#34

320 40 11
                                    

Namjoon mengernyit bingung dengan tatapan aneh ke arah Yoongi yang sejak tadi diam dan menatap ke luar kedai, tempat keduanya kini bertemu setelah pulang dari kantor. Ia bisa melihat Yoongi menghela napas berkali-kali dan menenggak soju tanpa berkata apa pun.

"Sebenarnya ada apa denganmu?" Yoongi menoleh dengan tatapan bertanya yang kentara. "Aku jengah mendengar helaan napasmu sejak tadi. Katakan sesuatu atau aku akan pergi. Aku membatalkan kencanku di rumah, kau tahu?"

Yoongi meringis dan menggeleng singkat. "Namjoon, membahas soal kotak pandora yang dulu sempat kau katakan padaku. Sekarang aku jadi penasaran." Yoongi menjeda dan Namjoon setia mendengarkan hingga lelaki beranak satu itu kembali berbicara. "Kau bilang pandora bisa menjadi kutukan dan juga sebuah keajaiban. Apa mungkin pria yang kujumpai kemarin lusa juga merupakan sebuah keajaiban?"

"Huh? Maksudmu?"

Yoongi memandang Namjoon. "Atau mungkin kau pernah mendengar bahwa di dunia ini setiap umat manusia memiliki tujuh kembaran?"

Namjoon melongo di tempatnya duduk. "Kau mabuk atau apa?"

Yoongi menghela napas. "Percaya atau tidak aku bertemu seseorang yang mirip sekali dengan Taehyung. Struktur wajah bahkan bentuk tubuh. Yang beda hanya warna rambut dan tahi lalat." Yoongi hafal betul setiap inchi tubuh Taehyung. Bentuk wajah bahkan bentuk tubuh Taehyung.

"Aku ... tidak mengerti."

Yoongi mendecak. "Namanya Kim Daehyung. Kulitnya putih, bibirnya sehat pink alami, matanya bulat dengan hidung mancung. Hanya saja ia tidak memiliki tahi lalat di area wajahnya. Kuakui ia cukup cantik apalagi rambut hitamnya yang sedikit gondrong."

"Seorang gadis?" Namjoon terkekeh dan Yoongi menggeleng. "Oh, laki-laki?" Yoongi mengangguk.

"Apa mungkin Taehyung memiliki saudara kembar?" tanya Yoongi dan Namjoon mengendikan bahu.

Hyungsik tengah mengecek dokumen saat dering telpon berderit di sampingnya. Ia melirik sekilas dan menemukan nama kontak panti asuhan di mana dulu dirinya mengambil Taehyung di sana. Segera Hyungsik mengangkat dan suara wanita paruh baya menyapanya dengan ramah dan sopan.

"Nyonya Lim, apa kabar?" Hyungsik menyapa. "Aku sangat baik. Taehyung juga baik. Maaf beberapa bulan ini belum sempat datang ke sana untuk berkunjung." Hyungsik mengetuk jemarinya di meja.

"Seseorang dari Finlandia datang mencari Taehyung. Kau ingat bukan Taehyung memiliki seorang kakak kembar? Seseorang itu adalah Kim Daehyung, ia datang ke sini untuk mencari keberadaan adiknya. Kubilang kalau Taehyung hidup dengan nyaman dan bahagia di sini. Daehyung ingin bertemu," jelas Nyonya Lim. Hyungsik mengangguk paham. Ia selama ini memang tidak memberi tahu Taehyung tentang keberadaan sang kakak kembar atau mengatakan jika ia memiliki saudara.

"Aku mengerti, Nyonya. Ah, kau bisa memberikan kontakku padanya? Aku akan mengatur waktu agar mereka bisa bertemu." Hyungsik mengangguk. "Baik. Tidak masalah. Cepat atau lambat Taehyung juga harus mengetahuinya. Terima kasih, Nyonya Lim. Jaga dirimu dan tetaplah sehat."

•••

Daehyung menunggu dengan gelisah di sebuah cafe tak jauh dari apartemen tempat tinggalnya sementara. Seseorang yang mengaku ayah angkat Taehyung menghubunginya dan mengajak untuk bertemu.

Pramusaji datang mengantarkan pesanan yang dipesan oleh Daehyung beberapa menit yang lalu. Daehyung bergumam terima kasih dan meminum minuman es cokelat dengan senyum kecil di wajahnya. Ia melihat ke luar jendela dan sebuah mobil datang kemudian terparkir di sana. Seseorang dengan setelan jas rapi turun. Daehyung mengakui lelaki itu sangat tampan dan sangat berkelas.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang