#20

388 45 6
                                    

Warning! Smut / flirting


Yoongi menyeret Taehyung dari area dansa dan membawanya naik menuju ruangan yang lebih privasi. Entah kenapa Yoongi merasa kesal melihat Taehyung bersenang-senang di lantai dansa, terlebih pria maupun wanita banyak yang mendekatinya.

"Apa kakimu perlu terkilir lagi supaya kau berhenti bertingkah menyebalkan?" tanya Yoongi sembari menghempaskan tubuh Taehyung ke atas sofa. 

"Hyung!" pekik Taehyung tak terima.

"Kenapa? Kau mau protes karena aku menyeretmu ke sini?" Alis Yoongi menukik menandakan dirinya tengah kesal saat ini. "Kakimu baru saja sembuh dan kau sudah bertingkah lagi," dengusnya menambahi.

"Aku hanya bosan, makanya aku pergi ke lantai dansa untuk menari. Tidak lebih."

"Dengan banyak pasang mata menatapmu lapar, begitu?"

"Eh?" Taehyung cemberut. "Bukan salahku, 'kan, kalau aku terlihat cantik di mata mereka," balas Taehyung dengan seringai di bibirnya.

Yoongi membuang napas kasar kemudian melangkah ke arah Taehyung. Yoongi membungkuk dan mengambil rahangnya lalu memaksa Taehyung untuk menatap mata Yoongi

"You're being too friendly with them, Tae."

"Are you jealous?" Yoongi menyeringai lalu terkekeh dengan kedua mata yang terus menatap mata dan bibir Taehyung bergantian. Taehyung pun melakukan hal yang sama, bergantian menatap mata dan bibir Yoongi. A triangle method.

Perlahan wajah Yoongi mendekat hingga ujung hidung keduanya bersentuhan dan membuat Taehyung memejamkan kedua matanya.

"Watch your mouth before i decide to spank your ass," bisik Yoongi yang membuat Taehyung merinding dan menggigit bibirnya. Tangan Yoongi yang berada di rahang wajah mencengkramnya, namun tidak menyakiti Taehyung sama sekali. 

Mata Taehyung berlari ke arah bawah perut Yoongi lalu kemudian menyeringai. "It's not my fault though," lirih Taehyung lalu tersenyum manis di depan Yoongi. Jemarinya menyisiri setiap lekuk wajah sang suami; mata, hidung, bibir, rahang, lalu turun ke arah dada dan berakhir di antara bagian paha dalam milik Yoongi. "It's your fault, i'm like this."

Yoongi mengerang saat telapak tangan Taehyung menyentuh kemaluannya. Sejak kapan ia menjadi sangat tergila-gila dengan sentuhan yang Taehyung lakukan padanya?

Tangan Yoongi mencekal pergelangan tangan Taehyung yang masih bermain di selangkangannya. "You know you shouldn't tease me, Taehyung. If you want me to fuck you, you're gonna have to beg me."

Taehyung terkekeh. "Kau tahu aku tidak pernah memohon, Hyung."

"Benarkah?" Wajah Yoongi mendekat, sedangkan telapak tangannya yang sejak tadi berada di rahang Taehyung kini berpindah ke area tengkuk leher kemudian kepala Taehyung didorong ke arah wajahnya dan mempertemukan bibir keduanya. Taehyung mengerang dalam ciuman basah yang Yoongi berikan. Lidah keduanya menari saling membelit, bibir bawah dan atas dilumat habis. Taehyung mengerang dan mendesah. Gairahnya terbakar hanya karena ciuman panas yang Yoongi lakukan untuknya.

"Hmmph ...."

Yoongi memutus ciuman dan membuat Taehyung terengah-engah di sana. Ketika Taehyung ingin meraih wajahnya dan berharap mendapat ciuman lagi, Yoongi menjauhkan wajahnya dengan kekeh usil di sana.

Taehyung cemberut. "What?"

"Kau tahu kata kuncinya, Taehyung."

Taehyung mendecak. Bibirnya yang memerah dan mengkilap itu mencebik gemas. "Daddy, please fuck me."

Yoongi menyeringai. "That's the plan!"


•••


Taehyung meringis begitu terbangun di kamarnya. Ia mengingat kejadian semalam saat di club bagaimana Yoongi membuatnya kelelahan, bahkan hingga keduanya pulang ke apartement dan berlanjut sampai jam tiga pagi.

"Sialan!" Taehyung mendesis. "Ah, pinggangku rasanya seperti mau patah," gumamnya sembari turun dari ranjang. Ia sudah tidak melihat Yoongi di dalam kamar, mungkin Yoongi sudah berada di kantor mengingat Taehyung terbangun dengan matahari yang sudah terlihat meninggi.

Yoongi tersenyum di meja kerjanya saat ingatan semalam tentang bagaimana Taehyung memohon, mengerang, dan mendesahkan namanya membuat suasana hatinya saat ini lebih berwarna.

Sungkyung yang baru masuk ke dalam ruangannya mengernyit heran. "Ada apa dengan wajahmu?" Yoongi langsung memasang wajah datar dan dinginnya.

"Bisakah kau mengetuk pintu lebih dulu?" Sungkyung merotasi bola mata malas.

"Kau tidak lihat tanganku memerah karena terlalu lama mengetuk pintu dan tidak ada jawaban darimu, huh?" Yoongi berdeham dengan Sungkyung yang memberinya tatapan kesal.

"Kenapa?"

"Aku dan Soohyuk akan pergi bulan madu dua minggu ke Malta," kata Sungkyung menjelaskan. Yoongi memiliki firasat tidak enak sekarang. "Dan aku tidak mungkin menitipkan Yujin pada ayah dan ibu, jadi—"

"NO," potong Yoongi dengan cepat.

Sungkyung menggelengkan kepala. "Aku tidak meminta izinmu, Adikku sayang. Aku hanya ingin memberitahumu saja, kok." Sungkyung menyeringai. "Taehyung sudah mengizinkannya dan sekarang mungkin Yujin sudah ada bersamanya." Sungkyung segera pergi dari ruangan Yoongi, setelah membuat sang adik terlihat kesal.

Yujin dan Taehyung menatap Yoongi yang kini berdiri sambil berkacak pinggang di depan keduanya dengan tatapan polos. 

"Aku punya dua bayi yang harus kuurus," kata Yoongi kemudian duduk di sofa berhadapan dengan Taehyung dan Yujin.

"Aku bukan bayi, Hyung!" seru Taehyung tak terima.

"Yes,  you're a baby," sahut Yoongi menyeringai. "A baby boy."

Kedua pipi Taehyung merona saat Yoongi lagi-lagi menggodanya.


KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang