Enam bulan kemudian ....
Taehyung menepis tangan Yoongi saat suaminya itu hendak mengambil telur gulung yang tengah ia susun ke atas piring.
"Kenapa? Aku hanya ingin mencobanya." Taehyung melotot sembari mendengus. "Warnanya cukup cantik untuk seseorang yang baru belajar memasak dan aku perlu tahu apakah rasanya juga enak."
"Itu sih akal-akalanmu saja. Minggir. Jangan kau ambil satu pun telur gulungku," kata Taehyung mengusir yang lebih tua. Yoongi mendecih lalu dengan cepat mengambil satu potong telur gulung dan memasukkannya ke dalam mulut.
"Yak!"
Cup
Yoongi mencium pipi Taehyung dan berlari menjauh darinya. "Oh, rasanya lumayan. Kuberi nilai delapan," serunya lantang. Taehyung mengusap bekas minyak di pipinya ketika Yoongi memberi ciuman padanya.
"Ewh~ jorok."
Terbiasa tinggal bersama, tidur dalam ranjang yang sama, melakukan kontak fisik; cium, peluk, bahkan seks, membuat keduanya menjadi semakin dekat dan intim namun tetap pada batasan status friend with benefits yang selalu mereka gaungkan. Yoongi dengan alasan distraksi dan Taehyung yang butuh afeksi.
Drrrt drrrtt ...
Taehyung mengernyit pada notifikasi yang terbaca di layar ponsel. Itu adalah sebuah pesan dari sang sekretaris, A-Jin.
"Ada apa?" Taehyung mengangguk paham. "Aku akan ke kantor dalam waktu lima belas menit. Hm, tolong buat tuan Wang nyaman di kantor kita." Taehyung buru-buru melepas apron dan pergi ke dalam kamar.
Yoongi baru saja selesai dengan mandinya saat Taehyung masuk ke dalam kamar.
"Ada apa?" tanya Yoongi yang melihat Taehyung buru-buru mengambil handuk. "Something happend?"
"Not really."
Taehyung segera masuk ke dalam kamar mandi, sementara Yoongi sibuk dengan pakaian kerjanya. Saat Taehyung keluar hanya dengan handuk yang membungkus pinggang rampingnya, Yoongi menatapnya intens dari balik cermin sembari mengancingkan lengan kemejanya.
Yoongi bersiul untuk menggoda yang lebih muda, sedangkan Taehyung memutar bola matanya malas. "Ke mana matamu pergi, Hyung." Yoongi terkekeh.
"Aku hanya tidak ingin menyia-nyiakan pemandangan gratis di depanku," katanya. Taehyung mendengus dan melempar bantal ke arah Yoongi yang dengan mudah dihindarinya.
Taehyung berjalan ke arah lemari di sebelah Yoongi berdiri untuk mengambil pakaian kerjanya. Yoongi melangkah dan berdiri di belakang punggung Taehyung untuk kemudian ia peluk.
"Hyung!"
"Sssttt ...." Tangan Yoongi bergerak mengusap pinggang ramping Taehyung lalu membuka handuk yang menutupi tubuhnya. "Kau sengaja menggodaku pagi-pagi begini, hm?" bisik Yoongi seduktif. Mata Taehyung terpejam saat kedua tangan Yoongi mengusap paha dalamnya.
"T-tidak," jawab Taehyung. "H-hyung, aku akan terlambat."
"Do i look like i care?"
"Ah!" Tubuh Taehyung dihimpit menempel cermin, sementara Yoongi kini menciumi leher belakangnya dan meninggalkan sebuah tanda keunguan di sana. Kedua tangannya mengurut kemaluan Taehyung yang sudah sepenuhnya menegang.
"Look at you, you look beautiful, Taehyung." Taehyung melihat dirinya di cermin. Tubuhnya telanjang sementara Yoongi mempermainkannya dengan smirk di bibir.
"Ah! H-hyung, please." Taehyung mendesah saat dua jari Yoongi menelusup masuk ke dalam lubangnya.
"Beg properly, Taehyung. Apa yang kau inginkan, hm?"
"Touch me, please, Daddy."
"Fuck! Shit! Aku tidak akan membiarkanmu dengan mudah, Taehyung-ah."
•••
Taehyung merapikan pakaiannya sebentar, sebelum turun dari mobil. A-Jin sudah menunggunya dilobi saat dirinya datang.
"Pak, anda telat dua puluh menit dari yang anda janjikan," kata A-Jin sembari memberi salam pada Taehyung.
Taehyung meringis. "Maaf. Aku mengalami sedikit gangguan di rumah, eghm." A-Jin bisa melihat sebuah tanda merah di leher Taehyung dekat dengan area bawah telinga.
A-Jin tersenyum kecil. "Gangguan, ya, baik. Tuan Wang sudah menunggu, Pak."
Taehyung berdeham untuk mengusir malu yang ia rasakan dan buru-buru masuk ke dalam kantor dengan A-Jin yang masih tersenyum di belakangnya.
Taehyung dan Yibo memutuskan makan siang bersama di salah satu restoran terkenal di kota Seoul. Suasananya tidak terlalu ramai sehingga keduanya memutuskan untuk makan bukan di ruang yang private.
"Aku sangat terkejut saat sekretarisku menelepon, bahwa kau menginap di Kim World Hotel."
"Maafkan aku karena tidak mengabari lebih dulu. Aku hanya ingin berlibur beberapa hari ini sekaligus meninjau proyek kita," kata Yibo dengan senyum kecil. "Untuk itu makan siang kali ini aku yang akan mentraktirnya."
Taehyung terkekeh. "Tuan Wang tidak perlu repot-repot seperti ini, tapi terima kasih atas tawarannya."
Wang Yibo mengangkat alis. "Bukankah aku sudah mengatakannya padamu, Taehyung. Saat kita tidak berada di jam kantor, aku ingin kau dengan nyaman memanggilku dengan akrab."
Taehyung tersenyum lebar. "Oke, Yi-bo." Keduanya bercerita banyak hal ini dan itu sembari menyantap makan siang bersama.
Yoongi mengernyit dan menghentikan langkahnya. Alisnya menyungging tajam saat melihat di depannya Taehyung tengah duduk makan siang bersama dengan seseorang. Yoongi bisa melihat ada semburat merah muda di pipi Taehyung setiap kali Taehyung tersenyum lebar ke arah orang itu.
"Bukankah itu Taehyung?" tanyanya pada sang sekretaris.
"Ya, Pak. Itu tuan Taehyung. Sepertinya ia sedang makan siang dengan rekan bisnisnya," jawab Sekretarisnya menjelaskan.
Alis Yoongi mengernyit. "Rekan bisnis? Nampak bukan di mataku." Yoongi mendengus dan memilih duduk tepat di belakang meja Taehyung.
"Hm, kau harus mencoba pergi ke sana. Aku beberapa kali pernah melihatnya dan nampak menggemaskan saat aku menyentuh bulu-bulu mereka." Yibo bercerita banyak hal tentang Cina dan juga panda yang menjadi maskot negaranya.
"Benarkah? Sayang sekali aku tidak bisa memilikinya." Taehyung memasang wajah cemberut.
"Ya, agak sedikit sulit. Panda adalah hewan langka dan dilindungi pemerintah." Yibo bisa melihat wajah Taehyung yang murung.
Ia terkekeh. "Kau sangat ingin melihat mereka?" Taehyung mengangguk antusias. "Kebetulan salah satu temanku mengurus perizinan resmi pengelolaan panda. Aku mendengar bahwa Korea Selatan menyewa dua panda untuk tinggal di kebun binatang selama enam bulan."
"Benarkah? Kapan aku bisa melihatnya?"
"Aku akan memberitahumu saat mereka tiba di sini. Mungkin ...."
Alis Yoongi mengernyit dan pendengarannya semakin ia tajamkan untuk mendengarkan kalimat yang akan keluar dari orang itu— Yibo.
"Kita bisa pergi bersama lain waktu."
Taehyung bertepuk tangan bahagia. "Ehm! Kabari aku jika mereka datang ke sini, ya."
"Tentu."
"Cih, bodoh. Apa Taehyung tidak tahu kalau laki-laki itu tengah merayunya?" gumam Yoongi yang tiba-tiba menjadi sangat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma
أدب الهواةKadang-kadang bahkan air mata tidak bisa mengungkapkan rasa sakit sebanyak itu, sebanyak senyum yang disembunyikan. • Yoontae / supv • Boys Love • Mpreg • Crack Pair • Original Character / OC [Update setiap hari, pukul 19.00 WIB]