TYD - empatpuluh tiga

4.4K 678 49
                                    

✨🤍✨
.
.
.
.
.






Pagi ini, sinar matahari memancar lembut melalui celah celah tirai kamar hotel, membuat Chika mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke kedua retinanya. Wanita itu merasakan beban yang lumayan berat menimpa perut rampingnya, saat ia menoleh ternyata itu adalah tangan Zean, mantan suami yang kini telah resmi kembali menjadi suaminya.

Chika membalikan badan untuk menghadap ke arah Zean karena memang sebelumnya posisi ia membelakangi laki laki itu. Bibirnya terangkat untuk tersenyum, ttangannya bergerak mengusap rahang tegas milik sang suami. Tiba tiba pikirannya tertuju pada perjalanan panjang yang membawa mereka kembali ke titik ini. Rasanya masih seperti mimpi, namun realitasnya kini mulai meresap.

Tangan wanita cantik itu terulur untuk mengambil ponselnya yang ada di nakas guna melihat pukul berapa kah saat ini, ah ternyata masih jam enam pagi, masih banyak waktu untuk ia bermanja ria dipelukan laki lakinya.

Gerakan tangan Chika yang sedari tadi mengusap pipi serta beberapa bagian lain wajah Zean membuat laki laki itu terbangun.

"Good morning" Ucap Chika sambil tersenyum sangat manis, ia seperti ingin menampilkan senyum terbaiknya di pagi pertama mereka.

"Morning sayang" Balas Zean dengan suaranya yang memberat karena serak khas bangun tidur,

"Kamu ganteng banget kalau baru bangun tidur gini"

Zean sedikit terkekeh mendengar pujian yang keluar dari mulut sang istri, tangannya terangkat membawa Chika ke dalam pelukannya. Diciumnya puncak kepala Chika secara dalam,

Chika kembali memejamkan mata dipelukan Zean, bukan untuk kembali tertidur, tapi untuk menikmati moment moment yang sudah lama tidak ia rasakan. Ia ingin meresapi rasa hangatnya bangun tidur dipelukan laki laki yang sangat ia cintai.

"Eughh mamiii" Zean dan Chika kompak menoleh saat mendengar lenguhan dari bibir Nachia yang memang tertidur disamping mereka. Matanya masih tertutup namun bibirnya sudah manyun sepertinya anak itu merasa tidak nyaman dalam tidurnya,

"Hei, buka matanya dulu sayang"

Nachia membuka matanya perlahan, pemandangan yang pertama kali ia lihat pagi ini adalah kedua orang tuanya yang tengah berpelukan.

"Good morning papi, morning mami" Gadis itu memberikan kecupan singkat pada pipi Zean dan Chika secara bergantian, lalu setelahnya ia menyusupkan diri dipelukan Zean juga.

"Mami awas, gantian Nachia yang peluk papi" Tangan anak itu mencoba memindahkan tangan Chika dari perut Zean agar dirinya bisa memeluk erat tubuh sang papi.

"Nggak mau ah, kan mami duluan yang peluk" Jawab Chika yang merasa tidak terima diminta pindah dari tempatnya yang sudah sangat nyaman ini.

"Ish mami, masa nggak mau ngalah sama anak sendiri"

"Kamu juga masa nggak mau ngalah sama mami sendiri"

Nachia berdecak kesal, "papiiii" Rengeknya dengan nada manja,

Zean hanya menggelengkan kepala melihat tingkah ibu dan anak yang pagi pagi buta begini sudah memperebutkan dirinya,

"Sini peluk papi dua duanya, Nachia dikanan, mami dikiri, udah kan adil semuanya dapet"

Akhirnya dengan terpaksa Nachia memeluk tubuh Zean dari bagian kanan. Dan Chika juga akhirnya terpaksa berbagi tubuh laki lakinya itu dengan sang anak. Dengkuran halus kembali terdengar setelah beberapa menit, ternyata Nachia kembali terlelap. Sementara Chika sama sekali tidak memejamkan matanya.

Temu Yang Ditunggu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang