TYD - enam

3.8K 450 19
                                    

✨🤍✨
.
.
.
.
.






Dimalam yang gelap dan sunyi, hanya ada suara angin malam yang menemani. Zee, duduk dibangku yang ada halaman belakang rumahnya, tepatnya di pinggir kolam renang. Suasana sunyi sangat berbanding terbalik dengan pikiran Zee yang amat berisik. Dirinya memikirkan ucapan sang mama beberapa waktu lalu mengenai mantan istrinya, Chika.

"Malam malam ngelamun dipinggir kolam, awas kecebur"

Zee sontak menoleh saat mendengar ucapan dari seseorang dibelakangnya, ah ternyata itu sang saudara kembar.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Zee yang kembali menatap kosong ke depan,

"Harusnya aku yang tanya, kenapa jam segini ka Zee belum tidur?"

Christy berjalan lalu duduk disebelah Zee, ia menyerahkan segelas coklat panas pada kakaknya. Sebenarnya tadi Christy sudah tertidur bersama sang suami di kamar, namun tiba tiba terbangun karena merasakan tenggorokannya kering. Saat turun menuju dapur, matanya tak sengaja melihat Zee yang sedang duduk sendirian di bangku. Christy pun berinisiatif membuatkan minuman untuk kembarannya.

"thank you" Zee menerima gelas yang disodorkan oleh Christy

"Sesuatu kalau cuman dipikirin tapi gak coba dilakuin itu gak akan membuahkan hasil apa apa kak"

"Maksut kamu?"

Christy tersenyum, "Aku tau apa yang sedang kakak pikirin, jangan denial! Bener kata mama, takutnya nanti kakak menyesal di kemudian hari. Kalau memang kakak masih ragu dan kepikiran, ya bertindak! Cari dan pastikan semuanya sampai benar benar jelas! Keadaan gak akan berubah kalau kamu hanya diam dan berperang dengan pikiranmu sendiri tanpa melakukan tindakan apapun"

Sekarang Zee mengerti, pasti adiknya ini mendengar pembicaraannya bersama sang mama tempo hari. Dan ya memang benar, Zee sedang memikirkan semua itu, memang ya tali batin antara anak kembar itu tidak bisa diragukan. Christy seolah bisa mengerti semua yang sedang ia pikirkan.

"Tadi aku ketemu aran"

Christy langsung menoleh saat Zee mengucapkan hal itu. Tentu dia tau siapa orang yang Zee sebut, dia adalah seseorang yang sangat Zee benci, seseorang yang telah merusak rumah tangga kakaknya di masalalu.

"Dimana?" Tanya Christy penasaran, pasalnya sudah hampir setahun dia menetap di Jakarta tak pernah sekalipun bertemu dengan orang itu,

"Di resto tempat kita makan"

"Terus, dia ada ngomong sesuatu?"

Zee mengangguk, "Dia sempat ingin mengajakku bicara, tapi aku tidak memperdulikannya. Terus sempat bilang, mereka gak melakukan apa apa"

Christy mencoba memahami apa yang Zee sampaikan, lalu kembali berbicara.

"Aku rasa, tidak ada salahnya Ka Zee coba bicara dan mendengarkan penjelasannya"

"Buat apa? Apa bisa dipastikan itu bukan omong kosong?" Sahut Zee

"Tapi kan kak, siapa tau memang benar kalau Aran dan Kak Chi-"

"Aku ngantuk, mau istirahat, sekali lagi terimakasih coklat panasnya" Zee memotong ucapan Christy dan bergerak melangkahkan kaki masuk kedalam rumah, meninggalkan sang adik yang masih terduduk dibangku sendirian.

Sementara Christy sudah mendengus kesal, Kakaknya itu selalu saja menghindar jika diajak membahas tentang Chika. Sebenarnya Christy merasa, Zee belum bisa melupakan Chika makanya dia bertingkah seperti itu. Zee selalu membohongi dirinya sendiri dengan dalih kecewa, biar saja nanti Christy akan terus berbicara tentang Chika kepada laki laki keras kepala itu! Christy tidak akan menyerah sampai Zee benar benar mau berbicara tentang Chika. Sebagai kembarannya, Christy tidak tega melihat hidup Zee begini terus.

Temu Yang Ditunggu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang