TYD - enampuluh satu

2.8K 475 18
                                    

✨🤍✨
.
.
.
.
.






Chika terduduk bersandar dikepala ranjang, disampingnya ada Zean yang sedang fokus menonton pertandingan bola di handphonenya.

"Mas"

"Iya sayang" Jawab Zean, tetapi dengan mata  yang tak beralih dari benda pipih ditangannya,

"Boleh tolong berhenti dulu nontonnya? aku mau bicara"

"Bentar ya, sepuluh menit lagi selesai, nggak apa apa kan?"

Chika mengangguk, sambil menunggu Zean, dirinya terlihat sedang memikirkan sesuatu hal. Sesuatu yang ingin ia bicarakan pada suaminya, ia bingung kenapa tiba tiba pikiran ini terlintas di otaknya ya? Sampai tak terasa, sepuluh menit telah berlalu, Zean menepati ucapannya, ia matikan ponselnya lalu beralih menghadap Chika yang masih asyik melamun.

"Sudah sayang, mau bicara apa?"

"Hmm" Chika nampak ragu,

"Kenapa? Ada sesuatu?"

Chika mengangguk, "Aku kepikiran Trisha terus mas"

Zean terheran, "Trisha?"

"Iya, nggak tau kenapa dari pertama kali aku lihat dia di panti beberapa waktu lalu, dia tuh berhasil menarik perhatian aku. Ditambah setelah dia cerita tentang dirinya dan masalalunya, aku kayak nggak bisa berhenti kepikiran tentang anak itu mas. Dia tuh manis banget, lembut juga, bener bener kayak anak yang baik banget"

"Tunggu tunggu, ini sebenernya arah bicara kamu mau kemana? Jujur aja mas belum bisa paham"

Huh! Chika mulai menarik nafas panjang sebelum akhirnya berkata,

"Kalau aku punya keinginan buat ngadopsi Trisha jadi anak angkat kita, menurut mas gimana?"

Tentu saja Zean sangat terkejut mendengar ucapan Chika, kenapa tiba tiba wanita itu ingin mengadopsi anak?

"Sayang? Kamu serius?"

Chika mengangguk mantap, "Aku serius mas, aku udah beberapa kali pikirin hal ini, dan makin hari hati aku makin mantep buat ngadopsi Trisha"

"Tapi Chik, ngadopsi anak tuh nggak semudah itu sayang. Selain surat suratnya yang cukup banyak dan ribet, kitanya juga harus siap mental dan segala macem untuk bertanggungjawab pada anak itu. Kita juga nggak bakal bisa main kembalikan dia seenaknya aja kalau misal ada sesuatu. Dan bukan hanya kita, seluruh keluarga juga harus tau dan setuju agar anak itu nantin bisa diterima dengan baik nantinya. Belum lagi Nachia? Gimana dia? Persoalan tentang adik yang ada di perut kamu sekarang aja belum selesai"

"Jadi, mas nggak setuju ya?" Ucap Chika lirih, terdengar nada sedih disana

Zean membuang nafas kasar, ia tidak mau salah bicara dihadapan Chika saat ini, apalagi jika sampai membuat wanita itu menangis, mengingat Chika sekarang menjadi lebih sensitif karena hormon kehamilannya.

"Bukan nggak setuju sayang, mas hanya mengingatkan kalau membuat keputusan untuk mengadopsi seorang anak itu tidak mudah, harus dipikirkan juga resiko resiko kedepannya"

"Jadi intinya mas setuju atau tidak?" Tanya Chika,

"Gini deh, sebelum mas jawab, mas mau tanya dulu sama kamu. Kamu siap jadi mami dari dua orang anak sekaligus? bahkan sebentar lagi jadi tiga. Siap menyiapkan semua keperluan mereka tanpa membedakan satu sama lain?"

"Aku siap mas, aku udah pikirin semuanya dan aku bakal terima apapun resikonya"

"Nggak hanya soal keperluan Chika, kamu siap membagi kasih sayang dan cinta kamu secara adil untuk keduanya? Mas nggak mau salah satu diantara mereka nantinya jadi merasa kurang kasih sayang atau saling iri atau apapun itu. Selama ini kamu hanya fokus menyayangi dan merawat Nachia, siap jika harus membagi semuanya untuk Trisha? Kalaupun kamu siap, belum tentu Nachianya siap"

Temu Yang Ditunggu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang