#38

193 31 6
                                    


Taehyung dengan telaten merawat Yibo yang kini tengah sakit. Badannya panas dengan suhu di atas normal rata-rata suhu tubuh manusia. Sejak kembali dari Cina, Yibo sering terserang sakit.

"Coba bilang aaaaa," kata Taehyung yang langsung dilakukan oleh Yibo. Termometer itu dimasukkan ke dalam mulut Yibo dan Taehyung menunggu sebentar hingga bunyi 'tit' terdengar. "39°? Sepanas ini kau benar-benar tidak ingin periksa ke rumah sakit?"

Yibo terkekeh dengan bibirnya yang pucat dan menggeleng singkat. "Demam karena flu sudah biasa, kok. Tidak perlu khawatir."

Taehyung mendecak sembari membenarkan letak kompresan di kening Yibo. "Bagaimana bisa aku tidak khawatir? Suamiku sakit dan tidak nafsu makan begini," ujar Taehyung sedih. "Kita periksa, oke?"

"Tidak perlu berlebihan. Aku hanya kelelahan. Lagipula sudah minum obat, 'kan? Aku akan segera pulih, kalau besok kondisiku tidak kunjung sehat kita bisa pergi untuk periksa ke dokter." Kali ini Taehyung menghela napas, sebelum mengangguk pasrah. Yibo jika sedang keras kepala begini memang lebih susah untuk dibujuk. Untung ini hari libur dan Yi-yoon ada bersama Yoongi jadi Taehyung bisa fokus merawat suaminya.

"Baiklah kali ini aku akan mengalah, tetapi jika besok kau masih seperti ini aku tidak mau alasan lain. Kau harus ikut aku periksa ke dokter."

Yibo meraih telapak tangan Taehyung dan mengecup punggung tangannya. "Setuju," katanya sembari mengumbar senyum.

Daehyung mendengus lengah begitu sesi pemotretan berakhir. Cuaca sangat panas dan taman bermain ini semakin ramai pengunjung. Daehyung menatap sekeliling dan memutuskan untuk kembali ke tenda ruang ganti.

"Daehyung-ah, seluruh barang sudah ku masukkan ke dalam mobil. Kau yakin tidak ingin ikut satu mobil dengan kami?" tanya asisten manajer yang hari ini menemani Daehyung pemotretan di taman bermain.

"Iya, Hyung, tidak apa-apa. Aku ingin menikmati waktu sebentar di sini. Lumayan aku bisa refreshing dan membuat penat. Lagi pula ini kedua kalinya aku bisa ke tempat bermain yang selalu kuidam-idamkan sejak kecil." Sang asisten terkekeh kemudian menenteng tas terakhirnya untuk ia bawa.

"Baiklah. Nikmati waktumu, Daehyung-ie."

•••

Yoongi mengajak Yi-yoon ke taman bermain sebagai agenda mereka. Bocah itu bertepuk tangan heboh di dalam gendongan Yoongi begitu masuk ke dalam taman bermain dan melihat banyak sekali permainan juga penjual balon.

Yoongi tersenyum lebar dan mencium gemas pipi Yi-yoon. "Kau menyukainya, Yoon-ah?"

"Ung, iyaa ... Yoon cuka cekali," ucap Yi-yoon yang kini sudah hampir lancar berbicara meski beberapa huruf masih terasa cadel di lidahnya. Yoongi tidak pergi sendirian, melainkan ada babysitter yang mengikutinya di belakang untuk membantu Yoongi menjaga Yi-yoon. Yoongi berkeliling sembari menunjukkan banyak hal di taman bermain. Bocah itu memekik senang dan selalu bertepuk tangan setiap kali melihat benda-benda besar yang bergerak di sana.

"Yoon, mau naik carousel?" Yi-yoon memandangi benda besar yang bergerak memutar itu dengan lamat.

"Man Dae, uung Man Dae!" Yi-yoon berseru sembari menunjuk seseorang yang kini duduk di atas kuda putar. Yoongi ikut melihat ke arah  depan dan melihat Daehyung tengah senang menaiki carousel sembari memakan permen kapas.

Daehyung yang sejak tadi sibuk tanpa sengaja kedua maniknya menemukan sosok Yoongi yang menggendong Yi-yoon di pinggir pagar dan tengah menatap ke arahnya. Daehyung hampir tersedak, sebelum membuang wajah karena malu. Yoongi tersenyum kecil melihat Daehyung yang salah tingkah di depan sana.

Daehyung berdeham dan meminum air mineral yang dibelinya, setelah turun dari carousel. Di hadapannya ada Yoongi yang sibuk melihat ke arah Yi-yoon yang begitu bahagia menaiki carousel dengan dijaga sang babysitter.

Hening melanda keduanya. Lagi-lagi suasana canggung yang terasa. Daehyung hendak mengucapkan pamit, namun urung begitu Yoongi kini mengalihkan atensi kepadanya.

"A-apa?" tanya Daehyung yang menatap Yoongi gugup. Kenapa sih Yoongi kalau diam tanpa berbicara seperti ini jauh terlihat lebih tampan. Eh? Apa katanya tadi? Tampan? Daehyung menggelengkan kepalanya dan Yoongi mengernyit melihat tingkah laku Daehyung. "J-jangan heran. Ini kedua kalinya aku melihat taman bermain jadi aku menghabiskan hariku untuk bernostalgia di tempat ini," ucap Daehyung yang entah kenapa berepot-repot menjelaskan pada Yoongi.

"Aku bahkan tidak berkomentar apa pun," ucap Yoongi mengendikan bahu acuh. Perempatan siku imajiner di pelipis Daehyung tergambar. Daehyung kesal, tetapi lebih ke malu karena ketahuan menaiki carousel.

Daehyung mencebik dan Yoongi tersenyum tanpa sepengetahuan Daehyung. "Jadi ini kedua kalinya? Lalu yang pertama bagaimana?" tanya Yoongi yang tiba-tiba penasaran.

Daehyung mendongak dan memandang Yoongi yang tak melepas pandangannya. "Dulu waktu kecil saat umurku enam tahun. Itu pun hanya taman bermain yang sangat kecil, tidak sebanding dengan tempat ini. Tapi aku sangat senang waktu karena itu pertama kalinya aku pergi dengan keluargaku." Daehyung kesulitan menelan ludah saat memori masa lalunya kenbali terputar. Baginya itu seperti mimpi indah, tetapi juga jurang yang sangat dalam untuknya.

Mendengar cerita yang membuat Daehyung sedih Yoongi segera berdeham. "Lalu permainan apa yang paling kausukai?" Bola mata Daehyung berbinar dan entah kenapa Yoongi terjebak di dalamnya.

"Bianglala! Aku suka bianglala. Niatnya aku ingin menaiki itu setelah puas menaiki carousel." Yoongi mengangguk dan bangkit berdiri sembari melihat jam di pergelangan tangannya. Ia berjalan ke arah Yi-yoon yang ternyata sudah tertidur di dalam gendongan pengasuhnya. Daehyung melihat Yoongi mengatakan sesuatu, sebelum berbalik dan melangkah ke arahnya lagi.

"Ayo," ucapnya yang membuat Daehyung mengernyit bingung.

"Ke mana?"

"Kau bilang ingin menaiki bianglala?"

"Dan kau?"

Yoongi berjalan mendahului sembari berucap. "Kutemani."

Tubuh Daehyung terpaku mendengar ucapan Yoongi. Tidak merasakan pergerakan Daehyung, Yoongi berbalik dan menarik pergelangan tangan Daehyung untuk ia ajak pergi ke tempat bianglala berada.

Pandangan Daehyung turun ke pergelangan tangannya yang kemudian beralih dengan genggaman tangan.

"Hangat," ucap Daehyung dalam hati dan tersenyum diam-diam sembari menatap punggung Yoongi.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang