L A M E R O

38. ya lo sé

dua bulan sejak hari itu sudah berlalu, jangan
tanya, setiap sehabis bercinta sena selalu
pendarahan, sedang rolan berleha leha bebas
dengan ferasa, sena menjalani aktivitas
seperti biasa, namun ada yang membuat
rolan janggal seminggu ini, yaitu sena yang
sedang mengobrol dekat dengan anak
kelas 11 ipa 2 setiap harinya disekolah
bahkan sampai berjumpa tidak sengaja
di luar sekolah, entahlah tapi bagi rolan
mungkin sengaja sekali

dan seperti sekarang sena baru pulang sore
hari ini, jangan tanya kenapa kehamilan sena
tidak terbongkar, intinya dengan tubuh sekecil
itu otomatis perut sena juga tidak terlalu
besar dimana sebentar lagi sena sudah
mau memasuki usia kandungan delapan
bulan yang tidak lama lagi bayinya akan
lahir kedunia yang penuh tipu daya

" baru pulang? " rolan duduk menyila diruang
tamu depan tv namun tv tidak hidup, pria itu
hanya mengapit rokok di jemarinya dan
membuang asap rokok ke sembarang arah

" bukan urusan kamu. " rolan bangun cepat
dan berhadapan dengan sena, rahang pria
itu mengeras marah " lo istri gue! " ucap
rolan penuh maksud mengingatkan.

" bukan istri kalau ga dinafkahi dan dianggap "
balas sena tidak kalah geram, jangan lupa,
mereka sama sama memiliki sifat keras
kepala yang amat membatu

" kamu pergi sama ferasa, kamu tidur sama
ferasa, kamu bawa dia kerumah kita, mana tau
kamu kalau aku pendarahan, dan mana mau
tau kamu kalau aku stres mikirin ini arahnya
kemana, apa pernah kamu ngelirik aku? engga
lan, jahatnya kamu ya itu, setiap habis kita
berhubungan badan kamu tinggalin aku
gitu aja dan aku selalu aja jumpa kamu
berdua dengan ferasa, dimana pun! " eluh
sena begitu sesak nan memilu

" aku ini lagi hamil besar, aku butuh kamu! "
sena memijit pangkal hidungnya, tiba tiba
saja kepala nya memusing

" aku sering pendarahan lan, hampir setiap
harinya, dan yang buat aku bingung adalah
kenapa anak ini masih bertahan dan mau
dilahirin kedunia, aku sama sekali ga pernah
meminta anak ini untuk tiada saja walau
kamu memperlakukan aku kaya gini, tapi
aku heran kenapa anak kita masih milih
menetap dengan dimana hubungan kita
aja belum berbenah. " rolan membuang
putung rokoknya secara asal, saat rolan
akan memulai pembicaraan ponsel sena
berdering tanda ada panggilan masuk

bang gala ❤️

nama sang penelpon tertera jelas di ponsel
sena, ternyata gala yang menelpon.

" ayah dirumah na. " setelah mengatakan
itu telepon pun terputus, seketika jantung
sena serasa jatung dari tempatnya, ferhat
pulang dan bagaimana jika ferhat bertemu
rolan, alih alih memukul ferhat akan tahu
kalau rolan anaknya bersama wanita itu
yang dimana selama ini ayahnya cari cari,
sena tahu, ferhat pergi bukan cuma urusan
bisnis tetapi mencari informasi tentang
wanita itu dan rolan yang ferhat kira ada
bersama wanita itu, siapa namanya?

windiana lerasarz, yeah.

windi.

sena mengganti bajunya terburu, rolan
yang bertanya berulang kali pun wanita itu
abaikan hingga sampai dihalakan rumah
saat sena akan pergi rolan menarik kuat
lengan sena, terpaksa sena berhenti dan
menatap wajah rolan " gue berulang kali
nanya, mau kemana? " sena melepas
genggaman rolan di tangannya, tangan
itu sudah terlalu sering menggenggam
tangan ferasa.

" pulang. " senala castila

" gue ikut " rolan tarik tangan wanita itu
namun sena kembali melepasnya " lan.."
apa waktunya sudah tiba, waktu dimana
tidak hanya hubungan mereka yang berakhir
tapi juga dosa yang menyandukan ini? sial.

" sebenarnya kamu abang aku lan. " langkah
gesit rolan berhenti, kaki dan seluruh badan
rolan mengkaku dalam seketika, darah rolan
berdesir menghangat di dalam tubuh

" ayah aku, itu ayah kamu..." sena menahan
nafas saat rolan berbalik dan menatap sena
tajam, benar benar menajam, kuping rolan
memerah juga gigi rolan menggelatuk, rolan
berlari dan menaiki motornya terburu buru

habislah sena, hubungan ayah dan sang
bunda akan tamat hari ini.

rolan tiba di halaman rumah sena, dari
setiap langkah kakinya semakin dekat rolan
dengan pintu masuk semakin berdebar gila
pula jantung rolan, rolan buka pintu itu
dan menarik nafas, ferhat berdiri disana,
dengan tangan yang dimasukkan kedalam
saku celana kantornya, gala juga disana.

" lan? " gala mengernyit, dimana sena?

rolan mempercepat langkahnya dan tanpa
aba aba memukul telak rahang ferhat, betapa
emosinya rolan, dan kalau ayah sena adalah
ayahnya, berarti sena?

rolan menggeleng kuat menyadarkan diri,
sial, jadi selama ini rolan menyetubuhi adiknya,
tepat sekali, senala adalah adik rolan.

" ANJ LO KENAPA MUKUL BOKAP GUE?! "
gala menghadap rolan dengan penuh tanda
tanya, pria itu menarik kerah baju rolan
" tanya sama bokap lo, penghianatan apa
yang udah dia lakuin sampe gue terlahir
sebagai anak haram. " desis rolan berat,
dan tarikan dikerah rolan dari gala pun sedikit
demi sedikit melonggar, gala beralih menatap
ferhat, ferhat yang tersadar pun kini jantung
nya menjadi berdebar kencang

dan tak lama sena pun tiba.

thea mematung, ada apa ini?

" yah, maksud dia apa, hubungan kalau
dia anak haram kenapa sangkut paut sama
ayah, seharusnya ayah mukul dia karena
udah ngehamilin sena, kenapa ayah diem?! "
tangan rolan mengepal kuat, urat lehernya
bermain main mengkaku

" bang, rolan anak ayah.." ucap sena secara
terang, tidak ada rasa ragu dalam berkata,
dan kali ini sena ingin tahu, benarkah ferhat
akan mengatakan kejujuran atau malah lari
dari kenyataan yang sudah lama diri ferhat
pendam tanpa thea ketahui.

" LO WARAS?! " emosi gala meninggi, apa
apaan ini, kenapa jadi begini, perasaan gala
dunia akhir akhir ini semakin bertindak tidak
waras, lelucon tidak masuk akal.

" sena bener, ayah punya anak dari wanita
lain, dan kaya dia bilang, dia anak haram,
anak diluar pernikahan, tapi sumpah demi
tuhan, ayah mau tanggung jawab tapi ibu
nya rolan sama sekali ga mau ayah lakuin
itu, ayah akui ayah selingkuh gal. " terang
ferhat mengakui, thea pun menahan segala
perasaan sesak di dada seakan batu berukuran
cukup besar baru saja menimpa thea

gala meraup berulang kali wajahnya dengan
kuat, nafas gala memburu hebat, air mata
kecewa seketika jatuh meluruh membasahi
pipi pria itu, agh sialan.

" rolan lamero degore, right? " rolan tatap
mata pria paruh baya itu yang dirinya tahu
bahwa itu ayahnya, saat ferhat bertanya nama
lengkap rolan, rolan hanya diam, dan tidak
ada alasan melanjutkan hubungan rolan
dan sena, mau bagaimana pun, mustahil.

—continued—

KOMENNN ROWR—💋