TYD - duapuluh lima

4.5K 620 76
                                    

✨🤍✨
.
.
.
.
.


Istirahat jam makan siang hari ini, Zean gunakan untuk kembali mengunjungi putrinya yang masih terbaring di rumah sakit. Namun sebelum itu, tadi ia menyempatkan mampir ke sebuah toko mainan untuk membeli sesuatu.

Zean langsung saja nyelonong masuk ke ruangan Nachia tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, biarlah, orang ruangan anaknya sendiri ini. Pemandangan pertama yang Zean lihat saat masuk adalah Nachia terduduk sendirian di ranjangnya sambil menonton televisi yang memang tersedia disana,

"Kok sendirian?" Pertanyaan Zean membuat Nachia sedikit terlonjak kaget,

"Papi! Kapan sampai?"

Zean menyentil pelan hidung mancung putrinya,

"Papi tanya kok kamu balik nanya"

"Nachia tadinya sama oma, tapi oma lagi pulang karena ada keperluan sebentar, jadinya Nachia ditemani sama mami. Tuh! Maminya lagi dibalkon, angkat telfon penting katanya"

Zean pun mengangguk sambil ber-Oh ria mendengar penjelasan Nachia,

"Papi bawa sesuatu buat kamu, nih" Tangan Zean yang membawa sebuah barang tadinya bersembunyi dibelakang kini beralih mengulurkannya pada Nachia,

"Apa ini papi?" Nachia heran melihat sesuatu yang dibawa oleh papinya, seperti guling tapi kecil, berwarna hijau dan ada gambar pandanya.

"Itu bisa dibuka sayang, ada resleting nya di tengah"

Nachia berusaha mencari resleting yang dimaksud oleh Zean, lalu dengan perlahan membuka untuk melihat sesuatu yang ada didalamnya. Didalamnya terdapat sebuah boneka panda. Ternyata Zean masih ingat saat beberapa waktu lalu mengantar Nachia pulang dan mampir ke pasar malam kan ia sempat berjanji akan membelikkan anak itu boneka panda.

Nachia sempat terkejut melihatnya, namun detik berikutnya ia menubrukkan diri memeluk pinggang Zean yang berdiri disamping ranjang pasiennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nachia sempat terkejut melihatnya, namun detik berikutnya ia menubrukkan diri memeluk pinggang Zean yang berdiri disamping ranjang pasiennya.

"Thank you so much papi"

Tangan Zean satunya terulur mengelus kepala Nachia, satunya lagi ia gunakan untuk membalas pelukan yang diberikan oleh putri semata wayangnya.

"Your welcome sayang, Nachia suka?"

"Syoekaa bangett!"

Nachia dan Zean kompak menoleh saat Chika membuka pintu dari balkon, sepertinya wanita itu telah selesai dengan urusannya.

"Mami look! Papi belikan boneka panda buat Nachia, lucu banget kan mami!" Dengan antusias anak itu memamerkan boneka barunya kepada sang mami.

Chika nampak menanggapi biasa saja, "Boneka kamu dirumah semuanya panda"

"Tapi yang ini spesial, karena dibelikan sama papi" Nachia tersenyum dan melirik ke arah Zean, di dibalas dengan hal serupa.

"Jadi maksut kamu semua boneka dirumah yang mami belikan, nggak spesial?" Ups! Sepertinya si Chika Chika ini mulai cemburu melihat kedekatan sang anak dengan papinya.

Temu Yang Ditunggu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang