#37

236 33 3
                                    


Hari ini Hyungsik membuat pesta kebun untuk merayakan hari jadinya dengan Seojoon. Mereka membuat pesta kecil-kecilan yang hanya dihadiri oleh keluarga besar juga keluarga Min tentunya. Sementara besannya yang tak lain adalah orangtua Yibo tidak bisa hadir karena terhalang kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan.

Yujin berlari kecil dan bermain dengan Yi-yoon di taman belakang berumput yang sangat luas. Sungkyung dan Soohyuk mengamati keduanya tak jauh dari sana. Pasangan Hoseok dan Jungkook juga Namjoon dan Jungkook asyik bercengkerama dengan Yibo dan Yoongi. Sedangkan Taehyung dan Daehyung mengobrol dengan kedua orangtua mereka bersama Boyoung dan Seokjin.

Saat puncak acara memotong kue di mulai dan potongan kue pertama itu Hyungsik suapkan pada Seojoon, sebelum diberikan pada Taehyung dan juga Daehyung. Tangan Taehyung yang usil mencolek sedikit pasta kue dan mengoleskannya ke wajah Daehyung.

"Yak!" Daehyung berseru, kemudian berlari mengejar Taehyung yang sudah lebih dulu melarikan diri. Keduanya terus berlarian dan mengejar, sementara yang lain hanya melihat mereka dengan kekeh juga gelengan kepala.

"Ampun, Hyung, jangan kejar aku lagi. Aku minta maaf, aku sengaja." Taehyung berucap sambil terus berlari menghindari Daehyung yang ingin membalas perbuatan Taehyung padanya.

"Yak! Kemari kau! Kau juga harus merasakannya," seru Daehyung. Taehyung yang berlari sembari tertawa jahil itu kakinya tidak sengaja terantuk pot tanaman. Daehyung yang melihat Taehyung hampir jatuh reflek menangkap tubuh Taehyung dan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai alas agar Taehyung tidak terluka.

"Argh!" Keduanya berseru kala tubuh mereka mendarat di atas tanah. Yibo segera lari menghampiri begitu juga dengan yang lain.

"Taehyung, kau baik-baik saja?" tanya Daehyung begitu keduanya berdiri. "Maafkan aku karena mengejarmu kau hampir saja celaka."

"Astaga, Hyung. Aku tidak apa-apa. Aku bahkan tidak terluka." Mereka tampak mengkhawatirkan Taehyung tanpa Daehyung sadari bahwa siku tangannya yang terluka karena tergores duri tanaman. "Apa, Hyung, baik-baik saja?"

Daehyung mengangguk dan memastikan kembali apakah tubuh Taehyung terluka. Ia menghela napas lega. "Aku baik-baik sa—"

Srettt ...

Yoongi mencengkram lembut lengannya, membuat semuanya heran. "Sikumu berdarah," katanya dan membuat Taehyung mengeceknya.

"Hyung!" pekik Taehyung saat melihat ternyata benar siku Daehyung berdarah dan kakaknya justru mengkhawatirkan dirinya yang tidak terluka sedikit pun.

Daehyung menepis sopan tangan Yoongi. "Ahaha, aku tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil." Taehyung mendengus kemudian menyeret Daehyung pergi untuk merawat lukanya.

"Sekecil apa pun luka yang namanya terluka pasti sakit," ucap Taehyung sembari terus menyeret Daehyung masuk ke dalam rumah. Daehyung tersenyum kecil mendengar adiknya itu memarahi dirinya seperti ini. Taehyung nampak lucu dan menggemaskan di matanya.

Taehyung mencari-cari kotak P3K di dekat dapur, sebelum membawanya ke arah Daehyung. Taehyung dengan telaten merawat luka Daehyung. Memberinya anti-septic kemudian memplaster lukanya dengan plaster luka.


...



Yoongi duduk di bangku taman sembari menatap bintang-bintang. Namjoon datang menghampiri dengan membawa dua kaleng bir, satu miliknya dan yang lain ia sodorkan ke arah Yoongi.

"Kenapa menyendiri di sini?" tanya Namjoon lalu ikut duduk di samping Yoongi. "Tidak ikut menonton dengan mereka di dalam?"

"Kau sendiri? Kenapa kau kemari?" tanya Yoongi balik.

Namjoon terkekeh. "Pororo, aku tidak terlalu menyukainya." Namjoon terkekeh karena yang dihebohkan semua orang adalah film Pororo dengan judul yang mana yang akan mereka tonton.

Yoongi terkekeh dan menghela napas panjang. Birnya ia minum dan nikmati pelan-pelan. Sebenarnya ada yang mengganggunya saat ini.

"Kau terganggu akan sesuatu?" tebak Namjoon dan Yoongi tersentak karena Namjoon dapat membaca pikirannya saat ini. "Sudah kubilang wajahmu itu kentara sekali jika terjadi sesuatu. Bukan berarti aku cenayang atau apa, ya!"

"Aku tidak mengatakan apa pun," balas Yoongi. "Soal terganggu sesuatu ... sepertinya kau benar. Kuakui kau memang paling mengerti diriku."

"Menjijikan. Jangan pasang wajah seperti itu di depanku, sebelum aku menendang bokongmu." Namjoon berucap dengan nada bercanda yang membuat Yoongi tertawa. "Katakan apa ini ada hubungannya dengan Daehyung?"

Tubuh Yoongi tersentak sedangkan matanya membulat karena Namjoon lagi-lagi menebaknya dengan benar.

"Sebelum kau berspekulasi macam-macam aku bisa menjelaskannya secara sederhana. What you did when you were around him was obvious."

"Huh?"

Namjoon tertawa. "Kau tertarik dengan Daehyung?"

"Tidak."

"Wow, jawaban yang sangat cepat. Kupikir, ya, kau tertarik dengannya. Kurasa hanya karena kau tidak ingin mengakuinya saja. Kenapa? Kau takut orang-orang berpikir kau tertarik karena ia mirip dengan Taehyung?"

"Tidak. Keduanya meski memiliki wajah yang mirip, tapi mereka berdua tetaplah berbeda. Mereka memiliki ciri masing-masing."

Namjoon mengangguk. "So, apa lagi yang kau tunggu, Yoongi?"

Benar. Apalagi yang ia tunggu? Nothing. Yoongi hanya tidak ingin Daehyung merasa canggung padanya jika ia jujur kalau ia tertarik. Tetapi sebelum Yoongi jujur, ia sendiri perlu memastikan apakah perasaan ini benar-benar karena tertarik atau hanya sekilas kagum pada kegigihan laki-laki itu.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang