✨🤍✨
.
.
.
.
.Setelah kejadian Zean memarahi Nachia, gadis itu berlari menuju kamarnya. Ia bergerak memasukkan beberapa keperluannya ke dalam tas. Bukan bukan, ia bukan ingin kabur dari rumah melainkan ingin pergi menginap ke rumah bunda dari maminya alias Aya. Karena Nachia pikir sepertinya saat ini rumah Omanya adalah tempat yang tepat untuk menenangkan diri karena kepalanya sedang berisik memikirkan banyak hal.
Sambil terisak pelan, Nachia memasukkan satu persatu keperluan sekolah yang besok akan diperlukan. Ketika semuanya sudah selesai, ia memberanikan diri keluar dari kamar untuk menemui kedua orangtuanya. Tak lupa sebelumnya ia sudah menghapus bekas air mata yang jatuh dipipinya.
Melihat Zean dan Chika masih terduduk di sofa ruang keluarga, Nachia menarik nafas dalam, sebenarnya ia agak takut menghampiri.
"Mami papi" Panggilnya lirih,
"Sayang, sini nak" Chika memberi kode agar Nachia bergerak mendekat kepadanya. Tadi, ia sengaja membiarkan Nachia sendirian dulu dikamar sampai dirasa anak itu mulai tenang barulah ia berencana akan menghampiri dan mengajak Nachia berbicara, tapi ternyata bocah itu sudah lebih dulu muncul dihadapannya.
"Mami, Nachia benar benar minta maaf atas perlakuan Nachia yang seenaknya sendiri pada mami. Nachia ngaku salah" Ucap gadis itu setelah berdiri dihadapan mami dan papinya,
Bukannya menjawab, Chika malah balik bertanya "Nachia sedang kenapa? Mau cerita sama mami?"
Nachia menggeleng, "Nachia fine mami"
Chika tentu saja tidak sepenuhnya percaya atas jawaban Nachia, ia tau betul anaknya itu bagaimana. Jadi ia juga paham jika memang ada yang sedang terjadi pada Nachia, namun ia juga tidak bisa menebak kira kira hal apa yang sedang menganggu pikiran anak semata wayangnya.
"Nachia izin mau menginap dirumah oma aya"
"Mami tidak izinkan sebelum Nachia cerita ada apa,"
"Nachia benar benar tidak kenapa kenapa, hanya sedang rindu sama oma"
Chika dan Zean saling bertatapan, seperti memberi kode satu sama lain sebelum akhirnya Chika kembali berbicara.
"Yasudah mami izinkan, tapi nanti weekend aja ya?"
Nachia menggeleng, "Nachia maunya hari ini mami, semua keperluan untuk sekolah besok sudah Nachia siapkan, lagipula besok kan hari jum'at dan besoknya sudah weekend jadi sama saja kan"
Akhirnya Chika pun pasrah mengiyakan, ia biarkan Nachia menginap barang beberapa hari dirumah bundanya. Siapa tau juga nanti disana Nachia mau bercerita kepada Aya dan ia tinggal bertanya kepada sang ibunda kira kira apa yang sedang dirasakan oleh anaknya.
Setelah mendapat izin dari Chika, Nachia bergegas mengambil tas yang tadi sudah ia siapkan lalu kembali turun ke bawah untuk berangkat menuju rumah sang oma.
"Biar papi antar kamu ke rumah oma"
Nachia sedikit terkejut saat sang papi akhirnya membuka suara kepadanya,
"Kalau sedang sibuk enggak apa apa papi, Nachia naik taksi aja biar dipesankan mami"
"Papi nggak sibuk"
"Tapi nanti mami dirumah sendiri"
Chika menyahut, "nggak apa apa sayang, kan cuman sebentar. Mami akan khawatir kalau kamu berangkat sendiri jadi biar papi antar aja ya"
Sedang malas berdebat, Nachia pun hanya mengangguk mengiyakan. Kini ia mulai berangkat bersama dengan papinya.
Di sepanjang perjalanan dari rumah menuju rumah Aya, mobil zean terasa hening karena ia maupun Nachia sama sama tidak ada yang mau memulai pembicaraan bahkan sampai akhirnya tiba pada tujuan mereka masih tetap diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temu Yang Ditunggu (END)
ChickLitKamu bisa pergi kemanapun kamu mau, tetapi pada akhirnya cinta tau dimana rumahnya maka dari itu ia tau kapan dan kemana ia harus pulang - Zee & Chika . . . . . . . . . .