39. contra dios

3.7K 146 59
                                    

" mas, jadi bener, kamu sama lonte itu
punya anak, kamu jahat mas, kamu jahat. "
air mata thea terus mengalir tidak menyangka,
ternyata suaminya sempat membuat wanita
itu hamil, thea benar benar tidak bisa melepas
nafas nya dengan normal hingga pemandangan
hitam pekat mengambil alih

———

" rolan, saya minta maaf, bukan ayah yang
ga bertanggung jawab tapi ibu kamu yang
milih untuk menikah dengan pria lain, ibu
kamu yang menolak saya! " ferhat yakini
penuh rolan dengan berbagai penjelasan

" semua udah ga berarti, gara gara lo gue
sama sena terikat hal yang terlarang, yang
hina dan dosa, gara gara kalian hidup gue
linglung. " rolan menitikkan air matanya
namun tanpa suara tangis hanya suara
tegas yang dimana sebisa mungkin rolan
menampakkan bahwa dirinya tidak lemah

" LO HARUS TAU GIMANA HIDUP SENDIRI,
GUE HIDUP TANPA SOSOK ORANG TUA,
GUE GA PERNAH RASAIN KASIH SAYANG
SAMA SEKALI, WINDI SELALU NYIKSA GUE
DARI KECIL LALU PERGI NINGGALIN GUE
SAMA SOSOK YANG GUE KENAL KALAU
ITU AYAH GUE! " rolan benar frustasi, kaki
jenjangnya menendang sofa kuat

" maaf. " hanya itu yang dapat ferhat ucap

" beribu kata maaf lo yang gue terima
ga penting. " rolan menaiki anak tangga satu
persatu meninggalkan sena dan ferhat, sedang
gala memilih untuk menemani thea di dalam
kamar saat pingsan tadi, tidak lama kemudian
sena menyusul rolan, ferhat pun memilih
duduk menyilang di atas sofa dengan memijit
pelan kepalanya yang berdenyut

sena masuk kedalam kamar dengan sebuah
berkas di tangan kanan nya, dapat sena
tangkap rolan yang membelakangi pintu
kamar, pria itu berdiri didepan nakas, sedang
membuka jam tangan dan menarik dompet
lalu ponsel dari saku, pria itu hendak tidur.

melepas celana jeans nya pria itu kini, rolan
naik keatas ranjang, menarik selimut tanpa
memperdulikan sena sama sekali

sena taruh berkas itu di nakas, wanita itu
juga mulai bersih bersih hendak tidur, saat
sena menaiki ranjang rolan membalikkan
badannya membelakangi sena, sena pun
memeluk tubuh rolan dan menaruh kepala
nya di celah leher rolan, wanita itu hirup
dan menarik nafas dalam sembari memejam
tetapi rolan memindahkan pelan tangan
wanita itu dan kembali bangkit dari baring
nya, rolan menarik rokok dan pematik api
di nakas dan menuju kearah balkon kamar

rolan menghidupkan rokoknya, pria itu
sesap dan mengeluarkan asapnya asal lalu
menjentik abunya di asbak meja balkon.

jakunnya naik turun seiring menyesap
rokok, hingga rolan merasa bahwa ada
tangan yang melingkar pelan di pinggang
tepatnya di tengah tengah perut, rolan pun
menarik nafas gusar memejam meresapi
pelukan itu, ada rasa tidak menyangka bahwa
wanita yang memeluknya ini adalah
adiknya sendiri dimana status sena
adalah istrinya, rolan menengadah, pria
itu menatap langit, betapa hitam pekatnya
tanpa bintang bintang yang bertabur

" lepas, senala. " pinta rolan berat, alih alih
melepas wanita itu malah mengeratkan
pelukannya terhadap rolan dan rolan pun
memejam tidak habis pikir " gue ngerasa
kalo lo bukan hamil anak gue na, tapi anak
orang lain. " sena melepas lemas tangannya
yang wanita itu lingkarkan di pinggang rolan,
rasa tidak percaya bahwa rolan akan berpikir
begitu cukup membuat sena kecewa, logika
saja, siapa lagi yang mengambil keperawanan
sena untuk pertama kali kalau bukan rolan?

" kenapa baru sekarang kamu mikir hal
yang ga masuk diakal ini? " ucap sena,
wanita itu beralih berdiri disamping tubuh
besar rolan yang menghadap ke luaran
pagar balkon " mungkin aja waktu gue
berhubungan badan lo merekayasa kalau
lo masih perawan, padahal itu bukan darah.."
rolan berkata santai, asap rokok terus saja
menggempul di sekitar mereka, sena kelu.

L A M E R O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang