TYD - duapuluh tujuh

4.4K 628 79
                                    

✨🤍✨
.
.
.
.
.



Seorang suster siang ini telah berada di ruangan Nachia disana juga ada Aya, Chika dan juga Zean yang memang diminta datang oleh Nachia. Karena siang ini ia sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit setelah tiga hari dirawat.

"Nachia semua hasil pemeriksaannya bagus, Dokter Eli juga sudah memperbolehkan pulang jadi setelah saya lepas infusnya dan setelah semua administrasi sudah selesai bisa langsung pulang ya" Ucap seorang suster yang tangannya mulai bergerak melepaskan jarum infus yang tertancap di tangan kiri Nachia.

"Mami" Nachia memberi kode minta dipeluk karena takut merasakan sakit saat proses pelepasan infus,

Chika merangkul tubuh putrinya lalu tangannya mengelus bahu Nachia, "It's okay sayang, sakitnya cuman sedikit kok" Kata Chika mencoba menenangkan,

Meskipun begitu Nachia tetap saja meringis lalu memalingkan muka tidak mau melihat tangannya yang sedang entah diapakan oleh suster,

"Nah sudah selesai, good job adik kecil! Setelah ini jangan balik kesini lagi ya!" Ujar sang suster, Nachia hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Administrasi nya bisa diselesaikan sekarang sus?"

"Bisa, langsung ke resepsionis saja ya"

Chika hendak bergerak melangkahkan kakinya, namun Zean lebih dulu menahan.

"Aku aja" Kata Zean,

"Nggak usah, aku masih mampu kalau cuman sekedar bayar uang rumah sakit" Jawab Chika yang seperti biasa masih dengan nada datarnya kepada Zean,

"Aku tau, tapi kali ini biar aku aja yang bayar, Nachia juga anak ku kalau kamu lupa"

Aya yang menyaksikan itu langsung bertindak melerai, sebelum mereka semakin beradu mulut dan didengar oleh Nachia.

"Sudah sudah, kalian ini mau bayar aja kok rebutan. Chika, biarlah jika kali ini Zean yang bayar dia kan papinya Nachia jadi ini salah satu bentuk bertanggungjawabannya"

Mendengar penuturan Aya, Chika pun terdiam tak lagi menyahuti, sedangkan Zean langsung bergegas melangkahkan kaki menuju tempat pembayaran.

"Mami" Panggil Nachia setelah Zean keluar,

"Apa sayang?"

"Eumm, boleh nggak kalau Nachia pulangnya ke rumah papi? Nachia pengin ngerasain bobok sama papi"

Chika menoleh dengan cepat, menatap tajam ke arah Nachia.

"Kenapa begitu? Nggak ada nggak ada, mami nggak kasih izin, kamu belum benar benar sehat Nachia. Nanti siapa yang mau nyuapin kalau makan? Terus siapa yang siapin obat kamu? Papi mu kan pasti kerja"

"Kan disana ada oma Gracia mami, ada mama Christy juga. Terus disana juga ada Nala yang pasti mau nemenin Nachia main, malam ini aja, plisss mami"

Seperti biasa Nachia mulai mengeluarkan jurus puppy eyesnya supaya si Chika Chika itu luluh,

"Mereka belum tentu mau ngurusin kamu yang lagi sakit"

"Chika!" Aya mencoba memperingati untuk tidak berbicara seperti itu didepan Nachia,

"Aaaa mami ayolah, janji cuman malam ini aja, Nachia mau bobok sama papi"

Chika terdiam sebentar untuk memikirkan keputusan mana yang akan ia ambil, tapi karena rasa kasihannya kepada sang anak yang sangat tinggi, yasudah Chika dengan pasrah mengiyakan.

"Janji cuman malam ini ya?"

Nachia mengangguk cepat,

"Yasudah mami izinkan"

Temu Yang Ditunggu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang