#32

224 34 1
                                    

Taehyung menatap haru bagaimana Yoongi di depan sana bermain dengan Yi-yoon. Menggendong, mencium, dan memeluk penuh kasih anak semata wayang mereka. Di sampingnya Yibo tersenyum kecil sembari merangkul dan memeluk Taehyung.

"Kau tetap saja cengeng seperti kedua kalinya kita bertemu," ledek Yibo yang kemudian mendapat sikutan kecil di pinggangnya.

"Aku terharu. Jangan meledekku!" sungut Taehyung dengan bibir cemberut lucu. Yibo yang gemas mencapit bibir suaminya itu hingga Taehyung memekik sembari melotot gemas ke arahnya. Yibo tertawa sekarang ini.

"O-oh, kau tertawa? Aku tidak pernah melihatmu tertawa seperti ini." Yibo memasang wajah datarnya kembali. "Iya, seperti itu. Wajah suamiku selalu seperti itu dan tersenyum seadanya, tapi tidak apa-apa. Kau tetap tampan." Taehyung mengatakannya dengan pipi merona dan Yibo tidak tahan untuk mencubit pipinya itu.

"Aku tahu. Terima kasih pujiannya." Taehyung mendecak dan Yibo kembali tertawa. Yoongi melihat keduanya dari jarak yang tak jauh dan tersenyum.

"Yoon-ah, syukurlah papimu sekarang bahagia dengan orang yang tepat."

"Pii~" Yoongi tertawa karena Yi-yoon pun menyetujuinya.

"Hari ini mau tidur di rumah Appa?" tanya Yoongi sembari menatap Yi-yoon. Anak dua tahun itu mengernyit dengan bibir mengerucut nampak berpikir mengolah kata yang keluar dari bibir Yoongi.

"Uung~ Appa. Uuu~"

"Hahaha, Yi-yoon mau?"

"Uuu~"

"Oke. Sekarang kita beri tahu papi dan daddy, oke?"

Yoongi segera menggendong Yi-yoon dan membawanya kembali pada Taehyung yang masih menunggu keduanya di pinggir taman.

"Tae, apa aku boleh mengajak Yi-yoon menginap semalam di rumah? Jika kau mengizinkannya," ucap Yoongi ragu-ragu. Taehyung dan Yibo saling berpandangan, sebelum melempar senyum.

"Boleh, Hyung. Yoon juga anakmu, kau juga berhak bersamanya. Kami tidak akan melarangnya. Mungkin kita bisa membagi waktu?"

"Bisakah di hari liburku bekerja?"

"Sabtu dan Minggu?" tanya Taehyung memastikan. Yoongi mengangguk. "Tidak masalah, Hyung."

"Terima kasih, Tae." Yoongi menatap Yibo. "Terima kasih."

Yibo tersenyum kemudian memeluk Taehyung. "Tidak masalah, Hyung. Kami jadi punya waktu untuk berkencan—argh!" Yibo meringis karena Taehyung menyikut pinggangnya lagi.

"Hahaha, baiklah." Yoongi tertawa dan menggeleng melihat tingkah keduanya. "Apa yang harus kupersiapkan?"

Taehyung menggeleng. "Tidak perlu apa-apa, Hyung. Susu, baju dan mainan akan kusiapkan. Yi-yoon mudah tertidur di mana saja jika ia sudah mengantuk. Ia juga tidak terlalu rewel."

"Baiklah, aku mengerti."

•••

Boyoung terkejut begitu Yoongi membawa masuk seorang anak digendongannya, bahkan lengkap dengan perlengkapannya.

"Yoongi, ada apa ini? Anak siapa yang kau bawa? Kau memisahkannya dari ibunya?" Boyoung mencecarnya dengan berbagai pertanyaan dan Yoongi hanya tersenyum melihatnya. "Jangan senyum-senyum! Ibu sedang tidak bercanda sekarang."

"Ibu, tenang dulu. Kita duduk sebentar dan aku akan menjelaskannya." Yoongi menggiring langkah ke arah ruang keluarga. Kebetulan Sungkyung dan Soohyuk juga turun ke bawah dan menatap heran Yoongi yang menggendong bayi.

"Yak! Kau menculik anak siapa, ha?" hardik Sungkyung begitu tiba di ruang keluarga. Soohyuk menghela napas dan memilih duduk dengan tenang. Sudah terlalu hafal dengan sifat sang istri yang mudah sekali memancing emosi.

"Noona, tenang. Kau dan Ibu juga harus tenang dan dengarkan aku bicara."

"Anak ini namanya Yi-yoon. Anakku," ucap Yoongi yang membuat kakak juga ibunya terkejut luar biasa. Seokjin yang baru saja masuk ke dalam rumah pun terkejut dan berkacak pinggang.

"Siap lagi yang kau hamili sampai-sampai kau membawa anak ini?" Mereka menoleh ke arah Seokjin. "Jangan lagi melakukan hal bodoh, Anakku."

"Yoon benar anak kandungku ... dengan Taehyung."

"Hah? Apa?" seru Sungkyung, Boyoung dan Seokjin. Hanya Soohyuk yang nampaknya tidak terkejut atas fakta yang dibeberkan oleh Yoongi saat ini.

"B-bagaimana bisa?" tanya Boyoung. "Bukankah kau dan Taehyung sudah bercerai dua tahun lalu? Bagaimana mungkin—tunggu, apa mungkin?"

Yoongi mengangguk. "Iya. Saat kami bercerai ternyata Taehyung sudah hamil, Bu."

"Astaga!" Boyoung menutup mulutnya dan perasaan bersalah membanjiri hatinya. "J-jadi anak ini, Yi-yoon, cucuku?"

"Iya, Bu."

"Ya Tuhan." Boyoung segera menghampiri Yoongi dan menggendong Yi-yoon dan menciuminya dengan penuh sayang. "Cucuku. Yi-yoon, sayang, ini Nenek. Nenek."

"Nek~" Yi-yoon berceloteh memanggilnya.

"Iya, Nenek."

Seokjin ikut menghampiri dan mengusap kepala anak itu dengan lembut. "Yoon-ah, selamat datang di keluarga Min."

"Uuuuu~ aaaah~" Gelak tawa hadir di ruang keluarga melihat Yi-yoon berceloteh riang.

"Kenapa diam saja? Kau juga nampak tidak terkejut sama sekali," ucap Sungkyung yang membuat semua orang di sana menatap Soohyuk. Sungkyung memang mengetahui fakta bahwa Taehyung hamil, tetapi tidak dengan wajah Yi-yoon. Jadi awalnya ia juga bingung.

"Karena aku sudah mengetahuinya," kata Soohyuk yang tentu saja membuat semuanya terkejut. "Maaf baru mengatakannya sekarang, Yoongi. Bukan maksudku untuk menutupinya. Aku sudah ingin mengatakannya sejak awal hanya saja dulu kau bilang ingin menata kehidupanmu dan berbenah diri, makanya aku menundanya." Soohyuk juga menceritakan bagaimana ia menempatkan seseorang di Cina untuk menjaga Taehyung dan mengirim informasi tanpa menganggu kehidupan Taehyung.

"Aku mengerti, Hyung. Tidak apa-apa, mungkin jika kau dulu langsung jujur padaku aku tidak akan tahu apa yang terjadi. Aku bisa jadi orang yang jahat dan mengacaukan kehidupan Taehyung lagi. Terima kasih karena sudah menjagaku dan menjaga Taehyung."

Soohyuk tersenyum. "Kalian tetap keluargaku. Untuk satu hal karena selama ini aku seperti penguntit, aku akan meminta maaf secara pribadi dengan Taehyung nantinya." Yoongi mengangguk penuh kelegaan. Ia melihat ke arah Yi-yoon yang dengan tenang bermain bersama Boyoung dan Seokjin.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang