka dan dilema
banget sama sosok yang sering kamu liatin
di bingkai itu, no, I won't forbid it hal itu, but.
aku sadar bahwa aku ga pernah ada terlintas
di dalam pikiran kamu, dimana pun aku
bertempat aku bakalan ga ada ruang atau
celah sama sekali yang dimana seperti aku
ke kamu " dapat sena rasakan hembusan
nafas rolan di atas rambutnya, sebab sesaat
pria itu menarik nafas dan menghembuskan
secara kasar

" na, lo ada, lo hadir disini itu kehendak gue, dan
ketika lo bilang hal kaya gini jangan lo kira seakan
akan gue ga stage sama kehadiran lo. " rolan
yakin, amat sangat yakin bahwa cinta akan
tumbuh untuk sena seiring berjalannya waktu
namun tidak sekarang, dan rolan tidak tahu
kemana akan pria itu arahkan hidupnya

dan sekarang yang membuat pikiran rolan
bergemuruh adalah tentang keluarga sena,
dimana sena yang sudah rolan nikahi secara
sirih tidak dengan secara resmi itu cukup
membuat rolan tidak tahu harus melakukan
apa, apa sampai wanita itu melahirkan anaknya
atau bagaimana, dan mungkinkah akan diketahui
seiring berjalan waktu pula?

rolan bukan tidak suka atau bahkan cinta, tidak
juga benci, tetapi pria itu cukup takut hal yang
menimpa nya juga menimpa sena, bagi rolan
rolan adalah manusia yang setiap harinya di
datangi kesialan, dan juga rolan takut, sangat.
takutnya akan wanita yang rolan cintai akan
pergi atas kelalaian nya yang tidak becus
menjaga sosok yang dirinya cinta

intinya rolan takut kembali mencinta setelah
pujaan hatinya meninggal kan rolan dan dunia.

ferasa gealina, gadis itu, mau sampai kapan
ada di pikiran bahkan hati rolan, sampai kapan?

" tidur lagi sana " pinta rolan lalu rolan kecup
dalam pelipis wanita cantik di pangkuannya
dimana sena balas gelengan pelan yang arti
nya tidak mau tidur lagi, pasalnya masih jam
enam pagi, masih ada satu jam lagi untuk
berangkat kesekolah

sena selalu mendapat perlakuan baik dari rolan
namun perlakuan rolan bertolak belakang dengan
hati pria itu, memang benar rolan sering mencium
sena tanpa sebab hingga sena terkejut kejut dan
sekarang sena mulai terbiasa, mencium bukan
berarti harus menyukai balik kan?

body language pria itu juga unik, menyugar
dan membasahi bibir adalah ciri khas rolan.

" gue mau nenen " menelan ludah pelan rolan
saat mengatakan itu, sesungguhnya rolan
sedang menahan malu

" tiba tiba banget nih? " berdehem lalu
mengangguk pelan pria itu, sena memperbaiki
posisinya di atas pangkuan rolan, menempatkan
tubuhnya senyaman mungkin, kemudian wanita
itu buka kancing baju nya dari atas hingga barisan
ketiga, bra renda maroon nya terekspos di hadapan
rolan, tanpa malu wanita itu keluarkan buah dada
kirinya dimana langsung rolan tangkap puting
pink sena untuk rolan kulum dan emuti rakus

sena elusi pelan helaian rambut rolan yang
lebat dan halus, sena tersenyum pelan

lucu.

rolan seperti bayi yang minta disusui ibunya,
membicarakan soal ibu, sena belum mau
membahas tentang keluarga rolan, akan sena
tunggu waktu dimana pria itu yang akan buka
suara, entah kapan pun itu.

dan lagi luka bakar di punggung besar dan tegap
pria itu yang membentuk huruf v terbalik <
melebar tampak jelas walau tidak terlalu besar,
sempat sena menyentuh luka itu saat sena
memegang erat belakang punggung rolan
hampir keseluruhan saat mereka bercinta.
tersentak terkejut namun rolan masih bersikap
biasa saja

biar waktu menjelaskan, sena kini memilih
membelai pelan pelipis, pipi dan rahang
rolan dengan rolan yang memejam damai

saat sena asik menatapi dengan detail wajah
suaminya ponsel di saku wanita itu bergetar
tanda pesan baru saja masuk, merogoh
pelan sena ternyata itu chat dari delone

sena sempat menatap rolan sejenak ternyata
pria itu tidak terusik, mengingat rolan berada
didekap sena jadi sena mencoba berusaha
tidak mengecoh ketenangan rolan, namun saat
sena hendak membalas ponselnya berdering
menandakan ada yang menelpon

bunda ❤️

nama itulah yang tertera di layar ponsel sena
dan untungnya rolan masih dengan mata
yang terpejam, satu hal yang sena tahu, pria
itu tertidur dengan mulut yang tidak berhenti
mengkulum dan menyesap kuat terkadang
hingga sena meringis ngilu, tanpa pikir panjang
sena menjawab telepon sang bunda—thea

" halo bunda? " sapa sena

" kamu dimana, bunda cari dikamar kok
udah ngilang aja na.." khawatir sang ibu itu

" sena udah berangkat kesekolah bun " tangan
sena memainkan pelan helaian rambut rolan
hingga rolan bergeming pelan

" ya Allah na, lain kali bilang ya sayang, bunda
kira kamu entah dimana, Yaudah ya na, bunda
mau ngurusin cucian. " terang thea dengan hal
dan kesibukan yang akan dirinya kerjakan, pasal
nya semalam juga sudah thea kabari sena bahwa
asisten rumah tangga nya pamit dua hari tidak
masuk bekerja

" iya bunda " sena tutup kemudian

saat sena selesai dengan pembicaraan nya
dengan sang bunda selesai pula rolan dengan
kegiatan mengisap buah dada sena, mendongak
pria itu menatap langsung kedalam bola mata
sena " gue mau cipokan " rolan pinta sayu

eyy si anjing banyak mau

continued—

Halo para pengikut rolan 👋🏻
Kayanya aku ga jadi double up deh
lanjut besok yach, beneran muach 💋

VOTE, KOMEN, LOVE ALL 🤎

L A M E R O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang