#36

190 31 3
                                    


Enam bulan kemudian ...


Sejak tinggal di Korea dan bekerja di kantor agensi milik Hoseok, Daehyung menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan tidak lagi rendah diri. Ia banyak menjalin pertemanan dengan para model di dalam bahkan di luar agensi. Bahasa Koreanya pun semakin fasih dan Daehyung lebih banyak tersenyum akhir-akhir ini. Rupanya kehangatan keluarga dan faktor lingkungan bisa merubah hidup seseorang.

Daehyung yang sejak awal tidak mendapat kesempatan itu kini akhirnya bisa bernapas lega. Kini ia pun juga sudah resmi menyandang sebagai warga negara Korea, meski hampir tiga bulan berperang melawan orangtua angkatnya yang tidak ingin melepaskan dirinya. Namun berkat hasil visum dan kesaksian tetangganya di Finlandia, Daehyung memenangkan perkara di pengadilan.

Hyungsik adalah orang pertama yang senang atas kebebasan Daehyung memilih kewarganegaraan juga terbebas dari siksaan orangtuanya yang jahat.

"Ya, oke, nice. Sedikit lagi, tolong tangan anda di pinggang dengan pandangan tajam lurus ke depan. Okay!" Fotografer Kang selalu puas setiap kali Daehyung berpose di depan kamera. Semuanya terasa pas dan mudah jika Daehyung yang menjadi modelnya.

"Terima kasih atas kerja kerasnya," ucap Daehyung mengakhiri sesi pemotretan dirinya dan mengucapkan selamat tinggal untuk para staff di lokasi, sebelum dirinya berpamitan.

Beberapa minggu ini Daehyung di sibukkan dengan berbagai pemotretan untuk majalah fashion juga menjadi model untuk beberapa iklan kosmetik wajah. Baru enam bulan bergabung menjadi model di agensi Sunshine Jeong, Daehyung sudah kebanjiran job.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya Daehyung memutuskan untuk kembali ke rumah. Mengingat ini hari libur juga dan entah kenapa ia begitu merindukan keponakan manis yang menggemaskan.

"Pak, antar aku ke apartemen Taehyung, ya. Aku akan mengajak keponakanku yang menggemaskan itu jalan-jalan." Sopir itu mengangguk dan mengantarkan Daehyung menuju lokasi apartemen Taehyung.

"Iya, hyung, aku sudah menunggu di lobi. Oh, hyung, sebentar lagi sampai? Oke." Taehyung mematikan panggilan setelahnya. Si kecil Yi-yoon tengah asyik bermain dengan mainan yang didapatkannya dari Yibo beberapa hari yang lalu, setelah kembali dari Cina.

Mobil Daehyung memasuki area parkiran. Ia bisa melihat Taehyung dan Yi-yoon yang bermain di ruang tunggu di dalam area lobi apartemen. Daehyung segera turun dari mobil dan menghampiri keduanya.

"Taehyung-ah, Yoon-ah." Daehyung berlari dan menghambur untuk menggendong Yi-yoon. Bocah itu dipeluk dan diciumi begitu gemasnya. Yi-yoon terkikik kecil dengan telapak tangannya yang mungil itu menepuk-nepuk pipi Daehyung sebelum mendaratkan ciuman di hidung.

"Loh, Hyung, tumben kemari? Tidak sibuk?" tanya Taehyung. Daehyung menoleh sembari menggendong Yi-yoon.

"Tidak sibuk. Aku ke sini karena ingin mengajak Yi-yoon jalan-jalan. Ya, kalau kau juga mengizinkan aku ingin Yi-yoon menginap di rumah." Daehyung mencium gemas pipi gembil Yi-yoon. "Paman Dae rindu sekali. Yoon, mau menginap di rumah Paman, hm?"

Taehyung terkekeh lalu matanya menangkap kehadiran Yoongi yang menuju ke arahnya. "Tapi, Hyung, hari ini dan besok adalah jadwal Yi-yoon bersama Yoongi Hyung."

"Tapi aku rindu, Yi-yoon. Tidak bisakah Yi-yoon semalam menginap di rumah?" Yoongi mengernyit begitu sampai dan mendengar ucapan Daehyung.

"Tidak bisa," ucap Yoongi yang membuat Taehyung memasang wajah tidak enak pada Daehyung, sementara Daehyung menoleh ke arah Yoongi dengan memutar kedua bola matanya.

"Yi-yoon keponakanku," sahut Daehyung tak mau kalah.

Yoongi menghela napas. "Dan jika kau tidak lupa, Yi-yoon juga anak kandungku," balas Yoongi dengan menekankan kata anak kandung begitu jelas.

Daehyung mendengus kemudian menoleh ke arah Taehyung dengan memasang wajah memelasnya.


...


Taehyung melambai ke arah mobil Yoongi yang bergerak melaju keluar dari area apartemennya. Ia menghela napas panjang dan terkekeh kecil mengingat pertengkaran kecil antara Daehyung dan Yoongi yang memperebutkan Yi-yoon. Hingga akhirnya Taehyung memberi saran untuk mengajak Yi-yoon jalan-jalan bersama, toh, tujuan keduanya sama dan berakhirlah Daehyung dan Yoongi terpaksa sepakat karena tidak menemukan jalan lain.

"Kenapa aku jadi khawatir, ya?" gumam Taehyung sembari berjalan masuk ke dalam kamar apartemennya.

Daehyung memicing kesal ke arah Yoongi yang dengan santai menyetir tanpa menghiraukan Daehyung yang kini terus-terusan mendengus ke arahnya. Yi-yoon duduk di kursi khusus bayi yang di tempatkan di jok tengah.

"Kenapa kau tidak mau mengalah sih? Bukankah setiap minggunya kau selalu bersama Yi-yoon, sedangkan aku tidak selalu."

Yoongi menoleh singkat dan kembali fokus ke jalanan. "Sudah kubilang aku Appanya. Appa." Daehyung mendesis kesal dan Yoongi tersenyum tipis.

Keduanya banyak diam di dalam mobil hanya sesekali celotehan Yi-yoon terdengar mengisi kesunyian. Sejujurnya meski sudah cukup mengenal Yoongi, Daehyung masih merasa canggung. Terlebih sekarang mereka hanya berdua di dalam mobil ini. Daehyung menghela napas panjang, jemarinya bergerak gelisah di atas pahanya, sedangkan kepalanya lebih sering melihat ke luar kaca mobil. Terkadang Daehyung akan menghitung satu per satu kendaraan hanya untuk membuang rasa canggungnya.

Tiba-tiba mobil Yoongi mendadak berhenti karena Yoongi melihat seekor kucing menyebrangi jalanan. Daehyung terkejut. Bukan karena Yoongi yang mendadak menarik pedal rem, melainkan sebelah tangan Yoongi yang menjaga tubuhnya agar tidak terantuk dashboard meski Daehyung sudah memakai sabuk pengaman. Yoongi mengamati Yi-yoon dari kaca spion yang ternyata sudah tertidur dengan nyaman di jok belakang. Ia dengan santai menurunkan tangannya, sebelum memindahkan lagi ke atas perseneling.

Yoongi menoleh ke arah Daehyung. "Kau baik?"

Daehyung menoleh. "H-huh? Ah, iya. T-terima kasih."

Yoongi mengangguk sekilas, sebelum kembali menginjak gas dan melajukan mobilnya. Daehyung membuang wajah ke kiri dan menghela napas untuk mengatur detak jantungnya yang tiba-tiba saja berdebar.

"Sepertinya aku kena serangan jantung mendadak. Kucing sialan!" umpat Daehyung dalam hati.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang