#41

161 29 15
                                    


"Akh ...." Taehyung mendesah begitu kejantanan sang suami memasuki lubangnya. Yibo mengecupi seluruh wajah Taehyung dan berakhir melumat bibirnya sembari terus memaju-mundurkan tubuhnya; menumbuk lubang kenikmatan.

Jemari Taehyung meremas rambut milik Yibo. Peluh membanjiri tubuh keduanya yang kini tengah bergumul di atas ranjang di teriknya siang. Keduanya melakukan seks setelah Yi-yoon tidur di jam tidur siangnya. Salahkan Taehyung yang menggoda Yibo dengan kemeja kebesaran yang tidak dikancingkan dengan rapi sehingga memamerkan bahunya serta mengekspos paha putihnya. Siapa yang tidak tergoda jika disuguhkan hal seperti itu?

Maka berakhirlah dengan Taehyung yang dikungkung sang suami begitu kembali dari kamar Yi-yoon. Yibo langsung mencium dan meraba-raba kulitnya dan membuat Taehyung menjadi bergairah.

"Nghhhh ...." Taehyung kembali mendesah kala bibir sang suami menuruni leher dan memberi tanda merah di tulang selangkanya. Sementara di bawah sana lubangnya terus-terusan ditumbuk tanpa ampun.

"A-aku tidak tahan lagi. Aku ingin keluarh–Aakh aaahhh." Pekikan panjang menandakan Taehyung telah mencapai klimaks disusul Yibo kemudian. Yibo mencabut penisnya dan kembali melumat bibir kesayangan. Taehyung terengah-engah karena menikmati akhir permainan keduanya, sembari mengalungkan kedua tangannya di leher Yibo yang masih melumat bibirnya.

"Kau tetap seksi dan sempit," puji Yibo setelah ciuman keduanya terlepas. Taehyung tersenyum.

"Aku berharap kita segera memiliki anak," kata Taehyung yang membuat Yibo terkejut. "Aku tidak lagi memakai pengaman."

Yibo memeluk tubuh polos Taehyung. "Terima kasih, Sayang." Taehyung tahu suaminya itu saat ini tengah bahagia. Taehyung benar-benar berterimakasih karena Yibo dengan sabar menunggunya untuk siap memiliki anak lagi. Taehyung menyadari bahwa Yibo selama ini mengidam-idamkan untuk punya anak, namun ia menghargai Taehyung yang belum siap saat itu.

"Maaf membuatmu menunggu lama," kata Taehyung kemudian memeluk Yibo. Yibo menggeleng dan mengeratkan pelukan keduanya.

"Aku tidak masalah jika hanya ada kita bertiga. Yang terpenting buatku adalah kebahagian kau dan Yi-yoon."

•••


Daehyung mengernyit kala panggilan teleponnya terabaikan. Biasanya Taehyung akan segera mengangkat panggilan darinya tanpa Daehyung harus berlama-lama menunggu.

"Sedang apa, ya? Sampai Taehyung tidak mengangkat panggilan dariku?" gumamnya bingung sendiri.

Yoongi datang sembari membawa dua cangkir teh dan satu piring buah-buahan yang sudah dipotong-potong. Ia meletakkannya di atas meja dan menoleh ke arah Daehyung yang masih sibuk menekan tombol keyboard di ponsel. Yoongi dengan sengaja mengambilnya dan melempar ponsel itu menjauh dari jarak Daehyung.

"Hyung!" Daehyung mendelik namun terlihat menggemaskan di mata Yoongi. "Kenapa ponselku dibuang?"

"Agar kau cukup dengan memperhatikanku," jawab Yoongi santai, tetapi tidak dengan jantung Daehyung yang lagi-lagi berdebar tidak menentu. Daehyung mengambil buah potong untuk mengusir gugup yang kini tiba-tiba melandanya. Ia tidak sanggup melihat Yoongi dengan jarak sedekat ini terlebih dengan kedua pipinya yang bersemu merah muda hanya dengan kalimat manis yang Yoongi lontarkan.

Keduanya memutuskan untuk menonton film. Yoongi duduk bersila di atas sofa sembari memilih judul film dengan remot di tangannya.

"Kau mau menonton film apa?" tanya Yoongi sembari melihat-lihat judul film yang tertera di layar netflix.

"Terserahmu saja," ucap Daehyung sembari menatap Yoongi yang terlihat serius memilih judul film. Dalam mode serius seperti ini Yoongi semakin terlihat sangat tampan. Status duda anak satu ternyata tidak terlihat sama sekali.

"Aku tidak terlalu banyak tahu." Yoongi menoleh dan menangkap Daehyung yang tersentak karena ketahuan menatapnya. "Kenapa? Apa wajahku sangat tampan sampai kau melihatku seperti itu, hm?" goda Yoongi yang membuat Daehyung lagi-lagi bersemu. Yoongi terkekeh jahil karena berhasil menggoda yang lebih muda.

Daehyung dalam hati mengiyakan. Yoongi memang tampan dan makhluk tampan itu kini berada tepat di sampingnya dengan jarak satu jengkal saja. Bolehkan Daehyung menciumnya? Eh.

"Apa kau punya referensi? Atau mungkin film yang ingin kau tonton?" tanya Yoongi lagi sembari kini menatap Daehyung. Daehyung terjebak dalam tatapan mata itu. Tatapan yang terlihat sangat mengagumi dan itu ditunjukan padanya.

Daehyung mengangguk dan tanpa sadar ia berucap, "Film porno—eh." Daehyung buru-buru menutup mulutnya. Niat hati ingin mengucapkan dalam hati tapi justru keluar dari mulutnya dengan suara yang begitu keras.

Yoongi menyeringai. "Kalau itu aku punya banyak judul rekomendasi."

"Hyung, aku bercanda! Itu tidak sengaja keluar dari mulutku," ucap Daehyung panik dan Yoongi semakin ingin menggodanya.

"Tidak perlu malu. Semua orang juga pasti pernah melihatnya."

"Yoongi!" Wajah Daehyung semakin panas dengan semburat merah. Yoongi terkekeh dan Daehyung melayangkan pukulan main-main di lengan Yoongi. "Jangan menggodaku, dasar." Pergelangan tangan Daehyung di cekal dan Yoongi menatapnya intens. Yoongi mengamati wajah cantik itu dari bentuk alis, kedua mata caramel, lalu kemudian bibir pink Daehyung.

Daehyung meneguk salivanya saat wajah Yoongi mendekat. "Dae-ah," panggil Yoongi.

"H-hm?"

"Daripada melihat film porno, bibirmu lebih membuatku tertarik. Jika aku menciummu," ujar Yoongi menjeda kalimatnya dan menatap mata Daehyung yang kini semakin gugup saja. "Aku tidak bisa menjamin bukan hanya di bibir saja aku akan melakukannya. Kau punya waktu sepuluh detik untuk lari." Yoongi menatap mata dan bibir Daehyung bergantian sembari berhitung. "Satu. Dua. Tiga. Em—"

Daehyung mengecup bibir Yoongi cepat dan membuat Yoongi terkekeh, sebelum menarik tengkuk Daehyung dan melumat bibir Daehyung bergantian atas dan bawah dengan Daehyung yang mulai ikut mengimbangi permainan lidah milik Yoongi.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang