TYD - dua

4.4K 436 13
                                    

✨🤍✨
.
.
.
.
.





Pagi hari yang menampilkan suasana cerah itu, Zee manfaatkan untuk melakukan olahraga berupa lari pagi. Hitung hitung sekalian melepas rindu pada suasana di sekitar komplek rumah masa kecilnya. Ternyata setelah lima belas tahun, banyak juga yang berubah, pikirnya.

Matahari semakin naik, panas yang dipancarkan pun sudah mulai menyengat menimbulkan rasa panas yang terasa dikulit. Zee memutuskan untuk menyudahi acara jogging nya, lalu kembali ke rumah.

"Nalaa!"

"Nalaa sekolah yuk!"

"Nalaaa"

Zee mengerutkan kening kala melihat ada seorang gadis memakai seragam sekolah tengah berdiri didepan pintu rumahnya sembari mengetok pintu dengan tidak pelan. Bahkan anak itu teriak teriak memanggil nama keponakannya, tidak bisa kah gadis itu melakukan semua dengan lebih perlahan?

"Heh! Siapa kamu?" Tegur Zee

"Astaghfirullah! Bikin kaget aja" Gadis itu sedikit terlonjak saat mendapati Zee tengah berdiri tepat di belakang tubuhnya.

"Kamu ditanya apa malah jawab apa" Balas Zee

"Om yang siapa, ngapain dirumah teman saya?"

"Ini rumah saya"

Gadis itu mengeluarkan tawanya saat mendengar jawaban Zee,

"Gila ya kamu" Kata yang Zee lontarkan saat melihat gadis kecil di depannya ini tertawa

"Lagian om pagi pagi udah ngelawak"

"Saya gak ngelawak"

Gadis itu nampak tak memperdulikan Zee, ia kembali berbalik ke arah pintu, tangannya kembali terangkat untuk mengetuk dan mulutnya mulai berteriak memanggil nama yang sedari tadi ia sebut.

"Nalaaa!"

"Bisa gak usah teriak teriak didepan rumah orang gak? Berisik! Gak sopan" Omel Zee lagi,

Gadis itu memutar bola matanya malas, "kenapa sih om? Lagian om tuh ngapain disini? Om siapa? Jangan jangan om mau culik saya ya?!"

"Nalaa! Tolong aku mau dicul- mmphhh"

Sebelum gadis itu melanjutkan teriakannya, Zee lebih dulu membekap mulut gadis itu dengan tangannya.

"Dibilang jangan teriak teriak"

Gadis itu menghempas tangan Zee secara kasar,

"Ih tangan om bau terasi!"

Zee mendekatkan tangannya ke hidung, untuk membuktikan apakah yang diucapkan gadis itu benar, tapi seingatnya dia tidak ikut sang mama memasak, masa sih bau terasi?

"Enak aja, tangan saya wangi gini"

"Om kalau masih disini saya bakal teriak penculik lagi loh! Sana pergi!"

"Teriak aja, saya gak takut" Setelah mengucapkan itu, Zee bergerak membuka pintu menggunakan kunci cadangan yang tadi dia bawa.

Sementara gadis tadi hanya menganga melihat bagaimana Zee bisa membuka pintu rumah temannya itu?

"Nalaaa, ada penculik masuk rumah kamuu!"

Akhirnya gadis yang sedari tadi dipanggil namanya pun muncul dari balik pintu,

"Sssttt Nachia, kamu berisik banget dari tadi teriak teriak terus!"

Gadis yang sedari tadi berdebat dengan Zee adalah Nachia, Nachia Lovania. Nachia dan Nala baru berteman setahun belakangan ini, karena memang sebelumnya Nala tinggal di Bandung bersama Christy dan Aldo. Baru setahun belakangan ini lah mereka pindah ke Jakarta karena Aldo membuka kantor cabang baru di Jakarta.

Temu Yang Ditunggu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang