#40

150 28 9
                                    


Daehyung menghela napas panjang, sebelum masuk ke dalam mobil dan duduk di jok penumpang. Daehyung terdiam, jantungnya berdebar tidak mau berkompromi membuatnya semakin gugup saja. Yoongi menatapnya dalam diam dan Daehyung menoleh penasaran.

"K-kenapa belum j-jalan?" tanya Daehyung bingung bercampur gugup. Bagaimana tidak gugup jika kau ditatap begitu dalam oleh pria tampan seperti Yoongi?

Yoongi tersenyum kecil kemudian memajukan tubuhnya ke arah Daehyung yang membuatnya tersentak kaget atas sikap Yoongi padanya.

"M-mau apa?" Yoongi tersenyum, menarik sabuk dan memasangkannya ke tubuh Daehyung, sebelum kembali ke posisi semula dan melajukan mobilnya. Tidak tahukah jika sikapnya barusan membuat Daehyung merona parah?

Daehyung membuang muka dengan menjerit malu dalam hati. Debaran sialan yang ia rasakan justru membuatnya seperti orang bodoh hari ini. Belum cukup memberi Daehyung kejutan dengan datang ke lokasi photoshot dan beralasan datang menjemput, yang pastinya membuat Hoseok bertanya-tanya. Sekarang Yoongi bersikap sangat gentle padanya. Daehyung tidak sanggup menahannya jika terus seperti ini. Ia takut jatuh cinta dengan pria di sebelahnya ini atau mungkin ia memang sudah melakukannya tanpa Daehyung sadari.

"K-kita mau ke mana, Hyung?" tanya Daehyung saat mobil Yoongi berjalan menuju arah lain dari rumahnya.

Yoongi menoleh singkat dan dengan santai berucap, "Kencan." Yang kemudian membuat Daehyung melebarkan kedua matanya.

"A-apa?"

Yoongi terkekeh kemudian memutar setir ke kanan. Daehyung bisa melihat sebuah supermarket tak jauh dari sana. Dan mobil Yoongi bergerak masuk menuju parkiran.

"Sebelum itu kita akan belanja bahan makanan," kata Yoongi sebelum turun dari mobil. Daehyung buru-buru ikut turun dan mengikuti Yoongi masuk ke dalam super market. Yoongi mengambil troli dan menyerahkan selembar kertas yang berisi daftar belanjaan kepada Daehyung.

Keduanya menghabiskan sekitar empat puluh menit untuk berbelanja, sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang. Yoongi bilang bahwa ia ingin mengajak Daehyung ke apartemen dan memasakan makanan.

"Memang Hyung bisa memasak?" tanya Daehyung yang berjalanan beriringan menuju kamar apartemen Yoongi.

"Kau tidak percaya padaku?"

"Bukan tidak percaya, tapi aku meragukannya."

Yoongi berdecak. "Bisa tolong masukan sandinya?" Daehyung menoleh dengan wajah terkejutnya. "Tanggal lahir Yi-yoon. Kau tahu?"

"Hah?"

"Tanganku sudah pegal, Dae-ah."

Meski bingung Daehyung segera memencet kata sandi di smart-lock kamar apartemen Yoongi. Yoongi masuk ke dalam dan mengganti sepatunya dengan sandal rumah. Daehyung bergeming di tempatnya berdiri. Yoongi datang dengan menenteng sepasang sandal baru berwarna abu-abu dan meletakkannya tepat di depan kaki telanjang Daehyung.

"Itu terlihat pas di kakimu," ucap Yoongi begitu Daehyung memakai sandal itu.

"T-terima kasih."

••••

Daehyung menunggu sembari menonton televisi. Yoongi melarangnya membantu memasak dan Daehyung hanya bisa pasrah. Sesekali Daehyung akan mencuri lirik ke arah dapur di mana Yoongi tengah memasak entah apa. Dari wangi yang Daehyug cium terasa enak dan menggugah selera makannya. Akhir-akhir ini Daehyung memang tidak nafsu untuk makan sesuatu. Ia hanya mengganjal perut dengan sandwich di pagi hari dan buah-buahan untuk makan siang dan malam.

Yoongi melepas apron begitu semua makanan yang ia buat telah jadi. Ia segera meletakkan di atas meja makan. Yoongi tersenyum tipis melihat hasil masakannya sendiri, sebelum melangkah ke arah ruang tengah untuk mengajak Daehyung makan siang bersama. Daehyung tengah mengetik sebuah pesan kepada manajernya, sebelum menoleh begitu seseorang mengusak rambutnya.

"H-hyung."

"Makan siang sudah siap," kata Yoongi. Daehyung mengangguk lalu bangkit berdiri untuk mengikuti Yoongi ke meja makan.

Daehyung berdecak kagum. "Wow, Hyung memasak semua ini?" Yoongi terkekeh. Ia menarik kursi dan mempersilakan Daehyung untuk duduk. "Semuanya terlihat enak. Hyung tahu sekali kalau akhir-akhir ini aku memang tidak nafsu makan," ucap Daehyung yang membuat Yoongi mengernyit bingung.

"Kenapa?" Daehyung mendongak dan menatap Yoongi yang kini tengah menatapnya juga. Daehyung mengendikkan bahu, kemudian mengambil sumpit.

"Mungkin karena beberapa hari ini jadwalku terlalu sibuk," katanya lalu mengambil telur gulung dan memasukkannya ke dalam mulut.
"Hm, woah, ini enak Hyung!" Daehyung memuji dengan menaikkan satu ibu jarinya.

"Makan yang banyak. Semua makanan ini memang aku buatkan untukmu," kata Yoongi santai tanpa tahu bahwa Daehyung hampir saja menyemburkan makanannya.

"Hyung!"

"Apa?"

Daehyung mencebik. "Aku hampir menyemburkan makananku, kau tahu? Jangan mengatakan hal-hal bercanda saat makan." Yoongi memasang wajah datar dan menatap Daehyung.

"Dae-ah," panggil Yoongi. Daehyung menoleh dengan mulut penuh makanan. "Saat di taman bermain aku pernah bilang kalau aku tertarik padamu, 'kan?" Daehyung menelan makanannya dan mengangguk. "Dan ini adalah salah satu dari banyak cara yang kulakukan untuk membuatmu tertarik padaku juga." Yoongi mengakhiri kata-katanya dengan senyum lebar yang kuwalahan untuk Daehyung terima. Kedua pipi Daehyung bersemu dan Yoongi bersumpah itu adalah wajah cantik yang ingin selalu ia lihat di setiap harinya.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang