#14

330 41 14
                                    


Helsinki, ibukota Finlandia yang mempunyai beragam budaya seni dan dijuluki negara paling bahagia di dunia. Tujuan berlibur dan bulan madu pasangan yang belum lama ini menikah, Yoongi dan Taehyung.

Yoongi menghempaskan tubuhnya ke ranjang hotel tempatnya menginap, sementara Taehyung memilih duduk di sofa untuk melepas lelah, setelah hampir sembilan jam lebih lamanya perjalanan yang mereka tempuh.

Temperatur udara di Helsinki terbilang cukup bagus, tidak panas pun tidak dingin.

"Ibu dan ayah benar-benar menyiapkannya secara detail," gerutu Taehyung teringat bagaimana ia meminta kamar sendiri begitu tiba di hotel, namun sesuai kebijakan dari tiket liburan yang dipesan Taehyung dan Yoongi harus menggunakan kamar hotel yang sama. Lebih terkejut lagi begitu mereka masuk ke dalam kamar hanya ada satu ranjang di luasnya kamar hotel yang orangtuanya sewakan.

Yoongi menyungging senyum dengan posisi tubuhnya yang kini miring menghadap ke arah Taehyung.

"Sudah kubilang percuma, kau saja yang keras kepala," ucap Yoongi. "Nikmati saja selagi bisa, toh, tidak akan terjadi apa-apa juga antara kau dan aku di tempat ini."

"Cih. Seperti aku juga berharap saja, never."

Seperti kata Yoongi, mereka sepakat menghabiskan waktu di Helsinki untuk seminggu ke depan. Mereka pergi berjalan-jalan mengelilingi semua tempat tanpa terlewat. Meski tidak banyak kata yang terucap, keduanya sama-sama merasakan keberadaan satu sama lain dan tidak merasa seorang diri di tempat asing.

"Makanan ini terkenal di sini. Kau mau coba?" Taehyung menarik tangan Yoongi ke salah satu kedai penjual makanan tradisional. "Aku melihatnya di internet saat mencari rekomendasi." Yoongi mengangguk setuju dan Taehyung dengan senang memesan dua porsi.

Keduanya melanjutkan jalan-jalan sembari memakan kue yang Taehyung pesan. Roti gandum hitam, roti cokelat dengan tekstur kering di luar namun lembut di dalam. Menjelang siang keduanya memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran pusat kota Helsinki tepatnya di jalan Eteläesplanadi.

Yoongi mengernyit saat masuk ke dalam. "Namanya Kappeli, agak unik, ya? Dari yang kutahu lewat internet restoran ini bangunannya mirip dengan kapel, makanya restoran ini pertama kali dibuka dan akhirnya memakai nama yang sama." Taehyung masih menjelaskan ini itu soal restoran ini sembari keduanya mencari tempat duduk kosong.

Yoongi terkekeh. "Apanya yang lucu?" tanya Taehyung begitu mereka duduk.

"Ternyata kau betulan niat berlibur ke sini, ya, sampai rela mencari-cari rekomendasi makanan dan tempat?"

Taehyung mencebik. "Karena aku memang ingin menghabiskan waktu di sini sen-di-ri-an," kata Taehyung menekan kata terakhir. "Tapi ternyata ekspetasiku tidak sesuai dengan realita." Taehyung mengangkat bahu tak acuh. "Berkatku kau bisa menikmati liburan ini, 'kan?"

"Ya, memang benar." Yoongi mengakuinya. "Dan karenanya aku akan mengucapkan terima kasih. Terima kasih, Taehyung."

Taehyung terkejut atas kata terima kasih yang Yoongi ucapkan. "Wow, ini pertama kalinya aku mendengar kata terima kasih darimu, Hyung."

Yoongi memilih tidak mengambil peduli, meski di sudut hatinya ia masih menyimpan kekesalan untuk Taehyung, namun ia juga tidak memungkiri bahwa Taehyung dan dirinya sama-sama terjebak dalam situasi ini.


•••


Taehyung berlari kecil menuju bar pinggir pantai untuk mengambil minuman yang ia pesan. Ia sedikit menggeser tubuhnya saat dua pemuda saling merangkul pergi dari bar melewati dirinya.

"Ada apa?" tanya Taehyung saat bartender itu membuat wajah bingung sembari menatap kepergian dua pemuda tadi.

"Oh, tidak. Mengambil pesanan?" Taehyung mengangguk dan mengambil dua gelas Lonkero pesanannya. Minuman beralkohol yang disebut juga long drink dan dapat dicampur dengan gin dan sari buah anggur, jeruk atau cranberry.

Yoongi duduk tak jauh dari bibir pantai, pandangannya lurus ke depan. Sesekali ingatan tentang Joan terbesit, sebab sampai detik ini ia belum mendapatkan kabar apa pun tentang keberadaan Joan. Taehyung perlahan duduk di sebelahnya lalu menyodorkan satu gelas Lonkero untuk Yoongi.

"Cuacanya lumayan dingin jadi aku memesan alkohol. Kuharap kau tidak keberatan, Hyung." Yoongi mengangguk sekilas dan mengambil gelas itu dari tangan Taehyung.

Keduanya asyik dengan pikirannya sendiri sembari dengan tenang meminum alkohol. Waktu bergulir dan malam semakin dingin.

"Hyung, mungkin ini kedengarannya seperti sebuah kebohongan untukmu. Awalnya aku sangat berat hati harus menikah denganmu, terlebih kau sudah punya kekasih. Rasanya aku bersalah, karena tiba-tiba tanpa aba-aba hadir di antara kalian dan akhirnya ... yah, kautahu yang ku maksud." Taehyung mulai mengakui segala perasaannya di pantai itu, di samping Yoongi yang mendengarnya.

Yoongi tersenyum tipis, matanya sudah nampak sayu, sementara tubuhnya perlahan mulai merasakan panas. Pun dengan Taehyung yang mengakui segala perasaannya. Kemejanya ia kibas-kibas, karena mulai kegerahan.

"Apa cuaca Helsinki memang sering berubah-ubah, ya?" gumam Taehyung sembari menoleh ke arah Yoongi.

"Kupikir menikah tidak buruk juga," kata Yoongi pelan. "Tapi bukan berarti aku sudah benar-benar menerimamu, Taehyung. Selama ini orang yang aku cintai hanya satu lalu tiba-tiba kau datang. Rasanya kepalaku seperti mau pecah harus memikirkan perasaan Joan dan juga perasaan untuk tidak menyakiti siapa pun, termasuk kau." Taehyung menatap Yoongi lamat. Memperhatikan setiap kata demi kata tanpa terlewat.

"So, between us is clear?" tanya Taehyung dengan senyum teduhnya. Panas membakar mulai terasa di tubuhnya, Yoongi mengangguk dengan senyum kecil.

"Em! It's clear," ucapnya sembari menatap wajah Taehyung yang samar-samar terkena pantulan cahaya bulan. Tanpa terasa wajah keduanya mendekat. Ada jeda terhenti dalam jarak satu inci bibir keduanya, sebelum Yoongi yang lebih dulu mempersempit jarak.

Entah karena suasana atau entah karena panas pada tubuh keduanya. Ciuman yang berawal hanya dari kecupan pada bibir satu sama lain itu turn into a wet, rough kiss.

Taehyung melepas ciuman, napasnya terengah dengan mata sayu yang menatap mata Yoongi. Ini di luar kendali keduanya, tetapi keduanya sama-sama tahu menginginkan hal ini terjadi.

"Taehyung, to make it clearer ... let's make this a friend with benefits," ucapnya lembut namun tegas. 

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang