TYD - tigapuluh sembilan

4.6K 726 103
                                    

✨🤍✨
.
.
.
.
.




Pagi menjelang siang ini suasana kota Jakarta sedang tidak terlalu terik. Sang surya nampak malu malu untuk menampakkan diri. Tapi tak apa, itu justru perlu disyukuri karena hari ini Nachia sedang mendapatkan hadiah dari sang papi atas kemenangannya dalam Olimpiade kemarin.

Nachia tidak minta sesuatu hal yang sulit, ia juga tidak minta mainan atau barang mahal. Satu permintaan Nachia adalah ingin menghabiskan satu hari penuh dipantai bersama kedua orangtuanya. Tadinya Zean ragu mengabulkan, karena takut Chika tidak bersedia tapi nyatanya sang wanita mengiyakan, dengan alasan kasihan Nachia jika keinginannya yang sederhana ini tidak dikabulkan.

Kali ini mereka memilih untuk menepi dari hiruk pikuk pusat kota menuju bagian tepi Jakarta. Pulau pramuka yang terletak di kepulauan seribu akan menjadi tujuan Nachia bersama kedua orangtuanya. Memang jaraknya sedikit jauh, mereka membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam untuk menuju kesana, tapi tak apa demi membuat Nachia senang, mereka rela menempuh jarak sejauh apapun.

"Papi, mami thank you udah mengabulkan permintaan Nachia kali ini" Kata Nachia yang saat ini duduk dikursi tengah sendirian, sewaktu berangkat tadi memang ia memaksa Chika untuk duduk didepan bersama Zean.

"Sama sama sayang, Nachia senang?" Tanya Zean

Nachia mengangguk dengan cepat, "Senang banget! I believe today will be one of my best day ever!"

Chika tersenyum melihat betapa antusiasnya sang anak, namun juga ada sedikit rasa sedih dihatinya karena Nachia baru bisa merasakan hal ini setelah beranjak remaja.

"Nanti disana harus have fun ya nak"

"Pasti dong mami!"

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, mereka berhasil tiba di pulau yang amat cantik ini. Pulau pramuka memang terhitung sebagai kabupaten, namun tidak mempunyai banyak penghuni, makanya dijadikan sebagai salah satu tempat wisata di Jakarta.

Zean dan Nachia berjalan duluan sambil merangkul satu sama lain, sedangkan Chika seperti biasa hanya membuntuti mereka sambil menenteng totebag yang berisi beberapa keperluan Nachia.

"Mau langsung ke pantai? Makan dulu aja ya, udah masuk jam makan siang juga ini" Ucapan Zean hanya dibalas anggukan oleh Nachia,

"Mau makan apa chik?" Zean menoleh pada wanita di belakangnya,

"Apa aja, biar Nachia yang milih mau makan apa"

Zean mengangguk, "Nachia mau makan apa?"

Gadis itu nampak sedang berpikir, "apa ya papi? Sea food aja deh, biar makin berasa vibes pantainya"

Selanjutnya mereka mulai melangkahkan kaki menuju salah satu restaurant yang berbentuk seperti saung saung tradisional, letaknya tepat di pinggir pantai. Chika yang bergerak memesan beberapa menu pilihan Nachia dan Zean, setelahnya mereka tinggal menunggu makanan datang.

"Papi, boleh nggak kalau nanti kita snorkling?" Mata Nachia menangkap beberapa orang yang tengah asyik menyelam dibawah laut, terlihat sangat seru!

"Nachia mau?"

Gadis itu mengangguk, "Tapi takut kalau sendirian, mau sama papi" Rengeknya

"Boleh sayang, nanti papi temani"

"Yeayy!" Sorak Nachia kegirangan, ia sengaja tak mengajak Chika karena tau maminya itu kurang suka snorkling dengan alasan yang sama dengan dirinya yaitu takut,

Beberapa hidangan makanan telah memenuhi meja yang mereka pesan, berbagai macam hewan laut yang diolah sedemikian rupa itu nampak sangat menggiurkan.

"Mami, tolong kupasin udangnya"

Temu Yang Ditunggu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang