#43

175 22 9
                                    


Taehyung dan Daehyung memangku wajah sembari menatap dua anak adam di depan mereka yang nampak seperti kiasan; Mati segan, hidup pun tak mau. Jimin dan Hoseok sudah sedari tadi terlihat sering menghela napas dengan wajah kusut luar biasa. Membuat si kembar Dae dan Tae bingung dengan keduanya.

Daehyung mendengus dan menatap jengah keduanya. Saat ini mereka berempat tengah mengadakan pesta piyama tanpa pasangan masing-masing.

"Sebenarnya kalian ini kenapa, sih? Kok, aku seperti tidak melihat kalian ceria seperti biasanya," ujar Daehyung dengan tatapan heran luar biasa. "Kalau ada masalah kalian berdua bisa bercerita pada kami. Jangan dipendam sendiri," lanjut Daehyung lagi.

"Apa ini ada hubungan percintaan kalian?" tanya Taehyung sembari menatap Jimin dan Hoseok bergantian.

"Sepertinya hubunganku dan Namjoon tidak bisa lagi dipertahankan." Baik Daehyung dan Taehyung maupun Hoseok sama-sama terkejut. "Apa memang kami ini terlihat seperti langit dan bumi? Menurut kalian apa pemikiran seperti itu pernah terlintas dipikiran kalian?" Ketiganya menggeleng pelan dengan tatapan tertuju pada Jimin yang kini mulai berkaca-kaca.

"Hei, tidak apa-apa, Jimin-ah." Taehyung langsung memeluk Jimin.

"Aku benar-benar mencintainya, Tae. Aku tidak mengira bahwa perbedaan yang besar justru menjadi ancaman untuk hubungan kami."

"Maksudmu apa, Jimin?" tanya Daehyung terkejut.

"Selama ini kami memang berhubungan tanpa restu kedua orangtuaku. Ayah menginginkan aku menikahi seorang pengusaha yang mempunyai masa depan cerah dan itu membuat Namjoon merasa tidak percaya diri." Jimin menangkup wajahnya dan menyembunyikan tangisnya. "Berkali-kali aku bilang aku tidak akan menikahi siapa pun kecuali dengan Namjoon. Berkali-kali juga aku bilang kalau jangan mendengarkan ayahku. Entah Namjoon hanya orang biasa, atau bahkan bukan siapa-siapa aku tidak peduli. Aku mencintainya karena dia adalah Namjoon. That's all."

Hoseok yang sangat mengerti perasaan Jimin pun akhirnya menepuk-nepuk bahu kecil itu. Mengusapnya dan memberi Jimin penenang agar tetap semangat. Kondisinya dan Jimin tidak jauh berbeda. Hanya saja kedua orangtua Hoseok begitu menyukai Jungkook yang mempunyai jiwa pekerja keras dan pemuda jujur yang bertanggungjawab. Namun di sisi lain Jungkook yang sepertinya belum siap menggapai masa depan dengan berkeluarga bersama Hoseok. Terlebih kedua orangtua Hoseok selalu mendesak Jungkook akhir-akhir ini.

Daehyung menghela napas kemudian menegakkan bahu Jimin. "Jimin-ah, lakukan saja apa yang membuatmu nyaman dan bahagia. Jika kebahagiaanmu adalah Namjoon, maka raihlah dirinya. Beri ia pengertian pelan-pelan, beri ia semangat untuk terus berpegang pada hubungan kalian. Kekuatan cinta itu dahsyat, Jim. Kadang kala mereka bisa menyembuhkan luka, kadang juga bisa menjadi racun. Tinggal bagaimana kau memaknainya saja."

Taehyung termenung mendengar kata-kata Daehyung. Benar, cinta kadang kala bisa menyembuhkan luka dan juga bisa menjadi racun. Taehyung pernah merasakan cinta yang menjadi racun di dalam hidupnya, namun kemudian seiring waktu ia menemukan cinta yang menjadi penawarnya. Taehyung tersenyum dan meraih ponselnya, membuka room chat antara dirinya dan sang suami dan mengetikan satu kalimat yang tak panjang namun penuh makna berarti di dalamnya.

•••

Taehyung membuka pintu apartemen begitu pelan agar tak membangunkan dua manusia berbeda ukuran yang kemungkinan masih tidur di dalam kamar. Taehyung mengendap-endap dan membuka perlahan pintu kamar. Senyumnya teduh saat melihat Yi-yoon masih nyaman bergelung dengan selimut kesayangan, sementara Yibo mungkin tengah mandi karena ia mendengar suara gemericik dari arah kamar mandi.

Taehyung menaruh tasnya kemudian berjalan menuju kamar mandi. Yibo selalu tidak pernah mengunci pintu ketika mandi. Taehyung tersenyum geli sembari membuka pintu. Ia melepas kancing kemejanya dan juga celana hingga bertelanjang total, sebelum ikut bergabung mandi di bawah guyuran shower.

Yibo tersentak kecil kala sepasang tangan meraih pinggangnya. Senyumnya terbit, sebelum membalikkan badan dan melihat suaminya yang tersenyum manis sekali padanya.

"Kenapa pesanku semalam tidak dibalas," kata Taehyung dengan bibir cemberut. Yibo terkekeh kemudian meraih pinggang Taehyung dan mengusapnya pelan di sana.

"Sengaja. Aku ingin mendengarnya langsung darimu," ucap Yibo dengan kekeh jahil.

Taehyung mendecak. "Huh, tidak tahu, ya, aku sampai tidak bisa tidur karena kau tidak membalas pesanku."

Yibo tertawa. "Kau juga tidak tahu, ya, seberapa inginnya aku malam kemarin menerobos rumah orangtuamu dan membawamu pulang, setelah aku membaca pesan darimu, huh?" Yibo mencolek hidung bangir itu, sebelum mendaratkan kecupan singkat di bibir Taehyung. "Tapi aku menahannya."

Taehyung terkikik kemudian berjinjit untuk meraih bibir suaminya. Keduanya berciuman dengan kedua tangan Taehyung merangkul belakang leher Yibo, sementara Yibo meremas dua bongkahan sintal bokong kepunyaan Taehyung.

"Mmmmhh."

Ciuman dilepas. "Coba ulangi apa yang kau katakan di dalam pesan tadi," pinta Yibo dengan tangannya yang masih setia meremas-remas bokong Taehyung.

Taehyung menggigit bibir bawahnya apalagi ia merasakan kejantanan sang suami sudah berdiri tegang. "Yibo-ah," panggilnya mendayu.

"Ya, Sayang."

"Aku ...."

"Hmm?" Tubuh Taehyung diangkat dengan posisi ala koala, sebelum akhirnya Yibo mematikan keran air.

"M-men—akh," desah Taehyung saat kejantanan sang suami mengetuk lubang miliknya dan melesak masuk perlahan. "C-cin—ngghhhhh."

"Apa, Sayang. Aku belum mendengarnya dengan jelas," bisik Yibo di samping telinga Taehyung, sebelum menjilatnya perlahan.

Taehyung mengerang beriringan dengan penisn Yibo yang telah sepenuhnya masuk ke dalam hole milik sang suami. Kemudian secara perlahan memberi tempo naik-turun membuat sekujur tubuh Taehyung lemas.

"A-kuh ngaaahhhh hnghmm mencinhtahimuh."

Yibo tersenyum menang. Ia meraih bibir Taehyung dan mencumbunya. Yibo menggendong Taehyung dengan posisi sama keluar dari kamar mandi tanpa melepas ciuman dan sodokan di dalam hole milik Taehyung, sebelum merebahkan tubuh Taehyung di atas sofa panjang samping ranjang.

"Aku juga mencintaimu, Taehyung. Sangat." Taehyung meneteskan air matanya, sebelum akhirnya semalam suntuk keduanya melakukan seks berkali-kali hingga berakhir tidur kelelahan.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang