#8

299 44 18
                                    

Private wedding Min Yoongi dan Kim Taehyung digelar tertutup dan hanya dihadiri beberapa kolega bisnis keduanya juga kedua keluarga besar. Pernikahan itu diadakan setelah kepulangan Seo Joon dari Hongkong. Awalnya perjodohan ini akan melangsungkan pertunangan lebih dulu, namun Boyoung merubahnya menjadi pernikahan.

"Hari baik itu jangan ditunda," katanya sewaktu ditanya kenapa pernikahan itu harus segera dilaksanakan hari ini.

Taehyung menyambut beberapa tamu penting dari rekan bisnis sang ayah. Sementara Yoongi memilih untuk duduk karena lelah.

"Taehyung-ie, selamat atas pernikahanmu!" Jimin memeluk Taehyung lagi dan lagi. Mungkin ini sudah yang keberapa kalinya Jimin memberi ucapan selamat pada Taehyung. "Semoga pernikahanmu selalu dilimpahkan kebahagian, berkah, dan juga umur panjang untuk saling mengasihi satu sama lain."

"Terima kasih, Jim."

"Oho! Sekarang teman kita ini sudah tidak bisa diajak clubbing, ya, Jim. Sudah berpawang dan semua harus ijin suaminya. Rasanya baru kemarin kita berlibur bersama dan bersenang-senang. Eh, sekarang kau sudah punya seseorang yang menjagamu." Hoseok menyeka air mata—yang sebenarnya memang tidak ada— menunjukkan keharuan karena sang teman menikah.

"Hei, itu tidak benar. Meski sudah menikah aku juga masih bisa bermain dengan kalian," kata Taehyung membantah. Hoseok menoleh ke arah di mana Yoongi duduk dan sibuk bermain ponsel.

"Rasanya aneh melihat kau menikah dengan pria seperti Yoongi," ucap Hoseok. "Ia seperti pria yang tidak bertanggungjawab. Kau pernah dengar, 'kan? Jangan memulai hubungan dengan laki-laki yang belum selesai dengan masa lalunya."

"Hoseok, jangan berspekulasi yang tidak baik pada suami Taehyung. Aku yakin Yoongi akan menjaga Taehyung dengan baik," sahut Jimin sembari memberi senyum teduh ke arah Taehyung.

"Yah, semoga ini hanya dugaanku saja. Pokoknya kalau suamimu itu berani macam-macam padamu dan meyakitimu. Katakan padaku dan Jimin, kami akan menghajar suamimu tanpa ampun." Taehyung terkekeh mendengar Hoseok menggebu-gebu.

"Kudengar kau sudah mendapatkan seorang fotografer?" tanya Taehyung mengganti topik cerita. Ketiganya duduk sembari meminum cocktail dengan beberapa camilan buah potong.

"Ini semua berkat Yeonwoo. Aku tidak tahu jika gadis itu mempunyai mata yang bagus dalam menemukan bakat seseorang. Kuakui hasilnya benar-benar membuatku puas," cerita Hoseok yang tentu membuat Taehyung maupun Jimin terkejut luar biasa. "Ada apa dengan wajah kalian?"

"Seok-ie, ini pertama kalinya aku mendengar kau memuji seseorang sampai matamu terlihat berbinar," ucap Jimin antusias. "Aku jadi penasaran dengannya."

"Hah? Benarkah? Bukankah aku sering memuji orang lain?" Taehyung dan Jimin menggeleng bersama. "Serius?" Keduanya kembali mengangguk.

"Maka dari itu aku kaget kau memuji orang ini sampai sebegitunya. Aku mengenalmu dan Jimin bukan setahun dua tahun. Kita sudah berteman sejak kindergarten dan aku sangat tahu jika kau senang dengan sesuatu, matamu tidak pernah bisa bohong," ungkap Taehyung yang disetujui Jimin.

"Kan aku sudah akui kalau Jungkook memang bagus."

"Oooh ... namanya Jungkook," goda Jimin sembari bersiul jahil. Hoseok mendelik ke arah Jimin, sementara kedua telinganya sudah memerah. Kebiasaan Hoseok setiap kali ia merasa malu akan sesuatu.

•••

Taehyung menghela napas lega begitu masuk ke dalam kamar. Ia melepas kemeja dan membuangnya di atas sofa panjang. Dasinya ia lepas sembari merebahkan tubuhnya ke atas ranjang.

"Aku lelah sekali. Kupikir dengan tamu yang tak seberapa aku tidak akan selelah ini ternyata sama saja," katanya sembari memejamkan matanya. Ia mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandinya lalu tak berapa lama suara pintu terbuka.

Yoongi mengernyit melihat Taehyung merebahkan diri di atas ranjang tanpa berniat membersihkan dirinya. Namun ia akan mencoba hiraukan keberadaan Taehyung karena jujur ia malas untuk bertukar kata dengannya.

Taehyung pun demikian ia tak acuh pada Yoongi yang sibuk mengenakan pakaiannya lalu merebahkan diri di samping Taehyung. Sebuah buku yang beberapa hari lalu Yoongi beli, baru sempat ia baca hari ini. Belakangan ini dirinya menyibukkan diri dengan banyak membaca buku untuk melarikan pikirannya dari Joan.

Taehyung menghela napas panjang dan menatap langit-langit kamar. Rasanya seperti mimpi kamar ini akan segera ia tinggalkan dan memiliki kamar baru di rumah lain. Yoongi mengernyit karena kesal mendengar suara helaan napas Taehyung sejak tadi.

"Yak! Kim Taehyung! Lebih baik kau segera mandi daripada terus menghela napas tidak jelas. Berisik, aku jadi terganggu karenamu." Yoongi mendengus, sebelum bangun dari ranjang dan memilih membaca bukunya di balkon kamar.

"Yoongi kenapa, sih? Lagi pula kita bernapas di udara yang sama, posisi kita setara tahu! Dasar!" Yoongi memilih abai pada gerutuan Taehyung yang masih terdengar jelas. Ia bisa mendengar dari luar suara langkah kaki Taehyung yang bergerak ke arah lemari untuk mengambil pakaian lalu ke kamar mandi. Taehyung sedikit menutup dengan keras dan menguncinya dari dalam.

"Mungkin badanku akan rileks setelah berendam air hangat," gumam Taehyung sembari melucuti pakaiannya satu per satu dan membuka keran air hangat untuk mengisi bathtub.

Taehyung mencampur beberapa wewangian dan juga busa berlimpah ke dalam bathtub yang sudah terisi air hangat, setelahnya ia menceburkan diri ke dalamnya.

"Ah~ ini benar-benar nikmat. Rasanya seluruh lelahku menghilang," ucap Taehyung sembari membasuh perlahan tubuhnya.

Ponsel Yoongi berdering di atas coffee table. Geraknya cepat untuk segera menerima panggilan tersebut.

"Bagaimana?" Yoongi mengernyit tak suka. "Aku tidak peduli dan tidak mau tahu! Pastikan kau menemukannya karena aku sudah membayar kalian dengan sangat mahal. Kuberi waktu sampai akhir pekan, jika aku tidak mendapat kabar apapun juga kalian berdua yang akan menerima akibatnya." Panggilan terputus beriringan dengan dengusan kesal dari Yoongi. Mood-nya untuk membaca buku hingga selesai menghilang dan yang tersisa hanyalah kekesalan.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang