#44

152 25 3
                                    


Daehyung mengernyit, setelah membaca pesan singkat dari Yoongi ketika dirinya baru saja tiba di lokasi photoshot. Pesan chat yang ia kirimkan satu jam yang lalu baru dibalas oleh sang kekasih. Daehyung segera menekan tombol hijau dan menelepon Yoongi.

Daehyung mendengar kata halo dari seberang dengan kekeh jahil. "Kau mengerjai aku, ya?" Alis Daehyung mengernyit sementara di seberang panggilan Yoongi tersenyum lebar sembari melihat pemandangan siang kota Seoul dari balik kaca jendelanya.

"Tidak. Jadi mau ikut atau tidak?" Daehyung menimang sembari melambai ke arah asisten manajer yang hari ini menemaninya.

"Tunggu sebentar." Daehyung menatap sang asisten manajer. "Seok Hyung, memangnya benar Yoongi memintamu untuk mengosongkan jadwalku seminggu ke depan?"

"Ya, dua hari lalu saat mengantarmu ke agensi Yoongi-ssi berbicara padaku juga manajer Choi untuk mengosongkan jadwalmu."

"Dan kalian setuju?" tanya Daehyung tak percaya.

"Kau butuh liburan dan kami menyetujuinya," jawab sang asisten sembari tersenyum lebar.

"Kan? Apa kubilang. Aku tidak pernah berbohong padamu," sahut Yoongi dari seberang, setelah mendengar percakapan Daehyung dan sang asisten. Daehyung mendengus dan menyuruh asistennya untuk kembali ke tempatnya.

"Ke mana kau akan mengajakku, hm?"

"Secret."

"Ah, hyung!"

"Jangan mendesah, Dae-ah. Aku takut tidak bisa menahannya."

"Dasar mesum," ucap Daehyung, sebelum menutup panggilan sepihak.

Di sisi lain Yoongi tertawa sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. "Menggemaskan sekali," ujarnya pelan dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Hyungsik mengernyit saat melewati kamar Daehyung. Ia melihat anaknya dari depan pintu kamar yang terbuka lebar itu tengah sibuk menata baju ke dalam koper. Hyungsik mengetuk pintu, sebelum masuk ke dalam kamar sang anak.

"Loh, Daehyung mau pergi?" tanya Hyungsik. Daehyung mengangguk sembari memasukkan beberapa potong baju ke dalam koper. "Jauh? Kok, tumben ada passport dan VISA. Daehyung mau pulang ke Finlandia?" Hyungsik mulai khawatir sementara Daehyung terkekeh.

"Tidak, Ayah. Yoongi hyung mengajakku jalan-jalan selama beberapa hari."

"Ke mana?" tanya Hyungsik penasaran dengan picingan menggoda. "Mau buat anak?"

"Ayah!" seru Daehyung yang membuat Hyungsik tertawa.

"Maaf. Ayah hanya bercanda, tapi kalau itu benar Ayah tidak setuju. Kalian harus menikah dulu," ucap Hyungsik menasihati.

"Yoongi ingin berlibur ke Barcelona, Ayah. Ia mengajakku karena akhir-akhir ini aku sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk berkencan," ucap Daehyung bersemu merah muda.

"Dasar anak muda. Apa Ayah dan Papa juga pergi berbulan madu, ya?" ucap Hyungsik sembari memangku dagu dengan telapak tangannya.

"Kita sudah jompo untuk ikut-ikutan, Hyungsik-ah." Seojoon yang kebetulan baru pulang dan melewati kamar Daehyung mendengar ucapan sang suami. Hyungsik melirik kesal.

"Itu sih alasan kau saja." Seojoon memutar mata malas. "Sesekali ajaklah aku ini pergi jalan-jalan juga. Ke pinggir sungai Han sembari memancing juga tidak apa-apa," lanjut Hyungsik bersungut-sungut.

Seojoon melambai dan menyuruh Hyungsik untuk menghampiri dirinya. "Ke sini. Aku punya tempat rekomendasi memancing yang super seru," ucap Seojoon sembari menggiring langkah beriringan menjauh dari kamar Daehyung.

"Di mana?"

"Kolam ikan paman Jang, pfft hahaha." Hyungsik melayangkan pukulan main-main dan Seojoon akan tertawa dengan lantang, bahkan masih cukup terdengar sampai kamar Daehyung.

Hampir setahun tinggal bersama Hyungsik dan Seojoon sudah membuat dirinya mengenal kedua orangtua angkatnya itu. Mereka terlihat bahagia di umur yang sudah tidak lagi muda dan masih sangat saling mencintai. Daehyung ingin dirinya juga seperti itu bersama Yoongi.

•••

Pramugari Korean Air menawarkan minuman atau pun makanan untuk para penumpang pesawat kelas bisnis. Daehyung dan Yoongi duduk bersisian. Kepala Yoongi menyender pada bahu milik Daehyung, sedangkan Daehyung sibuk membaca majalah.

"Hyung, Yoongi Hyung." Daehyung menggoyang pundaknya agar Yoongi terbangun. "Aissh, kenapa kau seperti orang mati setiap kali tidur," gerutu Daehyung. Diam-diam Yoongi tersenyum dan menyamankan posisinya yang menyender di pundak Daehyung.

Dua hari sebelumnya ....

Taehyung melambai bersama Yi-yoon. Hari ini weekend dan Yi-yoon akan bergantian tinggal dengan Yoongi.

"Hyung, semua perlengkapan sudah ada di dalam tas ini. Tolong sedikit perhatikan Yi-yoon, ya, semalam badannya hangat. Aku takut ia kembali demam." Yoongi tersenyum sembari mengangguk dan meraih Yi-yoon ke dalam gendongannya.

"Taehyung-ah," panggil Yoongi lembut. "Apa kau punya waktu sebentar? Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."

"Kita duduk di sana, Hyung. Ayo." Taehyung mengajak Yoongi untuk duduk di bangku taman tak jauh dari keduanya. "Jadi, apa yang sebenarnya ingin Hyung bicarakan denganku?" tanya Taehyung kemudian.

Yoongi menghela napas. "Kau tahu penyesalan terdalamku adalah pernah menyakiti orang sebaik kau. Sampai sekarang pun setiap kali aku melihat dirimu, aku seperti diingatkan lagi. Padahal kau sudah memaafkanku dan demi Yi-yoon kita sama-sama saling menurunkan ego kita berdua. Aku benar-benar berterimakasih, Tae."

Taehyung menatap wajah Yoongi yang kini tertunduk dan tersenyum teduh.

"Hyung, bisakah kau melepaskan segalanya? Rasa sesalmu, rasa sakitmu. Semuanya. Lepaskan, Hyung. Aku sudah benar-benar memaafkanmu, aku juga sudah memaafkan diriku. Masa lalu biarlah menjadi masa lalu. Aku tahu sebanyak apa kau berusaha selama ini dan aku senang. Kau menjadi pribadi yang benar-benar baik, semakin dewasa, dan semakin tampan tentunya," ungkap Taehyung disisipkan kalimat canda. Yoongi terkekeh dan melempar senyum.

"Mungkin ini akan mengejutkanmu, tetapi sebelum kau berpikir yang bukan-bukan. Aku tidak menganggap kalian sama. Aku melihat kau dan Dae mempunyai sisi yang tidak kalian punya satu sama lain ... dan aku menyukai itu." Taehyung bisa melihat semburat merah di kedua pipi Yoongi.

"Hyung, apa itu artinya kau dan Dae hyung ...." Yoongi mendongakkan wajah dan menatap Taehyung yang terkejut.

"Bolehkah aku mengenal lebih jauh tentang saudara kembarmu, Tae? Aku tidak bisa menjanjikan sesuatu yang belum pasti, tapi aku bisa buktikan kalau bersamaku Daehyung juga akan memiliki banyak kebahagiaan." Taehyung menangkup wajahnya dan menatap Yoongi dengan binar.

"Omo! Tak kusangka mantan suamiku akan menjadi kakak iparku," canda Taehyung kemudian.

"Yak!"

Taehyung dan Yoongi pada akhirnya tertawa bersama. Melepaskan segala bentuk masa lalu yang samar-samar masih membayangi dan kini hati keduanya menjadi lebih ringan. Kehidupan mereka dulu cukup di jadikan pelajaran. Yang buruk diperbaiki dan yang baik menjadi cerita dalam kenangan.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang