49. podredumbre ferasa

1.4K 89 62
                                    

rolan kembali naik ke lantai atas, hari ini
pria itu akan tidur seharian dikamar sena,
pria itu bermalas malasan dikamar.

memang benar kehilangan orang yang
mencintai dan orang yang kita cinta itu
sangat terasa perbedaannya, saat ferasa
hilang selama beberapa tahun rolan seakan
akan mati, tidak pernah rolan bayang
bagaimana tinggal tanpa ferasa, sehingga
rolan merasa sepi dan terus terpuruk bagai
mayat yang hidup rolan saat itu, anehnya
saat sena meninggalkan rolan, sosok
wanita yang sangat mencintai rolan,
tidak, bukan rolan susah tapi bagi rolan
kepergian sena adalah ketenangan tapi
satu hal aneh yang rolan alami, gelisah,
risau, serba salah dan tidur rolan yang
kembali menjadi tidak nyenyak bahkan
tidak teratur, setelah kepergian sena
rolan jarang tenang, sungguh tersiksa
oleh perasaan yang rolan sendiri tidak
sama sekali tahu perasaan apa

rolan pikir perginya sena bentuk kebebasan
diri dari belenggu cinta sena, tapi setelah
dipikir pikir entahlah mungkin perasaan
saja, mari lihat kedepan akan setersiksa
apa rolan tanpa sena dan anaknya

—————

ini hari kepulangan ferasa.

" kamu kurang tidur sayang? " tanya ferasa
yang sedang menurunkan kopernya dari
mobil, kalau kalian tanya ferasa tinggal
dimana, tentu saja di kediaman ramole.

ferasa bertanya hal itu sebab melihat rolan
yang sangat pucat, belum tau saja dia, atau
belum memperhatikan, padahal rolan sudah
sedari lima hari terakhir kepergian dan
sampai kepulangan ferasa di hari ini pria
itu tetap dengan wajah pucat, tidak vit

" i wanna hug you babe.." pinta rolan lembut,
rolan mendekat dan hal itu ferasa sambut
dengan rentangan tangan, rolan peluk erat
tubuh yang kecil itu namun tidak sekecil
sena, memeluk ferasa dan memeluk sena
itu jika dibandingkan tentu tidak sama,
rolan tidak pernah memeluk sena dalam
keadaan ingin atau kesadaran penuh dan
kalau pria itu peluk sena pastinya saat
mereka bercinta, otomatis akan rolan
peluk senala di dalam dekap terdalam

dan hal itu tidak pernah rolan pinta secara
sengaja seperti bentuk maunya kepada
ferasa saat ini, tidak mungkin kalau pun
rolan butuh pelukan langsung diri rolan
pinta, malu lah bree, gengsi rolan kalau
sama sena itu melebihi tingginya terbang
helikopter

" badan kamu juga hangat lan.." ucap ferasa
sedang tangan ferasa mengelus punggung
rolan lembut dengan ritmet pelan

" bantu aku ngemas di rumah papa.."
mereka melepas pelukan satu sama
lain, rolan tatap dalam bola mata ferasa,
jauh berbeda dengan bola mata istrinya.

saat rolan tahu kalau sena bukan lah adik
kandung rolan, atau bisa dibilang bukan
satu darah, ada rasa senang dan lega
dari dalam diri pria itu, namun dengan
cepat nan segera rolan tepis rasa itu
sebelum benar benar rolan melarut.

ferasa mengangguk, prempuan itu
memanggil pak gendang untuk mengangkat
barang barang nya keatas " ayo sayang, oh
aku mau nanya, motor kamu kok aku ga
pernah liat ya lan? " ferasa sudah lama
tidak melihat kendaraan kecintaan rolan,
dimana letaknya coba

" di rumah.." rolan berjalan terus melewati
ferasa, membukakan pintu untuk gadis itu
tanpa mau rolan lihat wajah ferasa jadi pria
itu hanya melihat kearah lain yang membuat
ferasa membingung

saat tiba di rumah alberto, rolan dan ferasa
masuk di sambut kang liyas, dan kang
liyas pun membawa mereka ke ruang tamu
rumah, saat sudah duduk rolan melirik
sedikit kearah kang liyas, dan seolah
tahu maksud tuan mudanya liyas pun
memberitahu dengan anggukan pelan

sial.

ada rasa geram dan sakit di hati rolan,
ternyata yang kang liyas liat benar ferasa,
prempuan yang rolan cinta yang membuat
ulah, rolan kecewa.

L A M E R O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang